Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, edukasi gizi sejak dini merupakan fondasi krusial dalam membentuk kebiasaan makan sehat. Di tengah banyaknya pilihan makanan, penting untuk mengenalkan konsep gizi seimbang kepada anak. Memasak dapat menjadi metode efektif dan menyenangkan.
Aktivitas memasak bukan sekadar mengisi waktu luang, melainkan pendekatan holistik untuk mengajarkan nutrisi. Anak-anak berinteraksi langsung dengan bahan pangan, memahami asal-usul, dan belajar manfaat gizi. Para ahli gizi mendukung pendekatan ini.
Dapur dapat menjadi 'ruang kelas' paling menyenangkan, seperti yang ditekankan ahli gizi Alenna dan Founder Smartmums, Vibie. Melibatkan anak dalam proses memasak mengenalkan gizi seimbang secara menyenangkan. Ini membangun fondasi pola makan sehat.
Dapur Edukatif: Memasak sebagai Pembelajaran Gizi Komprehensif
Melibatkan anak dalam proses memasak bukan hanya sekadar hobi, melainkan media edukasi gizi komprehensif. Saat anak berpartisipasi menyiapkan makanan, mereka berinteraksi dengan berbagai bahan pangan. Anak memahami asal-usul serta manfaat gizi yang terkandung di dalamnya.
Fun cooking tidak hanya berbicara tentang membuat makanan melainkan juga membantu anak memahami gizi dan makanan sehat. Orang tua dapat menjelaskan jenis makanan serta nutrisi yang terkandung. Ahli gizi Alenna dan Founder Smartmums Vibie juga sepakat dapur adalah 'ruang kelas' menyenangkan. Mereka menekankan pentingnya memilih karbohidrat kompleks dan protein untuk pertumbuhan anak.
Bruno Scheidt, Export Manager San Remo, mengamini pandangan ini. Ia menyatakan antusiasme anak-anak membuktikan dapur bisa menjadi ruang kelas paling menyenangkan. Anak belajar memilih bahan berkualitas dan memahami nilai gizi. Ini membangun fondasi pola makan sehat yang akan terbawa hingga dewasa.
Manfaat lain dari aktivitas memasak bagi anak meliputi:
- Peningkatan Pengetahuan Gizi: Anak belajar jenis makanan, kandungan nutrisi, dan fungsinya bagi tubuh.
- Pengembangan Keterampilan Motorik: Aktivitas mengaduk, mencampur, memotong melatih keterampilan motorik halus dan kasar.
- Meningkatkan Kreativitas: Memasak memberi kesempatan anak bereksperimen dengan bentuk, warna, dan rasa.
- Membangun Kepercayaan Diri dan Kemandirian: Anak merasa bangga saat berhasil menciptakan hidangan sendiri.
- Mempererat Ikatan Emosional: Memasak bersama menjadi momen berkualitas yang memperkuat ikatan keluarga.
- Mendorong Konsumsi Makanan Sehat: Anak yang terlibat memasak cenderung lebih mau mencoba makanan buatan mereka.
Antusiasme Chef Cilik
Semangat edukasi gizi melalui aktivitas memasak terlihat jelas dalam ajang Grand Final Weyoco Junior Chef Indonesia Season 5. Acara puncak ini diselenggarakan oleh San Remo pada Sabtu, 22 November 2025. Lima puluh chef cilik terbaik menunjukkan kreativitas mereka dalam mengolah pasta.
Kompetisi ini merupakan puncak rangkaian audisi di enam kota besar dan daring, diikuti lebih dari 600 peserta usia 10-15 tahun. Lebih dari sekadar adu keahlian, ajang ini platform edukasi kuliner. Kompetisi mengenalkan pentingnya memilih bahan berkualitas untuk mendukung gizi seimbang anak.
Kriteria penilaian mencakup aspek teknis seperti kreativitas, rasa, dan presentasi. Selain itu, kemampuan storytelling peserta menjelaskan filosofi dan pemahaman nutrisi juga dinilai. Ini menunjukkan pemahaman gizi menjadi bagian integral kompetisi. Bruno Scheidt dari San Remo kagum dengan semangat anak-anak. Ia melihat mereka tidak hanya berkompetisi, tetapi juga saling belajar dan mendukung. San Remo berkomitmen mendukung program edukatif ini. Ini sebagai kontribusi membangun generasi sehat, kreatif, dan peduli nutrisi.
Tips Praktis Melibatkan Anak dalam Proses Memasak dan Edukasi Gizi
Mengajak anak berpartisipasi dalam proses memasak dan memilih bahan makanan dapat meningkatkan minat mereka mencoba hidangan sehat. Keterlibatan ini memberikan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap makanan yang disiapkan. Anak lebih termotivasi untuk memakannya.
Saat berbelanja di supermarket atau pasar, Sahabat Fimela dapat membiarkan anak memilih sayuran menarik perhatiannya. Libatkan mereka dalam kegiatan sederhana seperti mencuci, memotong dengan alat aman, atau mengolah sayuran. Ini membuat anak tertarik mengonsumsi sayur.
Anak bisa belajar mengenal bahan makanan, mencoba rasa baru, sekaligus menghitung takaran resep. Selain melatih keterampilan hidup, kegiatan ini mengajarkan kesabaran karena menunggu proses masak selesai. Ini membangun kepercayaan diri dan kemandirian anak.
Eksperimen dapur adalah cara bagus membuat sains terasa menyenangkan dan mudah diakses anak-anak. Memasak bersama keluarga mengajarkan keterampilan hidup praktis, matematika, dan sains. Ini juga meningkatkan keterampilan motorik halus, kemampuan membaca resep, dan pemahaman nutrisi. Pilih resep sederhana dan aman seperti kue kering atau salad buah. Berikan tugas sesuai usia anak, seperti mengaduk adonan. Ini membangun kepercayaan diri dan kemandirian anak.