Sukses

Beauty

Kenapa Uban Sebaiknya Tidak Dicabut? Berikut Penjelasannya!

Fimela.com, Jakarta Uban sering kali jadi "tamu tak diundang" yang membuat bingung dan panik—terlebih jika muncul di usia yang masih terbilang muda. Akhirnya, orang akan langsung reflek mencabutnya demi tampilan rambut yang terlihat lebih “muda” dan rapi. Tapi, tahukah kamu bahwa kebiasaan mencabut uban sebenarnya bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan rambut dan kulit kepala?

Meskipun terlihat seperti solusi cepat, mencabut uban tidak benar-benar menghilangkan masalah. Sebaliknya, kebiasaan ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada folikel rambut, bahkan mempercepat proses pertumbuhan uban berikutnya.

Oleh karena itu, lebih baik pahami dulu alasan kenapa kebiasaan mencabut uban ini sebaiknya dihentikan—dilansir dari berbagai sumber termasuk realsimple.com.

1. Mencabut Uban Tidak Menghentikan Pertumbuhannya

Salah satu kesalahpahaman paling umum adalah anggapan bahwa mencabut uban bisa menghentikan pertumbuhannya. Padahal faktanya, rambut yang dicabut hanya hilang sementara dan akan tumbuh kembali dari akar yang sama—tetap dalam warna putih karena produksi pigmennya memang sudah berhenti.

Jadi, mencabut uban bukan solusi jangka panjang. Warna putihnya tidak akan berubah, dan mencabutnya berkali-kali tidak akan membuat rambut hitam kembali. Sebaliknya, kamu hanya menunda kehadiran uban tanpa mengatasi penyebabnya.

2. Risiko Merusak Akar Rambut

Mencabut rambut secara berulang bisa merusak folikel rambut, yaitu tempat rambut tumbuh. Jika akar terlalu sering ditarik paksa, folikelnya bisa melemah, rusak, bahkan mati. Akibatnya, rambut bisa tumbuh lebih tipis atau malah tidak tumbuh sama sekali di area tersebut.

Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan penipisan rambut atau munculnya area botak kecil di kulit kepala. Kebiasaan ini mungkin tidak terlihat dampaknya dalam satu atau dua kali, tapi jika dilakukan terus-menerus, risikonya akan semakin besar.

3. Menyebabkan Iritasi dan Infeksi Kulit Kepala

Mencabut uban bisa menimbulkan luka kecil di kulit kepala yang tidak selalu langsung terlihat. Luka kecil ini bisa menyebabkan iritasi, kemerahan, atau gatal. Dalam beberapa kasus, bisa juga muncul benjolan kecil akibat peradangan di bawah kulit.

Lebih buruk lagi, luka tersebut bisa menjadi jalan masuk bagi kuman atau bakteri yang menyebabkan infeksi. Jadi, tindakan mencabut uban yang terlihat sepele ini ternyata bisa memicu masalah kulit kepala yang tidak kamu duga sebelumnya.

4. Uban Bukan Tanda Kamu “Kurang Sehat”

Munculnya uban sering dikaitkan dengan masalah kesehatan atau kekurangan nutrisi, padahal tidak selalu begitu. Dalam banyak kasus, uban muncul karena faktor genetik dan usia. Bahkan, stres dan keturunan juga berperan besar dalam memengaruhi waktu munculnya uban.

Artinya, mencabut uban tidak menyelesaikan masalah utama. Rambut putih bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau disembunyikan dengan cara yang ekstrem. Lebih baik memahami bahwa ini adalah bagian alami dari proses tubuh.

5. Lebih Baik Dikelola, Bukan Dicabut

Alih-alih mencabut, kamu bisa memilih cara yang lebih aman dan ramah untuk mengelola uban, yakni dengan mewarnai rambut dengan produk yang bagus, menggunakan sampo khusus uban, atau memakai gaya rambut yang menonjolkan karakter ubannmu.

Kini orang memilih tampil percaya diri dengan rambut abu-abu. Uban tak lagi dianggap sebagai "kekurangan", melainkan simbol kedewasaan dan karakter. Jadi, daripada mencabutnya, lebih baik kelola ubanmu dengan bijak dan penuh rasa sayang pada rambut sendiri.

 

Sahabat Fimela, yuk, mulai terima dan rawat uban dengan cara yang lebih cerdas dan aman!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading