Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, donor ASI merupakan tindakan mulia yang sangat krusial bagi bayi-bayi yang rentan, terutama mereka yang lahir prematur atau sedang sakit. Ketika suplai ASI dari ibu kandung tidak tersedia, ASI donor menjadi pilihan terbaik untuk memastikan nutrisi dan kekebalan tubuh mereka tetap terjaga. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan merekomendasikan ASI donor untuk bayi berat lahir rendah (BBLR) serta bayi kecil dan sakit yang tidak bisa mendapatkan ASI dari ibu mereka.
Bank ASI hadir sebagai penghubung vital antara para pendonor dan penerima, dengan misi utama untuk menjamin kualitas dan keamanan produk biologis yang sangat berharga ini. Proses ini tidak hanya melibatkan pengumpulan, tetapi juga serangkaian tahapan ketat untuk memastikan setiap tetes ASI yang diberikan benar-benar aman dan bermanfaat. Keamanan menjadi prioritas utama demi kesehatan dan tumbuh kembang optimal para penerima ASI.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami setiap peraturan dan pedoman yang berlaku dalam proses donor ASI. Pengetahuan ini akan membantu memastikan bahwa niat baik untuk membantu sesama dapat terlaksana dengan cara yang paling aman dan efektif, sehingga bayi-bayi yang membutuhkan dapat menerima manfaat maksimal tanpa risiko yang tidak diinginkan.
What's On Fimela
powered by
Pedoman Ketat dari Badan Pengatur Bank ASI
Bank ASI yang terakreditasi mematuhi serangkaian pedoman yang sangat ketat untuk menjamin keamanan dan kualitas ASI donor. Di Amerika Serikat dan Kanada, misalnya, Human Milk Banking Association of North America (HMBANA) merupakan badan akreditasi utama untuk bank ASI nirlaba. HMBANA menetapkan standar internasional yang mencakup penyaringan donor, pemrosesan, penanganan, pengujian, dan penyimpanan ASI. Bank ASI anggota HMBANA harus mematuhi praktik manufaktur yang baik saat ini (cGMPs), memastikan setiap langkah dilakukan dengan presisi.
Selain HMBANA, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat juga berperan penting dalam regulasi bank ASI. Di AS, bank ASI diperiksa sebagai produsen makanan oleh FDA dan departemen kesehatan setempat, serta harus mematuhi Undang-Undang Modernisasi Keamanan Pangan (FSMA) dan mendaftar ke FDA setiap dua tahun. Regulasi ini memastikan bahwa ASI donor diperlakukan dengan standar keamanan pangan yang tinggi, melindungi konsumen dari potensi risiko.
Di Kanada, Health Canada menyarankan masyarakat untuk berhati-hati terhadap risiko kesehatan dari ASI yang diperoleh secara informal, sementara Badan Inspeksi Makanan Kanada (CFIA) juga mengawasi bank ASI di sana. Meskipun WHO merekomendasikan ASI donor untuk bayi BBLR, perlu diketahui bahwa hingga tahun 2021, belum ada pedoman atau peraturan global yang seragam mengenai pembagian ASI, meskipun standar internasional untuk sel, jaringan, darah, dan semen sudah ada.
Proses Penyaringan Donor ASI yang Komprehensif
Penyaringan donor yang ketat adalah langkah fundamental untuk memastikan keamanan ASI donor. Calon donor haruslah wanita menyusui yang sehat dengan kelebihan ASI, tidak memiliki kondisi medis kronis atau riwayat masalah medis utama, termasuk kanker atau riwayat hepatitis setelah usia 11 tahun, serta tes tuberkulosis negatif. Surat konfirmasi kesehatan dari penyedia layanan kesehatan donor dan bayinya juga wajib diperoleh. Donor diinstruksikan untuk melaporkan setiap perubahan kesehatan, status medis, obat-obatan, dan status gaya hidup selama periode donasi.
Aspek gaya hidup juga menjadi perhatian utama dalam proses penyaringan. Donor tidak boleh menggunakan produk tembakau atau nikotin, obat-obatan terlarang termasuk mariyuana atau minyak CBD. Konsumsi alkohol harian tidak diizinkan, dan periode tunggu diperlukan setelah konsumsi alkohol. Batasan konsumsi minuman berkafein juga diterapkan, yakni kurang dari 24 ons per hari. Mengenai obat-obatan dan suplemen, penggunaannya harus disetujui sebelum donasi, dengan beberapa vitamin dosis tinggi atau produk herbal tertentu tidak dapat diterima, termasuk produk dengan fenugreek. Beberapa obat umum seperti asetaminofen dan ibuprofen, serta suntikan flu musiman, umumnya dapat diterima.
Tes darah merupakan bagian integral dari penyaringan, di mana calon donor menjalani pemeriksaan untuk Hepatitis B dan C, HIV 1 & 2, HTLV 1 & 2, dan sifilis, tanpa biaya. Tes ini diulang setiap enam bulan jika donor aktif mendonasikan. Selain itu, ada periode tunggu yang diberlakukan jika donor baru saja menerima darah atau produk darah, menjalani transplantasi organ, memiliki tindik badan atau tato baru, atau kontak intim dengan individu berisiko HIV dalam jangka waktu tertentu. Untuk vaksin hidup seperti demam kuning, ibu diminta untuk berhenti mendonasikan ASI selama 28 hari setelah vaksinasi sebagai tindakan pencegahan. Terakhir, tes narkoba dilakukan pada semua ASI donor untuk memastikan tidak ada obat-obatan terlarang yang terdeteksi sebelum didistribusikan.
Standar Pengumpulan, Penanganan, dan Pemrosesan ASI
Kebersihan adalah kunci dalam pengumpulan dan penanganan ASI donor. Donor harus sangat termotivasi untuk mempraktikkan kebersihan yang luar biasa dan melakukan metode pengumpulan serta penyimpanan ASI yang cermat. ASI tidak boleh didonasikan jika telah dipanaskan dengan cara apa pun oleh donor. Untuk penyimpanan, ASI dapat disimpan sementara di lemari es maksimal 96 jam sebelum dipindahkan ke freezer untuk penyimpanan jangka panjang, dengan batas kedaluwarsa satu tahun dari tanggal pengumpulan. Pelabelan ASI yang didonasikan juga harus mencakup identifikasi donor dan tanggal pengumpulan untuk keperluan ketertelusuran.
Di bank ASI, proses pemrosesan ASI dimulai dengan pengumpulan (pooling), di mana ASI dari beberapa donor (biasanya tiga hingga lima) digabungkan untuk memastikan kandungan nutrisi yang konsisten. Setelah itu, ASI disaring dengan filter kelas makanan sebelum dibotolkan ke dalam botol kaca atau plastik kelas makanan yang memenuhi persyaratan FDA. Botol-botol ini harus kedap udara dan anti bocor untuk menjaga kualitas ASI.
Langkah krusial berikutnya adalah pasteurisasi. Sebagian besar pedoman nasional merekomendasikan pasteurisasi ASI donor dengan metode Holder pada 62,5 °C selama 30 menit. Proses ini efektif menghilangkan bakteri dan virus berbahaya sambil tetap mempertahankan sebagian besar komponen bermanfaat ASI. Setelah pasteurisasi, ASI didinginkan dengan cepat. Setiap batch ASI yang diproses kemudian diuji secara bakteriologis oleh laboratorium terakreditasi pihak ketiga. Hanya ASI yang telah disetujui dan lulus uji yang akan didistribusikan. Fasilitas pemrosesan dan peralatannya juga harus memenuhi standar sanitasi dan keamanan yang ketat, dirancang khusus untuk bank ASI dan terbuat dari bahan kelas makanan yang mudah dibersihkan.
Jaminan Keamanan dan Risiko Pembagian ASI Informal
Untuk menjamin keamanan dan kualitas, ASI donor dilacak dari donor hingga rumah sakit penerima melalui sistem ketertelusuran (tracking and tracing). Setiap wadah ASI donor harus diberi label dengan jelas untuk identifikasi. Bank ASI juga memiliki Rencana Keamanan Pangan (FSP) tertulis untuk meminimalkan atau mencegah bahaya biologis, kimia, dan fisik. Audit tahunan, seperti yang diwajibkan oleh HMBANA untuk anggotanya, memastikan kepatuhan terhadap standar akreditasi, memberikan lapisan jaminan tambahan bagi penerima ASI.
Meskipun niatnya baik, American Academy of Pediatrics (AAP) tidak menganjurkan penggunaan ASI yang dibagikan secara informal karena risiko penyebaran penyakit yang signifikan. ASI yang tidak disaring dan tidak dipasteurisasi dapat terkontaminasi zat berbahaya seperti obat-obatan, nikotin, alkohol, atau obat-obatan terlarang. Lebih jauh, ASI dapat menularkan virus serius seperti HIV, Hepatitis B dan C, sitomegalovirus, dan virus T-limfotropik manusia (HTLV), yang berpotensi membahayakan bayi.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pembelian ASI secara online terkadang melibatkan pemalsuan, di mana susu sapi, air, atau cairan lain dicampur untuk meningkatkan volume, mengurangi kualitas nutrisi dan keamanan ASI. Selain itu, siklus pembekuan dan pencairan berulang pada ASI yang tidak ditangani dengan benar dapat mengubah integritas komponen ASI, mengurangi manfaatnya. Oleh karena itu, Sahabat Fimela, cara terbaik untuk mendapatkan ASI donor adalah melalui rujukan dokter Anda ke bank ASI terakreditasi, memastikan setiap tetes ASI yang diterima aman dan berkualitas.