Astrid Suryatenggara tentang Menjadi Ibu, Pemimpin, dan Rumah bagi Banyak Anak

Ayu Puji LestariDiterbitkan 22 Desember 2025, 13:45 WIB

Fimela.com, Jakarta - Di balik kesibukannya memimpin divisi Corporate Communication MD Entertainment Group, Astrid Suryatenggara menjalani peran yang jauh lebih besar dari sekadar jabatan profesional. Ia adalah seorang ibu dari dua anak laki-laki—berusia 23 dan 19 tahun—serta seorang single mom yang telah menyeimbangkan dunia karier dan keluarga selama lebih dari 15 tahun.

Bagi Astrid, hidup adalah soal keseimbangan yang diusahakan dengan sadar. Setiap hari dijalaninya dengan keteraturan—dari bangun tidur hingga kembali beristirahat. Bukan demi terlihat sempurna, melainkan agar ia bisa berfungsi dengan baik sebagai ibu dan pemimpin. Olahraga, menjaga pola makan, memastikan gizi tubuh terpenuhi, dan terus belajar menjadi rutinitas yang tak pernah ia tawar. “Kalau aku ingin hadir sepenuhnya untuk anak-anak dan tim di kantor, aku harus mulai dari menjaga diriku sendiri,” tuturnya.

2 dari 6 halaman

Membesarkan Kedua Anaknya tanpa Standar Ganda

Kesuksesan terbesar adalah membesarkan dua anak laki-lakinya menjadi pribadi yang berintegritas, santun, dan tahu nilai kehidupan./copyright fimela/adrian putra

Namun, definisi sukses Astrid jauh melampaui pencapaian karier. Baginya, kesuksesan terbesar adalah membesarkan dua anak laki-lakinya menjadi pribadi yang berintegritas, santun, dan tahu nilai kehidupan. Ia menerapkan prinsip tanpa standar ganda—apa yang ia minta dari anak-anaknya, juga ia terapkan pada dirinya sendiri. Dari cara menutup pintu dengan sopan hingga bertanggung jawab atas kesalahan, semuanya diajarkan lewat contoh nyata.

Prinsip ini pula yang ia bawa ke kantor. Astrid dikenal sebagai pemimpin yang tegas namun hangat. Ia tak segan meminta maaf jika melakukan kesalahan dan menuntut akuntabilitas dari timnya. Tak heran, banyak karyawan—termasuk Gen Z—memanggilnya “mommy”. Bukan karena usia, tetapi karena kehadirannya yang merangkul, mendidik, dan menguatkan.

3 dari 6 halaman

Perjalanan Menjadi Single Mom yang Tidak Mudah

Astrid Suryatenggara ceritakan perjalan single mom dan wanita karier./copyright fimela/adrian putra

Menjadi single mom bukanlah pilihan yang mudah. Di awal, bekerja adalah soal bertahan hidup—mencukupi kebutuhan anak dan memastikan masa depan mereka terjamin. Namun seiring waktu, Astrid menemukan passion-nya: membangun dan membimbing generasi muda. Dari anak-anak di rumah hingga anak-anak di kantor, ia menikmati peran sebagai mentor, tempat bertanya, dan tempat pulang.

Anak sulungnya bahkan sudah mengenal dunia kerja sejak usia 11 tahun sebagai kontestan Junior MasterChef. Sejak itu, keduanya sama-sama berkarier. Astrid menanamkan kebiasaan menyelesaikan tanggung jawab hari ini juga—agar akhir pekan bisa dinikmati bersama. Momen kebersamaan mereka sederhana: makan bersama. Dari dapur dan meja makan, Astrid mengajarkan manajemen keuangan, perencanaan, hingga strategi ekonomi—tanpa terasa seperti pelajaran.

4 dari 6 halaman

Selalu Memberi Ruang Aman untuk Anak dan Timnya

Sebagai seorang pemimpin di perusahaannya, Astrid Suryatenggara selalu berusaha memberi ruang aman untuk timnya./copyright fimela/adrian putra

Dalam hidupnya, Astrid memegang dua pilar utama: iman dan kesehatan. Ia percaya kekuatan sejati datang dari doa dan tubuh yang dijaga dengan baik. Ia juga sangat peduli pada kesehatan mental—memberi ruang aman bagi anak-anak dan timnya untuk berbicara, bercerita, dan tidak memendam beban sendirian.

Meski dikenal kuat, Astrid tak menampik lelah. Cara recharge-nya sederhana: tidur, beberes rumah, dan memberi jeda pada diri sendiri. Ia percaya, membereskan hal-hal kecil di sekitar bisa menenangkan isi kepala. Kini, menjelang usia 50, ia mulai memberi ruang untuk dirinya sendiri—belajar sedikit egois, mengenal kembali siapa Astrid di luar peran ibu dan pemimpin.

5 dari 6 halaman

Pesan Astrid untuk Kedua Anaknya

Astrid Suryatenggara mengungkap pesan cinta untuk kedua anaknya./copyright fimela/adrian putra

Kepada anak-anaknya, Astrid selalu menegaskan satu hal: setiap orang punya arena hidupnya masing-masing. Tidak perlu membandingkan, cukup fokus bertumbuh dan berjuang di jalur sendiri. Ia bangga pada ambisi mereka, namun juga ingin anak-anaknya menikmati hidup, tidak kelelahan mengejar mimpi.

“Revo Mami memang seorang yang cukup ambisius aku tahu kamu juga super ambitious dan Mami bangga banget I'm so proud of all of your achievement I love you very very much and I always got your back but I really also want you to have time for yourself .”

“For Archi, Archi, you're still 19. There's a lot of there's a lot of things in front of you. Be patient, sabar, sabar, tenang. Ada waktunya segala sesuatu ada waktunya, ada season-nya. Enggak semua orang punya arena pertandingan yang sama…. And I'm so in love with you and I'm always here for you.”

Ucapnya saat wawancara eksklusif bersama Fimela.

6 dari 6 halaman

Hidup adalah Momen Bertumbuh dan Perjuangan

Tentang momen bertumbuh dan berjuang./copyright fimela/adrian putra

Astrid Suryatenggara adalah gambaran perempuan yang bertumbuh melalui tantangan. Ia tidak menyangkal luka masa lalu, tetapi memilih untuk terus melangkah ke depan. Baginya, hidup adalah maraton—tak peduli bagaimana start-nya, yang terpenting adalah terus berlari dan menatap garis akhir.

Dan dari semua peran yang ia jalani, satu hal tetap sama: Astrid selalu menjadi ibu—bagi anak-anaknya, bagi timnya, dan bagi banyak anak lain yang tumbuh bersama sentuhan kepeduliannya.