Trik Jitu Menaklukkan Si Kecil yang Pilih-Pilih Makanan

Nazwa Putri KurniawanDiterbitkan 06 Desember 2025, 09:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyak orangtua menghadapi tantangan serupa setiap kali waktu makan tiba. Si kecil kerap menolak sayur, hanya ingin makanan tertentu, atau bahkan menutup mulut rapat ketika disuapi. Perilaku pilih-pilih makanan atau picky eating merupakan hal yang umum pada anak-anak, terutama di masa pertumbuhan saat mereka mulai mengeksplorasi berbagai rasa dan tekstur. Meski tampak sederhana, kebiasaan ini dapat memengaruhi asupan gizi serta perkembangan anak jika tidak ditangani dengan benar. Karena itu, memahami penyebab di balik perilaku ini menjadi langkah penting untuk menemukan solusi yang tepat.

Ada berbagai alasan mengapa anak cenderung menjadi pemilih dalam urusan makanan, mulai dari rasa, bentuk makanan, hingga suasana di meja makan. Berdasarkan sumber dari healthline.com, terkadang mereka meniru kebiasaan orang sekitar atau ingin menunjukkan kendali terhadap pilihannya sendiri. Sayangnya, sebagian orangtua justru merespons dengan cara yang kurang tepat, seperti memaksa atau mengancam agar anak mau makan. Sikap ini justru dapat memperburuk keadaan dan membuat anak semakin menolak. Kunci mengatasinya bukanlah paksaan, melainkan kesabaran dan kreativitas dalam mengenalkan makanan dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan.

Langkah praktis untuk membantu orangtua menghadapi anak picky eater. Dari menciptakan suasana makan yang menyenangkan, melibatkan anak dalam memilih dan menyiapkan makanan, hingga menyajikan bahan bergizi dengan tampilan yang menggugah selera. Dengan pendekatan yang lembut dan konsisten, orangtua dapat menumbuhkan kebiasaan makan sehat pada anak serta memastikan kebutuhan nutrisinya tercukupi tanpa perlu drama di meja makan.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Ciptakan suasana makan yang menyenangkan

Hindari tekanan atau paksaan saat makan. Biarkan waktu makan menjadi momen yang santai agar anak merasa nyaman mencoba makanan baru. (Foto: Oleksandr Pid valensi/Pixabay)

Membangun suasana makan yang menyenangkan menjadi kunci penting dalam membantu anak mengatasi kebiasaan pilih-pilih makanan. Sering kali, anak menolak makan bukan karena rasa makanan yang tidak disukai, melainkan karena suasana di meja makan terasa menekan atau tidak nyaman. Ketika orangtua memaksa anak untuk menghabiskan makanan, hal itu justru bisa menimbulkan rasa cemas dan membuat anak semakin enggan makan. Sebaliknya, jadikan waktu makan sebagai momen yang hangat dan rileks tanpa tekanan. Biarkan anak menikmati makan dengan tempo mereka sendiri sambil diajak berbicara ringan seputar hal-hal yang menyenangkan. Dengan cara ini, anak akan mengasosiasikan waktu makan dengan perasaan positif dan rasa aman.

Tak kalah penting, orangtua juga perlu menciptakan atmosfer yang positif dan penuh dukungan di meja makan. Sajikan makanan dengan tampilan menarik, misalnya mengombinasikan warna sayuran yang cerah atau membentuk nasi menjadi karakter lucu yang disukai anak. Libatkan mereka dalam proses sederhana seperti menata meja atau memilih menu, agar tumbuh rasa memiliki terhadap makanan yang disajikan. Hindari komentar negatif ketika anak menolak makanan tertentu, dan berikan apresiasi setiap kali mereka mau mencoba hal baru. Pendekatan yang sabar dan suasana makan yang ceria, anak akan lebih mudah terbuka terhadap berbagai jenis makanan dan perlahan membangun kebiasaan makan sehat tanpa perlu paksaan.

3 dari 5 halaman

Berikan contoh positif

Anak cenderung meniru orangtua. Tunjukkan antusiasme saat mencoba berbagai jenis makanan agar si kecil terdorong melakukan hal yang sama. (Foto: tirachardz/Freepik)

Menjadi contoh positif adalah langkah efektif untuk menanamkan kebiasaan makan sehat pada anak. Anak-anak belajar banyak melalui pengamatan, terutama dari perilaku orangtua mereka. Saat orangtua menunjukkan antusiasme dan keberanian mencoba berbagai jenis makanan, anak akan terdorong untuk meniru hal yang sama. Sebaliknya, jika orangtua tampak enggan atau sering mengeluh tentang makanan tertentu, anak bisa meniru sikap tersebut dan menolak mencobanya. Karena itu, penting bagi orangtua untuk menunjukkan sikap terbuka terhadap aneka rasa, warna, dan bentuk makanan. Dengan memberikan contoh bahwa makan adalah aktivitas yang menyenangkan, anak akan merasa lebih rileks dan termotivasi untuk mengenal berbagai jenis makanan tanpa rasa terpaksa.

Makan bersama keluarga juga menjadi cara ampuh untuk menumbuhkan kebiasaan positif ini. Ketika seluruh anggota keluarga menikmati makanan di meja yang sama dengan suasana hangat dan penuh canda, anak belajar bahwa waktu makan bukan sekadar untuk mengenyangkan perut, tetapi juga untuk mempererat kebersamaan. Ajak anak berbincang ringan seputar makanan, seperti rasa, warna, atau bahan yang digunakan, agar tumbuh rasa ingin tahu dan apresiasi terhadap makanan. Lewat interaksi sederhana namun bermakna ini, anak akan membangun hubungan yang lebih baik dengan makanan. Dengan teladan yang konsisten dari orangtua, kebiasaan makan sehat pun dapat terbentuk secara alami dan bertahan hingga dewasa.

4 dari 5 halaman

Kenalkan makanan baru secara bertahap

Jangan memaksa anak langsung menyukai makanan tertentu. Sajikan dalam porsi kecil dan kombinasikan dengan makanan favoritnya agar lebih mudah diterima. (Foto: pikisuperstar/Freepik)

Mengajarkan anak untuk menyukai makanan baru memerlukan kesabaran dan pendekatan bertahap. Tidak jarang orangtua berharap anak langsung mau mencoba atau menyukai makanan yang belum pernah dicoba sebelumnya, padahal anak butuh waktu untuk beradaptasi dengan rasa, aroma, dan tekstur yang baru. Memaksa anak justru sering menimbulkan penolakan dan membuat mereka semakin enggan makan. Cara yang lebih efektif adalah memperkenalkan makanan baru secara perlahan, misalnya dengan menambahkan potongan kecil sayur ke dalam nasi goreng favorit atau menyisipkan buah ke dalam yogurt kesukaan mereka. Dengan pendekatan bertahap seperti ini, anak dapat mengenal rasa baru tanpa merasa terpaksa atau tertekan.

Selain itu, penting bagi orangtua untuk menciptakan pengalaman positif setiap kali memperkenalkan makanan baru. Biarkan anak mencoba sesuai keinginan mereka, meski hanya satu gigitan, dan berikan pujian saat mereka mau mencicipi, walaupun belum tentu menyukainya. Ulangi pengenalan makanan tersebut secara konsisten, karena dibutuhkan beberapa kali percobaan hingga anak benar-benar terbiasa dengan rasa baru. Hindari komentar negatif atau ekspresi kecewa ketika anak menolak, karena hal ini bisa membuat mereka semakin enggan mencoba di kesempatan berikutnya. Dengan kesabaran, konsistensi, dan suasana yang menyenangkan, anak akan belajar bahwa mencoba makanan baru adalah pengalaman aman, menarik, dan menyenangkan.

5 dari 5 halaman

Kreasikan tampilan makanan

Gunakan warna, bentuk, atau penyajian yang menarik. Misalnya, membuat nasi berbentuk karakter lucu atau memotong buah dalam bentuk bintang. (Foto: dlohner/Pixabay)

Menyulap tampilan makanan menjadi menarik bisa menjadi cara ampuh untuk menarik perhatian anak yang pilih-pilih makanan. Anak-anak biasanya lebih tertarik pada hidangan yang berwarna-warni, lucu, atau berbentuk unik. Dengan sedikit kreativitas, sayur, buah, dan lauk bergizi bisa diubah menjadi hidangan yang menyenangkan di mata mereka. Misalnya, wortel dan mentimun dipotong menjadi bentuk bintang atau hati, nasi dibentuk seperti karakter favorit, atau salad buah disusun dengan kombinasi warna ceria. Tampilan makanan yang menarik tidak hanya membuat anak lebih semangat makan, tetapi juga membantu mereka terbiasa mengenal beragam makanan sehat sejak dini.

Selain bentuk, cara penyajian juga berperan penting dalam membangun kebiasaan makan yang positif. Mengajak anak menata piring atau memilih susunan makanan memberi mereka rasa kepemilikan dan membuat mereka lebih tertarik untuk mencoba. Perhatikan pula kombinasi warna agar piring terlihat menggugah selera. Hindari memaksa anak untuk makan, fokuslah pada pengalaman menyenangkan saat melihat, menyentuh, dan mencoba makanan. Pendekatan yang kreatif dan penuh kesenangan ini, anak akan lebih terbuka menerima makanan baru, memperluas selera, dan membangun hubungan positif dengan makanan bergizi tanpa merasa tertekan.