Dari Pionir hingga Inovator, Bagaimana Perempuan Membentuk Sejarah Jaeger-LeCoultre, Jam Tangan Para Konglo

Hilda IrachDiterbitkan 18 September 2025, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Hampir dua abad perjalanan horologi dirayakan Jaeger-LeCoultre lewat pameran The Dream Shaper (10–26 September 2025) di Zhangyuan, Shanghai. Namun, lebih dari sekadar pameran arsip dan karya ikonik, ajang ini membuka percakapan penting, bagaimana perempuan bukan hanya menjadi pengguna, melainkan juga pionir dan inspirasi utama dalam evolusi jam tangan.

Sejak berdirinya Manufacture pada 1833, Jaeger-LeCoultre sudah mulai mengembangkan jam tangan khusus perempuan. Fakta menarik yang kerap terlupakan: perempuan adalah gender pertama yang mengenakan jam tangan di pergelangan tangan, jauh sebelum tren ini diadopsi pria.

Bagi kalangan aristokrat kala itu, jam tangan bukan sekadar penunjuk waktu, melainkan simbol status, gaya hidup, dan ekspresi pribadi. Perempuanlah yang mendorong transisi penting dari jam saku ke jam pergelangan, sebuah langkah yang akhirnya mengubah arah sejarah horologi.

 
What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Perubahan Budaya & Desain, Dari Anggun hingga Emansipatif

Jaeger-LeCoultre, pameran The Dream Shaper. [Dok/ Jaeger-LeCoultre].

Sejarah jam tangan perempuan berjalan seiring dengan perubahan peran sosial mereka. Dari sekadar aksesori elegan di abad ke-19, jam tangan perlahan menjadi alat fungsional dan kemudian pernyataan identitas.

Perubahan mode dan gelombang emansipasi di abad ke-20 memicu inovasi desain yang signifikan: ukuran jam yang lebih ringkas, detail artistik nan halus, hingga hadirnya komplikasi mekanis yang dulunya jarang dipakai untuk jam perempuan. Feminitas ditafsirkan ulang, bukan hanya dalam estetika, tetapi juga dalam teknis dan inovasi.

3 dari 4 halaman

The Dream Shaper, Sebuah Refleksi Perjalanan Feminitas

Jaeger-LeCoultre, pameran The Dream Shaper. [Dok/ Jaeger-LeCoultre].

Pameran The Dream Shaper menghadirkan lebih dari 70 jam tangan arsip dan edisi terbatas. Dari Rendez-Vous Shooting Star yang memesona, Reverso Secret Necklace yang menyatukan perhiasan dan horologi, hingga debut global Reverso Tribute Enamel Xu Beihong & “Horse” yang merayakan warisan budaya.

Melalui kurasi ini, Jaeger-LeCoultre menekankan bahwa jam tangan perempuan selalu lebih dari sekadar benda mewah. Ia adalah medium untuk mengartikulasikan feminitas yang anggun, siklus yang abadi, serta daya evolusi yang tak pernah berhenti.

Suasana pembukaan The Dream Shaper terasa begitu meriah dan elegan. Jaeger-LeCoultre menghadirkan pesta privat yang dihadiri jajaran bintang internasional. Global Ambassador Zhang Ziyi tampil anggun, ditemani aktor Jackson Yee dan Kim Woo-bin, serta Friend of the Maison Wang Shun. Sejumlah artis ternama lain seperti Kelly Chen, Patty Hou, Li Qin, hingga Huang Xiangli juga ikut memeriahkan malam yang penuh sorotan kamera.

Kehadiran para selebritas ini tak hanya menjadi daya tarik hiburan, tetapi juga mencerminkan hubungan erat antara horologi, seni, dan dunia gaya hidup. Atmosfernya menyatukan kemewahan, prestise, dan narasi feminitas yang ingin disampaikan lewat pameran.

4 dari 4 halaman

Seni, Feminitas, dan Inovasi

Jaeger-LeCoultre, pameran The Dream Shaper. [Dok/ Jaeger-LeCoultre].

Bagian lain yang tak kalah penting dari pameran adalah kolaborasi Made of Makers™. Tahun ini, Jaeger-LeCoultre menggandeng Jackie Wang, sutradara animasi asal Tiongkok, dengan karya Drawn in Time.

Menggunakan phenakistiscope, alat awal pembuat gambar bergerak, Jackie menghadirkan animasi puitis yang menggambarkan feminitas sebagai kekuatan abadi: burung yang terbang, bulan, matahari, hingga bunga yang bermekaran. Seluruh visual ini dipadukan dengan tekstur horologi seperti kilau mother-of-pearl dan pola guilloché, menciptakan jembatan antara tradisi dan imajinasi digital.

Kolaborasi ini menegaskan bahwa seni dan horologi sama-sama berbicara tentang presisi, kreativitas, dan keberanian mendefinisikan ulang batasan.

Lewat The Dream Shaper, Jaeger-LeCoultre menunjukkan bagaimana peran perempuan terus membentuk arah horologi modern. Di dunia yang semakin inklusif, jam tangan perempuan kini mencerminkan kebebasan berekspresi, keberagaman peran, dan integrasi teknologi.

Seperti di masa lalu, feminitas tidak berhenti pada estetika, melainkan menjadi kekuatan inovasi. Dari pionir di abad ke-19 hingga inspirator abad ke-21, perempuan tetap memegang peranan kunci dalam perjalanan La Grande Maison—dan mungkin, dalam membentuk mimpi horologi masa depan.

 

 

Jaeger-LeCoultre, pameran The Dream Shaper. [Dok/ Jaeger-LeCoultre].