5 Cara Menumbuhkan Sikap Dewasa pada Anak Sejak Dini

Ayu Puji LestariDiterbitkan 18 Desember 2025, 13:15 WIB

ringkasan

  • Membangun kemandirian anak melalui tugas sesuai usia.
  • Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan melibatkan anak dalam situasi sehari-hari.
  • Melatih regulasi emosi agar anak dapat mengelola perasaan mereka.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, membentuk sikap dewasa pada anak bukanlah hal yang instan. Dibutuhkan pendekatan yang tepat agar mereka dapat belajar bertanggung jawab dan mandiri. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menumbuhkan sikap dewasa pada anak dengan cara yang menyenangkan dan efektif.

Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Namun, bagaimana cara menumbuhkan sikap dewasa pada anak? Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu anak belajar dan beradaptasi dengan baik. Mari kita simak bersama.

Berikut adalah lima cara yang dapat kamu terapkan untuk menumbuhkan sikap dewasa pada anak:

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Membangun Kemandirian dan Tanggung Jawab

Membangun kemandirian pada anak/Photo by cottonbro from Pexels

Langkah pertama adalah membangun kemandirian dan tanggung jawab anak. Memberikan tugas sesuai usia dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka. Misalnya, ajak anak untuk merapikan tempat tidur atau menaruh pakaian kotor di tempatnya. Tugas-tugas sederhana ini dapat diajarkan sejak usia 2 hingga 3 tahun.

Selain itu, biarkan anak mencoba melakukan hal-hal sederhana sendiri, seperti memakai baju atau membereskan mainan. Meskipun lebih lambat, hal ini akan membangun rasa percaya diri dan keterampilan yang penting untuk kemandirian mereka.

Libatkan anak dalam pengambilan keputusan sederhana, seperti memilih pakaian atau menu makan siang. Dengan cara ini, anak akan belajar berpikir kritis dan merasa lebih dewasa.

3 dari 6 halaman

Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. (c) primagefactory/Depositphotos

Selanjutnya, penting untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada anak. Libatkan mereka dalam situasi sehari-hari yang mungkin menimbulkan masalah ringan. Misalnya, saat mengerjakan PR atau aktivitas di rumah, biarkan anak menganalisis dan mengidentifikasi masalah yang ada.

Bantu anak untuk mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi dan ajak mereka untuk mencari solusinya. Ajukan pertanyaan terbuka yang menuntut mereka berpikir kritis, seperti, "Apa yang harus kita lakukan agar semuanya bisa muat lagi ke dalam?" Hal ini akan melatih kreativitas dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah.

4 dari 6 halaman

Melatih Regulasi Emosi

Mengatur regulasi anak. (Pexels)

Regulasi emosi juga merupakan bagian penting dalam menumbuhkan sikap dewasa. Ajarkan anak untuk mengenali berbagai macam emosi, baik pada diri mereka sendiri maupun orang lain. Gunakan buku cerita atau situasi nyata sebagai media pembelajaran.

Ajari mereka bagaimana mengelola emosi negatif, seperti marah atau sedih. Misalnya, saat anak merasa marah, ajak mereka untuk menarik napas dalam-dalam agar lebih tenang. Teknik relaksasi sederhana seperti ini dapat membantu anak dalam mengendalikan emosinya.

5 dari 6 halaman

Menumbuhkan Empati

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Ajak anak untuk berdiskusi tentang perasaan diri sendiri dan orang lain. Pilih buku atau cerita yang mengeksplorasi tema empati untuk membantu mereka memahami perspektif yang berbeda.

Menjadi teladan dalam perilaku empatik juga sangat penting. Anak cenderung meniru apa yang mereka lihat, jadi tunjukkan contoh perilaku empatik dalam kehidupan sehari-hari.

6 dari 6 halaman

Peran Orangtua secara Umum

ilustrasi ibu anak/Photo by Zun Zun from Pexels

Orang tua memiliki peran penting dalam menumbuhkan sikap dewasa pada anak. Tanamkan nilai-nilai positif seperti tanggung jawab, disiplin, dan empati sejak dini. Berikan contoh nyata dan jadilah teladan bagi anak.

Selain itu, awasi dan bimbing penggunaan teknologi anak. Buat aturan yang jelas tentang waktu layar dan jenis konten yang boleh diakses. Dukungan emosional dan lingkungan yang kondusif juga sangat penting untuk membantu anak merasa aman dan terlindungi.