Sukses

Beauty

Tak Bisa Hilang 100%, Fakta Sebenarnya Tentang Perawatan Wajah Bopeng Seperti yang Dialami Wulan Guritno

Fimela.com, Jakarta Wulan Guritno dikenal sebagai salah satu artis yang terlihat awet muda namun baru-baru ini wajah naturalnya di Film Norma kembali menjadi perbincangan, beberapa netizen menyoroti wajah Wulan Guritno memiliki bopeng atau atau acne scars.  Masalah jerawat hormonal dan bekas luka yang mendalam membuat Wulan sempat kehilangan rasa percaya dirinya.

“Ada masa di mana saya benar-benar benci melihat cermin,. Rasanya sulit banget percaya bahwa kulit ini bisa pulih. Tapi sekarang aku bisa bilang: perubahan itu mungkin, asal kita tidak menyerah dan punya tempat yang bisa dipercaya,” ujar Wulan Guritno.  

Wulan Guritno bukan satu-satunya yang mengalami masalah bopeng atau bekas jerawat. Menurut ZAP Beauty Index 2024, 48,8% wanita milenial di Indonesia menyebut bekas jerawat sebagai masalah kulit utama mereka, bahkan lebih tinggi dari kerutan atau tanda penuaan.

Melansir webmd.com, bopeng akibat bekas jerawat tampak cekung atau berlubang. Bekas luka ini membuat kulit tampak seperti tertusuk tusuk es kecil. Meskipun jerawat paling umum terjadi pada remaja, kondisi ini juga dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia.

 

Penyebab Terjadinya Bopeng

Jerawat adalah kondisi kulit umum yang terjadi ketika pori-pori kulit tersumbat. Bopeng bahkan masih tersisa setelah jerawat sembuh. Secara visual, bopeng tampak seperti kawah kecil di pipi. Bekas luka ini sempit, dalam, dan lebarnya kurang dari 2 milimeter.

Di seluruh dunia, jerawat adalah salah satu gangguan kulit paling umum yang ditangani oleh dokter kulit. Jerawat dapat merusak kulit dan jaringan di bawahnya karena menembus jauh ke dalam kulit. Tubuh mencoba memperbaiki kerusakan tersebut dengan memproduksi kolagen. Ketika kolagen yang diproduksi terlalu sedikit, bekas jerawat seperti tusuk es akan terbentuk dan meninggalkan lubang atau cekungan yang terlihat pada kulit.

Saat jerawat mulai sembuh, beberapa orang lebih rentan mengalami bekas jerawat seperti bopeng. Selain faktor genetik, risiko timbulnya bekas jerawat meningkat jika memiliki jerawat inflamasi, menunda perawatan, mencungkil, memencet, atau memecahkan jerawat.

dr. Nani Kumala Dewi, Sp.DV mengatakan salah satu proses yang terjadi pada acne adalah peradangan dan ini yang memiliki peranan besar pada kasus acne sedang - berat, dimana ditemukan bisul bernanah atau red bumps. Setiap terjadi inflamasi pasti ada jaringan sekitar yang mengalami kerusakan, dan ini diperparah jika jerawat dipencet atau tipe jerawat yang besar (nodul).

Setelah peradangan mereda, area kulit yang mengalami kerusakan akan digantikan dengan jaringan scar sehingga bisa terjadi bopeng dan kedalamannya tergantung seberapa besar peradangan yang terjadi.

"Oleh karena itu, penanganan jerawat terutama pada tipe yang inflamasi harus dilakukan segera dan sebisa mungkin tidak diberikan trauma tambahan seperti dipencet2 atau dilukai sendiri,"ungkap dr. Nani kepada Fimela

Cara Mengatasi Bopeng, Apakah bisa Hilang 100 Persen?

Bisa dikatakan bopeng salah satu jenis bekas jerawat yang cukup sulit diatasi, bahkan Wulan pun butuh waktu hingga umur 40 tahun untuk benar-benar menyamarkan bekas jerawat tersebut. 

Namun ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi bopeng hingga mencegahnya. Misalnya mendeteksi jerawat sejak dini dapat membersihkan kulit dan mencegah jerawat bertambah parah. Perlu menjadikan pencegahan sebagai bagian dari ritual harian untuk mencegah jerawat muncul kembali yang mengakibatkan bopeng. 

dr. Nani mengatakan tujuan utama dari penanganan acne scar adalah pembentukan jaringan kulit baru yang lebih sehat dan susunannya lebih baik termasuk kolagen di dalamnya. Serat-serta kolagen yang lama perlu dilakukan remodelling atau dibuat perlukaan yang terukur sehingga akan mencetuskan proses wound healing yang dapat merangsang pembentukan sel kulit yang baru.

Ada beberapa treatment acne scar yang prinsipnya membuat luka yang terukur kedalamannya seperti ⁃ laser ablative full dan fractional (CO2, Erbium-yag) dan TCA cross dimana perlukaan terjadi di kulit bagian permukaan dan tengah (lapisan epidermis hingga dermis bagian atas) dan ⁃ teknik subsisi dimana perlukaan terjadi di lapisan tengah (dermis) untuk remodelling seeat kolagen yang jlannya tidak beraturan, tanpa harus melukai kulit bagian permukaan (epidermis)

"Teknik insisi sudah lama tidak direkomendasikan lagi dalam penanganan acne scar karena risiko untuk terjadinya keloid maupun tekstur kulit yang tidak rata lebih tinggi. Oleh karena itu, lebih dipilih modalitas yang less invasif untuk proses penyembuhan luka yang lebih cepat,"paparnya.

Waktu memudarnya bekas jerawat bergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis bekas luka, jenis kulit, dan apakah ada perawatan yang digunakan. "Beberapa bekas luka mungkin tidak akan pernah sepenuhnya memudar," kata Sungat K. Grewal, MD, asisten profesor dermatologi klinis dan salah satu direktur UCSF Laser Surgery & Aesthetic Medicine.

Grewal mengatakan bopeng cenderung tidak memudar secara signifikan dengan sendirinya dan biasanya memerlukan perawatan prosedural untuk perbaikan yang signifikan.

Krim atau serum hanya dapat memperbaiki tekstur kulit ringan atau warna (hiperpigmentasi), tetapi tidak bisa mengembalikan struktur kulit yang sudah kehilangan kolagen.

Proses perbaikan bopeng butuh waktu panjang. Bahkan dengan perawatan klinis pun hasil biasanya baru terlihat setelah beberapa sesi dan bisa berbulan-bulan. Dr. Sungat K. Grewal (UCSF) menjelaskan bahwa tanpa perawatan, bekas jerawat akan terus berubah hingga 1–2 tahun sebelum menetap.

dr. Nani mengatakan bopeng atau atrophic acne scar ada beberapa tipe seperti icepick, rolling & box scar. Penanganan optimalnya bisa dengan modalitas yang berbeda-beda seperti TCA Cross pada ice pick, subsisi pada rolling scar dan kombinasi subsisi dan laser ablative pada boxscar.

"Biasanya tindakan-tindakan tersebut bisa dikombinasikan dengan PRP, secretome, exosome atau skin booster dengan kandungan Polinucleotida (Salmon DNA) dan Hyaluronic Acid untuk mencapai proses penyembuhan yang lebih cepat serta mendapatkan hasil pembentukan jaringan kulit baru yang lebih baik dan sehat," ujarnya

 

Perawatan Wulan Guritno

Wulan mengatakan ia sudah menjalani berbagai perawatan, baik di dalam maupun luar negeri, mencoba berbagai produk—tapi faktanya, acne scar tidak bisa 100% hilang. 

“Dan itu bukan kegagalan, itu realita,”ujarnya. 

dr. Dara Ayuningtyas VP Medical ZAP Group menyampaikan acne scar tidak bisa sembuh 100% sembuh tapi bisa ditangani dengan strategi tepat.  

“Scar healing bukan sekadar tindakan tapi proses yang emosional” jelasnya 

dr. Nani Kumala Dewi, Sp.DV mengatakan pada khasus Wulan Guritno, ia memiliki kombinasi ice pick dan rolling scar yang disertai dengan large pores, barrier kulit yang terganggu, rentan terhadap melasma atau pigmentasi dan kondisi acne yang masih aktif. Untuk kasus yang seperti ini, dr. Nani mengatakan tidak hanya memperbaiki scar nya saja, tapi juga harus memperbaiki barrier kulit nya juga dengan meningkatkan hidrasi kulit. Serta menekan proses peradangan untuk mengontrol kondisi acne yang masih aktif.

"Mixed conditions seperti ini yang membuat kami sebagai dokter harus sangat selektif dalam memberikan opsi treatment. Jangan sampai treatment acne scar nya malah memperburuk kondisi acne atau pigmentasinya. Untuk itu pondasi barrier kulitnya harus diperbaiki dulu, masalah hormon, lifestyle dan food intake diatur yang sehat, baru penanganan acne scar nya akan memberikan hasil yang optimal,"kata " ujar dr. Nani kepada Fimela

Selama lima sesi intensif dalam 5 bulan terakhir, Wulan menjalani rangkaian perawatan yang dikurasi langsung oleh tim medis & dermatologist ZAP Premiere, untuk mengobati acne scars aktif dan jerawat hormonal. 

“Yang berubah bukan hanya kulit saya, tapi cara saya melihat diri sendiri. Setelah 5 sesi. bersama ZAP Premiere, kondisi kulit saya membaik hingga 70%. Dan untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, saya merasa cukup dan percaya diri… tanpa perlu menyembunyikan apa pun lagi,” katanya. 

Lima sesi intensif dalam 5 bulan dengan menjalani rangkaian perawatan seperti Facial Ekstraksi Komedo, Microneedling, Secretome, Laser Fractional Er: YAG, PRP Serum Injection, Laser Pico, Rejuran S (Subcision), Double Pro Yellow Laser, Exosome, Advanced Cross TCA Acne Scar, Sofwave, dan Juvederm Volite

Fakta dan mitos terkait perawatan bopeng bekas jerawat

dr. Nani pun memberikan fakta dan mitos terkait wajah bopeng akibat bekas jerawat. 

Mitos

-Bopeng bekas jerawat sifatnya permanen dan tidak akan hilang

- ⁠Perawatan bopeng bekas jerawat hanya boleh dilakukan setelah sudah tidak aktif berjerawat

- ⁠Perawatan bopeng bekas jerawat memiliki hanya bisa dengan laser pengelupasan dengan downtime yang lama

- ⁠Orang yang punya bakat keloid tidak boleh treatment laser acne scar

Fakta

- Acne scar bisa diperbaiki dengan kombinasi berbagai modalitas untuk mendapatkan hasil yang permanen dan bertahan lama

- ⁠Penanganan acne scar bisa dimulai sejak dini, walau masih berjerawat karena semakin cepat ditangani maka perbaikan kulitnya akan lebih cepat dan optimal

- ⁠Pilihan treatment acne scar tidak hanya laser, tapi bisa dengan subsisi ataupun injeksi skin booster yang downtime nya sangat minimal

- ⁠Treatment laser fractional ablative boleh dilakukan pada pasien dengan bakat keloid, karena kedalaman perlukaannya terukur dan bisa diatur hanya sebatas kulit permukaan (hingga lapisan dermis bagian atas)

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading