Ini Alasan Mengapa Bayi Kerap Refleks Membuang Makanan Saat Makan Sendiri

Adinda Tri WardhaniDiterbitkan 27 November 2025, 20:02 WIB

ringkasan

  • Bayi melempar makanan adalah bagian normal dari perkembangan mereka, didorong oleh eksplorasi sebab-akibat, sensorik, dan upaya komunikasi kebutuhan.
  • Orang tua dapat mengatasi perilaku ini dengan tetap tenang, menyajikan porsi kecil, mengajarkan komunikasi alternatif, dan memberikan konsekuensi jika perilaku berlanjut.
  • Memastikan kenyamanan posisi duduk, membatasi waktu makan, mengalihkan perilaku melempar, serta menjadi teladan makan yang baik efektif mengurangi kebiasaan ini.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, apakah si kecil sering menunjukkan kebiasaan melempar makanan saat waktu makan tiba? Perilaku ini mungkin membuat Anda frustrasi, namun sebenarnya adalah bagian normal dari proses perkembangan bayi dan balita.

Banyak orang tua bertanya-tanya mengapa anak-anak mereka melakukan hal ini. Memahami alasan di balik tindakan tersebut sangat penting untuk menemukan strategi penanganan yang tepat dan efektif.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa bayi melempar makanan dan memberikan panduan praktis tentang apa yang harus dilakukan untuk menciptakan suasana makan yang lebih tenang dan menyenangkan bagi seluruh keluarga.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Mengapa Bayi Suka Melempar Makanan?

Melempar makanan juga bisa menjadi bentuk komunikasi non-verbal bayi. Sebelum mereka mampu berbicara, bayi mungkin melempar makanan untuk memberi tahu bahwa mereka sudah kenyang, tidak menyukai makanan yang disajikan, atau bahkan hanya bosan. / Photo by Derek Owens on Unsplash.

Perilaku melempar makanan pada bayi dan balita bukanlah sekadar kenakalan, melainkan seringkali merupakan cara mereka berinteraksi dengan dunia sekitar. Ada beberapa alasan mendasar mengapa si kecil melakukan hal ini, yang semuanya berkaitan dengan tahap perkembangan kognitif dan sensorik mereka.

Salah satu alasan utamanya adalah eksplorasi sebab-akibat. Dr. Simone Emery dari Catchy.com menjelaskan, "Bayi adalah ilmuwan alami. Mereka menjatuhkan makanan, makanan itu jatuh. Mereka menjatuhkannya lagi, Anda bereaksi. Ini adalah eksperimen menarik dalam sebab dan akibat—dan reaksi Anda adalah bagian dari kesenangan." Sekitar usia 8 bulan, bayi mulai memahami konsep ini, dan waktu makan menjadi laboratorium pribadi mereka untuk menguji hipotesis.

Selain itu, makanan adalah pengalaman sensorik yang kaya bagi bayi. Mereka belajar tentang berbagai tekstur dan suhu dengan meremas, mengoles, dan bahkan melempar. Dr. Emery juga menambahkan, "Makanan bukan hanya makanan; itu adalah pengalaman sensorik. Meremas, mengoles, dan ya, melempar, adalah semua cara bayi belajar tentang tekstur yang berbeda." Ini adalah cara mereka untuk mengenal dunia melalui indra peraba.

Melempar makanan juga bisa menjadi bentuk komunikasi non-verbal. Sebelum mereka mampu berbicara, bayi mungkin melempar makanan untuk memberi tahu bahwa mereka sudah kenyang, tidak menyukai makanan yang disajikan, atau bahkan hanya bosan. Huckleberry.com mencatat bahwa terkadang bayi mencari perhatian, dan melempar makanan adalah cara efektif untuk mendapatkannya, baik perhatian positif maupun negatif. Porsi makanan yang terlalu besar atau rasa bosan juga bisa menjadi pemicu perilaku ini, karena bayi merasa kewalahan atau tidak tertarik lagi pada makanan.

3 dari 4 halaman

Strategi Efektif Mengatasi Kebiasaan Melempar Makanan

Sahabat Fimela, menghadapi bayi yang melempar makanan memang membutuhkan kesabaran dan strategi yang tepat. Kunci utamanya adalah menghindari reaksi berlebihan, karena hal tersebut justru bisa memperkuat perilaku yang tidak diinginkan.

Pertama, usahakan untuk tetap tenang dan tidak memberikan reaksi yang dramatis. Huckleberry.com menyarankan, "Bayi dan balita suka melihat orang tua mereka bereaksi—bahkan jika itu untuk sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan. Jadi, lakukan yang terbaik untuk tidak bereaksi dan tetap tenang." Dengan mengabaikan perilaku ini pada awalnya, Anda dapat mengurangi motivasi bayi untuk mencari perhatian melalui tindakan tersebut.

Selanjutnya, pertimbangkan untuk menyajikan makanan dalam porsi kecil. Porsi yang terlalu banyak dapat membuat bayi merasa kewalahan dan cenderung melempar. Mulailah dengan sedikit makanan di piring mereka, dan tambahkan lagi jika mereka menunjukkan tanda-tanda ingin makan lebih banyak. Ini membantu bayi merasa lebih terkontrol dan mengurangi pemborosan.

Mengajari komunikasi alternatif adalah langkah proaktif yang sangat membantu. Ajari bayi isyarat tangan atau frasa sederhana seperti "sudah selesai" untuk memberi tahu Anda bahwa mereka tidak ingin makan lagi. Whattoexpect.com menjelaskan bahwa ini memberikan mereka cara lain untuk menyampaikan pesan selain melempar makanan, sehingga mengurangi insiden pelemparan.

Jika perilaku melempar terus berlanjut setelah peringatan, penting untuk menunjukkan konsekuensi. SR Nutrition menyarankan untuk memberikan peringatan seperti, "Nak, jika kamu terus melempar makanan, Mama/Papa akan menganggap kamu tidak lapar, dan waktu makan akan berakhir." Jika mereka tetap melempar, akhiri waktu makan. Ini mengajarkan bahwa makanan tidak untuk dipermainkan dan membantu mereka memahami batasan.

4 dari 4 halaman

Tips Tambahan untuk Waktu Makan yang Lebih Menyenangkan

Selain strategi di atas, ada beberapa tips tambahan yang dapat Sahabat Fimela terapkan untuk menciptakan pengalaman makan yang lebih positif dan mengurangi insiden melempar makanan.

Pastikan posisi duduk bayi nyaman dan didukung dengan baik di kursi tinggi mereka. Posisi duduk yang tidak nyaman dapat membuat bayi gelisah dan mencari cara untuk melampiaskan ketidaknyamanan, salah satunya dengan melempar makanan. Yeah Baby Goods menekankan pentingnya dukungan tubuh yang memadai untuk mencegah ketidaknyamanan.

Batasi durasi waktu makan. Balita memiliki rentang perhatian yang pendek, sehingga waktu makan yang terlalu lama bisa menyebabkan kebosanan dan memicu perilaku melempar. Whattoexpect.com menyarankan untuk membatasi waktu makan bayi dan balita sekitar 10-15 menit, agar mereka tetap fokus dan tidak cepat bosan.

Alihkan perilaku melempar dengan cara yang positif. Di luar waktu makan, libatkan bayi dalam permainan melempar benda-benda non-makanan yang aman. Ini mengajarkan mereka apa yang boleh dilempar dan di mana tempatnya, sehingga mereka bisa menyalurkan keinginan untuk melempar tanpa melibatkan makanan.

Terakhir, jadilah teladan perilaku makan yang baik. Duduklah dan makan bersama bayi Anda, tunjukkan bagaimana makanan seharusnya dimakan dengan tenang dan rapi. SR Nutrition menyarankan untuk "Modelkan perilaku yang Anda inginkan dilakukan anak Anda saat makan." Hindari juga memaksa bayi untuk makan, karena ini dapat menciptakan ketakutan dan membuat mereka menolak makanan dengan melemparnya, seperti yang dijelaskan oleh Else Nutrition. Percayai isyarat lapar dan kenyang bayi Anda untuk membangun hubungan yang sehat dengan makanan.