Fimela.com, Jakarta Setiap kali kita lewat di tengah kota, hampir selalu ada gedung baru yang sedang dibangun. Di satu sisi kita tahu bahwa pembangunan terus berjalan. Tapi di sisi lain, mungkin tanpa sadar kita juga menghirup udara yang penuh debu semen, atau melihat limbah proyek yang menumpuk di pinggir jalan. Pembangunan memang penting, tapi kalau terus-menerus tanpa solusi hijau, dampaknya bisa jadi beban besar bagi lingkungan.
Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, muncul berbagai inovasi hijau di dunia konstruksi. Salah satunya datang dari pemanfaatan microalgae, organisme kecil yang selama ini dikenal sebagai bahan bioteknologi dan sumber energi terbarukan. Kini, para peneliti menemukan bahwa microalgae memiliki potensi luar biasa sebagai bahan campuran untuk material bangunan dengan lebih kuat, lebih efisien, dan tentu saja, lebih ramah lingkungan.
Microalgae berfungsi sebagai agen alami yang dapat meningkatkan kekokohan beton sekaligus menyerap karbondioksida selama proses produksinya. Artinya, selain menghasilkan material yang lebih tahan lama, penggunaan microalgae juga membantu menekan emisi gas rumah kaca yang biasanya dihasilkan dari industri konstruksi. Inovasi ini menjadi titik terang bagi masa depan pembangunan yang lebih berkelanjutan.
What's On Fimela
powered by
Teknologi microalgae, terobosan hijau di dunia konstruksi
Salah satu contoh penerapan nyata teknologi ini dapat ditemukan pada proyek Photobioreactor Microalgae (MPTree) yang dikembangkan di pabrik Semen Merah Putih Jatiasih. Melalui riset intensif, teknologi ini memanfaatkan microalgae untuk mengolah limbah industri menjadi energi baru, sekaligus menghasilkan oksigen dan bahan bioaktif yang bisa dimanfaatkan kembali. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi polusi, tetapi juga menciptakan sistem produksi yang sirkular dan efisien.
Langkah seperti ini menunjukkan bahwa masa depan bahan bangunan tidak lagi hanya bergantung pada kekuatan fisik, melainkan juga kemampuan beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan. Semen Merah Putih menjadi salah satu pelopor industri yang melihat potensi besar dari microalgae sebagai bagian dari inovasi berkelanjutan. Melalui riset dan teknologi hijau, perusahaan ini ingin membuktikan bahwa sektor konstruksi bisa tumbuh tanpa harus mengorbankan alam.
Namun, inovasi hijau seperti microalgae tidak akan berdampak besar tanpa kolaborasi lintas sektor. Untuk itu, Semen Merah Putih melibatkan akademisi, tenaga ahli, hingga komunitas lingkungan dalam pengembangan teknologi berkelanjutan. Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat riset, tapi juga memperluas pemahaman masyarakat tentang pentingnya bahan bangunan ramah lingkungan sebagai solusi nyata terhadap polusi industri.
Pemberdayaan dan edukasi sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan
Selain mengembangkan teknologi, Semen Merah Putih juga fokus pada edukasi dan pemberdayaan tenaga kerja agar siap menghadapi era konstruksi hijau. Melalui berbagai pelatihan dan program seperti Mandor Pintar Institute, perusahaan ini membantu para pekerja lapangan memahami prinsip pembangunan berkelanjutan mulai dari pengendalian mutu material hingga penerapan keselamatan kerja yang ramah lingkungan.
Pendekatan edukatif juga dihadirkan lewat podcast “Ruang Ratih”, yang mengupas isu seputar hunian, inovasi material, hingga tren konstruksi berwawasan lingkungan. Dengan format diskusi ringan, platform ini membantu masyarakat memahami bahwa pembangunan hijau bukan hanya untuk industri besar, tetapi juga bagian dari gaya hidup modern yang peduli lingkungan.
Dengan memadukan teknologi microalgae, inovasi industri, dan kesadaran lingkungan, masa depan konstruksi Indonesia tampak semakin cerah. Inovasi ini membuktikan bahwa kemajuan dan keberlanjutan bisa berjalan berdampingan. Karena di balik bangunan yang kokoh, ada harapan untuk bumi yang lebih bersih dan langkah kecil seperti microalgae bisa menjadi awal perubahan besar bagi dunia konstruksi.
Penulis: Alyaa Hasna Hunafa