Ilmuwan Temukan Hubungan Tak Terduga Antara Uban dan Kanker

Vinsensia DianawantiDiterbitkan 23 Desember 2025, 01:07 WIB

ringkasan

  • Penelitian terbaru dari The University of Tokyo menemukan bahwa uban bisa menjadi mekanisme pertahanan alami tubuh terhadap kerusakan DNA yang berpotensi memicu kanker, khususnya melanoma.
  • Sel punca penghasil pigmen (melanosit) di folikel rambut dapat memilih untuk beruban (melalui seno-diferensiasi) untuk menghilangkan sel-sel rusak, atau terus membelah dan berisiko menjadi kanker jika terpapar karsinogen.
  • Meskipun uban menunjukkan jalur perlindungan tubuh, penelitian ini tidak mengindikasikan bahwa uban secara langsung mencegah kanker, dan temuan ini masih memerlukan studi lebih lanjut pada manusia.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, siapa sangka di balik helai rambut putih yang sering kita anggap sebagai tanda penuaan, tersimpan sebuah mekanisme biologis luar biasa? Para ilmuwan baru-baru ini menemukan kaitan mengejutkan antara tumbuhnya uban dan risiko kanker. Penemuan ini mengubah pandangan kita tentang proses penuaan rambut.

Sebuah studi inovatif dari The University of Tokyo, yang dipublikasikan pada Oktober 2025 di jurnal Nature Cell Biology, menunjukkan bahwa uban mungkin bukan sekadar tanda usia. Melainkan, bisa jadi merupakan respons perlindungan tubuh terhadap kerusakan DNA yang berpotensi memicu kanker. Penelitian ini menyoroti peran sel punca pigmen dalam folikel rambut.

Temuan ini membuka wawasan baru tentang bagaimana tubuh kita secara cerdas mengelola ancaman seluler. Ini juga memberikan perspektif yang berbeda mengenai fenomena uban yang telah lama menjadi misteri. Lantas, bagaimana sebenarnya uban bisa berkaitan dengan perlindungan dari sel kanker?

2 dari 4 halaman

Misteri Uban dan Mekanisme Pertahanan Tubuh

Usir rasa khawatir kamu dengan pengetahuan tentang penyebab dan cara merawat rambut beruban di sini!

Uban sering kali dikaitkan dengan bertambahnya usia atau stres, namun penelitian terbaru menunjukkan cerita yang lebih kompleks. Ilmuwan menemukan bahwa sel punca penghasil pigmen (melanosit) di folikel rambut menghadapi pilihan krusial saat terjadi kerusakan DNA. Pilihan ini dapat berujung pada rambut beruban atau, dalam skenario lain, pembentukan tumor.

Ketika sel punca melanosit mengalami kerusakan DNA parah, seperti 'double-strand break', mereka akan melalui proses yang disebut 'seno-diferensiasi'. Proses ini menyebabkan sel-sel tersebut berhenti berfungsi dan hilang secara permanen, yang pada akhirnya membuat rambut kehilangan pigmennya dan beruban. Ini adalah cara tubuh untuk menyingkirkan sel-sel yang berpotensi berbahaya sebelum berkembang menjadi kanker.

Mekanisme ini menunjukkan bahwa uban bisa menjadi semacam 'alarm' alami tubuh. Ini menandakan bahwa sistem pertahanan sel kita sedang aktif bekerja untuk menjaga kesehatan. Namun, penting untuk diingat bahwa uban itu sendiri tidak mencegah kanker, melainkan merupakan hasil dari jalur perlindungan tersebut.

3 dari 4 halaman

Peran Sel Punca dan Stres Oksidatif dalam Uban dan Penyakit

Sel punca melanosit (McSCs) adalah sel-sel khusus yang bertanggung jawab memberikan warna pada rambut kita. Sepanjang hidup, sel-sel ini terus-menerus terpapar faktor lingkungan dan internal yang dapat merusak DNA. Kerusakan DNA ini diketahui berkontribusi pada proses penuaan dan juga perkembangan kanker.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika McSCs terpapar karsinogen tertentu, seperti sinar ultraviolet (UV) atau bahan kimia pemicu kanker, mereka mungkin tidak mengikuti jalur perlindungan seno-diferensiasi. Sebaliknya, sel-sel yang rusak ini dapat terus membelah diri. Akumulasi kerusakan DNA ini berpotensi menyebabkan pembentukan tumor, khususnya melanoma.

Fenomena ini menyoroti bagaimana McSCs memiliki dua nasib yang berlawanan tergantung pada jenis stres dan sinyal mikro lingkungan yang mereka alami. Ini membingkai uban dan melanoma bukan sebagai peristiwa yang tidak terkait, melainkan sebagai hasil yang berbeda dari respons sel punca terhadap stres.

4 dari 4 halaman

Uban Dini: Indikator atau Sekadar Kebetulan?

Bagi sebagian Sahabat Fimela, uban mungkin muncul lebih awal dari yang diperkirakan, atau dikenal sebagai uban dini. Selain mekanisme pertahanan terhadap kanker yang baru ditemukan, uban dini juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor lain. Ini termasuk genetika, stres oksidatif, kekurangan nutrisi, gangguan tiroid, dan penyakit autoimun.

Meskipun studi terbaru ini memberikan perspektif menarik tentang hubungan antara uban dan perlindungan seluler, para peneliti menekankan bahwa temuan ini masih bersifat observasional pada hewan percobaan. Langkah selanjutnya adalah memastikan apakah pengamatan ini juga berlaku pada folikel rambut manusia.

Oleh karena itu, jika Sahabat Fimela mengalami uban dini, ada baiknya untuk tidak panik. Namun, tetap perhatikan kesehatan secara keseluruhan dan konsultasikan dengan dokter jika ada kekhawatiran. Memahami tubuh kita lebih dalam adalah kunci untuk menjaga kesehatan optimal.