Mengapa Bayi Menangis saat Tidur? Ini Penyebab dan Cara Menenangkannya dengan Lembut

Endah WijayantiDiterbitkan 06 November 2025, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Setelah seharian penuh aktivitas, akhirnya Moms bisa beristirahat sejenak di sofa atau berbaring di tempat tidur. Lalu, tiba-tiba terdengar suara tangisan kecil dari kamar bayi. Saat diperiksa, ternyata si kecil masih tertidur. Si kecil ternyata sedang menangis dalam tidurnya.

Situasi ini sering membuat orangtua merasa bingung sekaligus khawatir. Bagaimana mungkin bayi bisa menangis sambil tidur? Terlebih jika tangisannya terdengar begitu kencang. Tenang, Moms. Kondisi ini cukup umum terjadi dan biasanya tidak menandakan sesuatu yang serius. Untuk memahaminya lebih baik, mari pelajari penyebab dan cara menanganinya dengan penuh kelembutan.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Mengapa Bayi Menangis saat Tidur?

Mengapa Bayi Menangis saat Tidur?/Copyright depositphotos.com/prathancorruangsak

Setiap bayi memiliki cara unik untuk beradaptasi dengan dunia sekitarnya, termasuk saat ia tidur. Jika si kecil menangis dalam tidur, bukan berarti ia sedang kesakitan atau ketakutan. Melansir laman thewonderweeks.com, ada berbagai faktor yang bisa menjadi penyebabnya.

1. Tumbuh Gigi

Masa tumbuh gigi sering membuat bayi merasa tidak nyaman, terutama di malam hari. Gusi yang nyeri atau terasa gatal dapat membuatnya merengek atau menangis dalam tidur meski matanya masih tertutup. Jika hal ini terjadi, kemungkinan besar ia sedang mengalami nyeri ringan pada gusi.

2. Sedang Kurang Sehat

Ketika bayi pilek ringan atau mengalami gangguan pencernaan, tubuhnya bisa terasa tidak nyaman. Dalam tidur, ia dapat menangis karena tubuhnya sedang beradaptasi terhadap rasa tidak enak tersebut. Tangisan semacam ini adalah cara alami bayi mengekspresikan kondisi tubuhnya.

3. Lompatan Perkembangan

Pada usia sekitar 4, 6, atau 9 bulan, bayi sering mengalami “lompatan perkembangan” atau developmental leap. Saat itu, otak bayi belajar banyak hal baru seperti mengenali suara, menggenggam benda, atau mencoba duduk. Semua proses ini dapat membuat tidurnya lebih gelisah. Tidak heran bila Moms mendapati bayi menangis dalam tidur selama fase ini.

4. Peralihan Siklus Tidur

Tidur bayi terbagi dalam beberapa fase, yaitu tidur ringan, tidur dalam, dan tidur aktif atau REM. Saat berpindah antar fase, bayi bisa saja merengek atau menangis sebentar. Jika Moms melihat bayi menangis dengan mata tertutup, kemungkinan besar ia hanya sedang menyesuaikan diri di antara siklus tidurnya.

5. Ketidaknyamanan Fisik

Popok yang basah, suhu kamar yang tidak nyaman, atau rasa lapar bisa membuat bayi gelisah. Kadang ia menangis dalam tidur tanpa benar-benar sadar. Meski terlihat mengkhawatirkan, biasanya penyebabnya hanyalah hal kecil yang dapat segera diatasi.

3 dari 4 halaman

Apakah Bayi Bisa Bermimpi Buruk?

Apakah Bayi Bisa Bermimpi Buruk?./Copyright depositphotos.com/geargodz

Membayangkan bayi mengalami mimpi buruk tentu membuat hati Moms tidak tenang. Akan tetapi, para ahli menjelaskan bahwa bayi di bawah usia tiga tahun belum memiliki kemampuan kognitif untuk membentuk mimpi buruk seperti orang dewasa.

Otak mereka masih berkembang, dan bagian yang mengatur narasi, memori, serta imajinasi belum sepenuhnya matang. Jadi, ketika bayi menangis dalam tidur, kecil kemungkinan penyebabnya adalah mimpi buruk.

4 dari 4 halaman

Apa yang Bisa Moms Lakukan?

Apa yang Bisa Moms Lakukan?./Copyright depositphotos.com/geargodz

Ketika si kecil menangis dalam tidur, belum tentu ia membutuhkan bantuan segera. Kadang, yang paling dibutuhkan justru adalah kesabaran dan kehadiran penuh kasih dari Moms. Berikut langkah-langkah lembut yang dapat dilakukan di rumah.

1. Tunggu Sebentar

Rasanya mungkin ingin segera menggendong si kecil, tetapi cobalah menunggu sekitar 30 detik terlebih dahulu. Banyak bayi yang menangis sebentar lalu kembali tertidur dengan sendirinya. Menunggu sejenak membantu bayi belajar menenangkan diri tanpa selalu bergantung pada bantuan eksternal.

2. Amati Tanda-Tandanya

Tidak semua tangisan berarti si kecil butuh pertolongan segera. Perhatikan gerak tubuhnya, apakah matanya terbuka, atau apakah ia tampak tidak nyaman. Jika matanya tetap tertutup, besar kemungkinan ia masih dalam keadaan tidur dan tidak memerlukan intervensi langsung.

3. Pertahankan Rutinitas Tidur yang Menenangkan

Bayi merasa lebih aman saat rutinitasnya konsisten. Ciptakan suasana tidur yang tenang dan menenangkan, seperti mandi air hangat, pijatan lembut, atau mendengarkan lagu nina bobo. Rutinitas yang stabil membantu bayi lebih mudah tertidur dan mengurangi kemungkinan terbangun atau menangis di malam hari.

4. Periksa Faktor Fisik

Jika tangisan bayi terdengar lebih keras atau tidak kunjung berhenti, periksa kemungkinan penyebab fisik seperti popok yang penuh, suhu kamar yang terlalu dingin, atau rasa lapar. Kadang langkah sederhana seperti mengganti popok atau memberikan ASI sudah cukup untuk membuatnya tenang.

5. Berikan Sentuhan dan Kehangatan

Terkadang, bayi hanya membutuhkan rasa aman dari kehadiran Moms. Sentuhan lembut di dada, usapan di kepala, atau suara menenangkan dapat membantu menenangkan tangisannya. Tidak ada yang salah dengan menenangkan bayi, karena melalui pelukan dan perhatian penuh kasih, bayi belajar merasa aman dan terlindungi.

Melihat bayi menangis dalam tidur memang bisa membuat hati cemas. Namun, percayalah, Moms, kondisi ini merupakan bagian alami dari proses tumbuh kembangnya. Bayi sedang belajar beradaptasi, mengenali tubuhnya, dan membangun ritme tidurnya sendiri.

Yang paling dibutuhkan bayi adalah kehadiran dan kasih sayang tanpa syarat dari Moms. Dengan kesabaran, rutinitas yang lembut, serta suasana tidur yang nyaman, fase ini akan berlalu dengan sendirinya.

Kelak, semua ini akan menjadi kenangan indah tentang betapa hangatnya perjalanan menjadi seorang ibu.