Matthieu Blazy Redefinisikan Sosok “Chanel Woman” Lewat Debut Visioner di Paris Fashion Week SS26

Hilda IrachDiterbitkan 08 Oktober 2025, 08:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Di bawah langit bertabur planet dan atmosfer futuristik, Chanel menandai babak baru dalam sejarahnya. Bukan sekadar peragaan busana, debut koleksi Spring/Summer 2026 Matthieu Blazy terasa seperti percakapan lintas waktu antara sang direktur artistik baru dengan pendiri rumah mode legendaris, Gabrielle “Coco” Chanel. Dan tema besar yang menjadi benang merahnya: kebebasan perempuan: dikenakan, diperjuangkan, dan diwariskan.

“Chanel adalah tentang cinta. Dan cinta itulah yang melahirkan modernitas dalam mode,” ujar Blazy dalam pernyataan resminya. Kalimat itu menjadi kunci untuk memahami arah baru Chanel di bawah kepemimpinannya.

 
2 dari 4 halaman

Kekuatan Feminin yang Aktif dan Bebas

Bukan sekadar peragaan busana, debut koleksi Spring/Summer 2026 Matthieu Blazy terasa seperti percakapan lintas waktu antara sang direktur artistik baru dengan pendiri rumah mode legendaris, Gabrielle “Coco” Chanel. [Dok/CHANEL].

Koleksi dibuka dengan interpretasi baru terhadap busana maskulin, kemeja dan celana bergaya tailoring yang diambil dari lemari pria, namun diberi sentuhan sensual dan lembut khas Chanel. Di sinilah Blazy memaknai “paradoks kekuatan”: perpaduan antara struktur dan kelembutan, antara maskulin dan feminin.

Setiap potongan terasa hidup dan bergerak bersama tubuh, bukan sekadar menempel di atasnya. Jas dengan potongan kasar tanpa jahitan rapi, celana tailored dengan siluet tegas, serta tweed khas Chanel yang terasa lebih ringan dan dinamis, semuanya berbicara tentang perempuan modern yang aktif, tangguh, namun tetap elegan.

3 dari 4 halaman

Keanggunan yang Tak Lekang oleh Waktu

Bukan sekadar peragaan busana, debut koleksi Spring/Summer 2026 Matthieu Blazy terasa seperti percakapan lintas waktu antara sang direktur artistik baru dengan pendiri rumah mode legendaris, Gabrielle “Coco” Chanel. [Dok/CHANEL].

Dalam babak kedua yang disebut Le Jour, Blazy merayakan sisi keseharian Chanel. Ia mengajak publik melihat ikon-ikon lama rumah mode ini dalam bentuk yang lebih “hidup”. Tas legendaris 2.55 tampil dalam versi “crashed and cherished”, seolah telah lama digunakan, dengan lipatan dan kilau lusuh yang justru menambah daya tariknya. Bunga camellia, simbol klasik Chanel, kini tampil kusut dan teranyam dalam busana rajut, menghadirkan kesan natural dan effortless chic.

Estetika Art Deco yang menjadi DNA rumah mode ini hadir dalam garis-garis bersih bernuansa hitam-putih, diwujudkan lewat rajutan sutra cair dan motif floral yang tampak seperti lukisan tangan yang bergerak di atas tubuh. Semua terasa tak kaku—anggun, namun bebas dari kekakuan mode tradisional.

4 dari 4 halaman

Menuju Masa Depan Chanel yang Tanpa Batas

Bukan sekadar peragaan busana, debut koleksi Spring/Summer 2026 Matthieu Blazy terasa seperti percakapan lintas waktu antara sang direktur artistik baru dengan pendiri rumah mode legendaris, Gabrielle “Coco” Chanel. [Dok/CHANEL].

Lewat debutnya ini, Matthieu Blazy tidak hanya mendandani perempuan Chanel, ia menafsirkan ulang makna menjadi “Chanel Woman” di era baru. Bukan hanya satu sosok ideal, melainkan kumpulan perempuan dengan karakter berbeda, yang semuanya menemukan kebebasan dalam dirinya masing-masing.

Blazy seakan berdialog langsung dengan arwah Gabrielle Chanel: tentang cinta, kerja keras, dan kebebasan. Ia menghadirkan Chanel bukan sebagai nostalgia masa lalu, tapi sebuah semesta baru, tempat di mana tradisi dan inovasi berjalan berdampingan, dan keanggunan bukan lagi batasan, melainkan bentuk kebebasan tertinggi.