Sukses

Beauty

Benarkah Menstrual Masking vs Vampire Facial Aman untuk Kulit?

ringkasan

  • Menstrual masking adalah praktik viral mengoleskan darah menstruasi mentah ke wajah dengan klaim manfaat, namun tidak didukung bukti ilmiah dan berisiko infeksi serta iritasi kulit karena darah tidak steril.
  • Vampire facial (PRP facial) adalah prosedur medis profesional yang menggunakan plasma kaya trombosit (PRP) yang diproses secara steril untuk meremajakan kulit
  • Perbedaan utama terletak pada sterilitas, pemrosesan darah, metode aplikasi, dan dukungan ilmiah, menjadikan menstrual masking berisiko tinggi dibandingkan PRP facial yang aman jika dilakukan oleh profesional medis.

Fimela.com, Jakarta Industri kecantikan kembali dihebohkan dengan tren perawatan kulit yang tak biasa, "menstrual masking", yang sedang viral di platform media sosial seperti TikTok. Praktik ini melibatkan penggunaan darah menstruasi sebagai masker wajah DIY dengan klaim manfaat yang beragam, namun para ahli kesehatan dan dermatolog dengan tegas memperingatkan tentang potensi dampak buruk yang mungkin terjadi.

Menstrual masking, atau sering juga disebut "moon masking", adalah praktik mengoleskan darah menstruasi sendiri ke wajah sebagai masker perawatan kulit. Tren ini menjadi populer di media sosial, dengan tagar seperti #periodfacemask yang telah mengumpulkan miliaran tampilan, di mana penganutnya mengumpulkan darah menstruasi lalu mengoleskan lapisan tipis ke wajah sebelum membilasnya.

Para influencer dan pendukung menstrual masking mengklaim praktik ini dapat memberikan "kilau" pada kulit, mengurangi jerawat, dan meremajakan kulit, bahkan menyebutnya sebagai "retinol alami". Namun, penting bagi Sahabat Fimela untuk memahami perbedaan mendasar dengan prosedur medis yang terbukti seperti "vampire facial" agar tidak salah langkah dalam perawatan kulit.

Menstrual Masking: Klaim Manfaat dan Realita Risiko Kesehatan

Para pendukung menstrual masking berargumen bahwa darah menstruasi kaya akan sel punca (stem cells), sitokin, dan protein yang mendukung regenerasi kulit. Beberapa studi awal memang menunjukkan bahwa sel punca yang berasal dari darah menstruasi (MenSCs) memiliki potensi dalam regenerasi jaringan dan penyembuhan luka, bahkan plasma dari cairan menstruasi dapat meningkatkan penyembuhan luka secara signifikan.

Regenerasi luar biasa ini diyakini terkait dengan protein unik dan molekul bioaktif dalam cairan menstruasi, elemen yang sama yang memungkinkan rahim untuk membangun kembali dirinya setiap bulan. Namun, perlu digarisbawahi bahwa studi ini melibatkan pemrosesan laboratorium canggih untuk mengisolasi dan mengaktifkan sel punca tersebut, bukan aplikasi darah mentah secara langsung.

Meskipun ada klaim manfaat dan potensi penelitian medis, para ahli dermatologi dan otoritas kesehatan global dengan tegas tidak menganjurkan praktik menstrual masking. Dermatolog sangat tidak menganjurkan penggunaan darah menstruasi sebagai perawatan kulit, karena tidak ada bukti ilmiah atau medis sama sekali yang mendukung manfaat penggunaan darah menstruasi pada kulit.

  • Tidak Steril dan Risiko Infeksi: Darah menstruasi bukanlah zat yang steril; ia merupakan campuran darah, jaringan endometrium, sekresi vagina, hormon, dan bakteri. Saat melewati saluran vagina, darah ini dapat terkontaminasi bakteri dan jamur, termasuk Staphylococcus aureus, yang dapat menyebabkan infeksi jika masuk ke pori-pori atau luka terbuka di kulit.
  • Penyebaran Infeksi Menular Seksual (IMS): Ada risiko penularan infeksi menular seksual (IMS) ke kulit wajah jika darah terkontaminasi.
  • Iritasi Kulit dan Gangguan pH: Darah menstruasi memiliki pH yang dapat mengganggu skin barrier alami kulit, menyebabkan iritasi, ruam, jerawat, atau reaksi alergi. Sel darah merah juga bersifat pro-inflamasi, yang dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada.
  • Kurangnya Bukti Ilmiah: Tidak ada uji klinis yang ditinjau oleh rekan sejawat yang menunjukkan bahwa mengoleskan darah menstruasi yang tidak diproses ke wajah aman atau bermanfaat untuk kulit. Sel punca dalam darah menstruasi memerlukan pemrosesan laboratorium canggih untuk diisolasi dan diaktifkan, dan tidak dapat menembus kulit hanya dengan aplikasi topikal.
  • Tidak Ada Pedoman Medis: Tidak ada pedoman klinis mengenai berapa lama masker harus dibiarkan, berapa banyak yang harus digunakan, atau bagaimana mencegah kontaminasi, yang mengindikasikan kurangnya standar keamanan.

Vampire Facial (PRP Facial): Prosedur Medis yang Terbukti

Berbeda jauh dengan menstrual masking, "vampire facial" atau perawatan Platelet-Rich Plasma (PRP) adalah prosedur kosmetik yang menggunakan injeksi plasma kaya trombosit (PRP) dan dermal filler sementara untuk meremajakan kulit wajah tanpa operasi. Prosedur ini juga sering dikombinasikan dengan microneedling untuk hasil yang optimal.

Cara kerjanya melibatkan pengambilan darah pasien, biasanya dari lengan, kemudian diputar dalam mesin sentrifugal untuk memisahkan PRP dari komponen darah lainnya. PRP yang telah diproses ini kemudian disuntikkan ke area wajah menggunakan jarum kecil atau alat microneedling oleh profesional medis yang berlisensi.

PRP diklaim dapat mendorong produksi sel kulit baru, merangsang pertumbuhan kolagen dan elastin, meningkatkan tekstur dan warna kulit, serta mengurangi garis halus dan kerutan. Selain itu, prosedur ini juga efektif dalam mengurangi bekas jerawat dan kerusakan akibat sinar matahari, memberikan hasil peremajaan yang signifikan.

Prosedur ini dilakukan dalam lingkungan medis yang steril oleh profesional berlisensi. PRP diproses, disaring, dan disterilkan untuk memastikan keamanan, sehingga risiko infeksi sangat rendah jika prosedur dilakukan dengan benar dan steril. Efek samping yang mungkin terjadi umumnya minimal, seperti memar, bengkak, dan nyeri tekan.

Perbedaan Kunci: Mengapa Menstrual Masking Jauh Berbeda dari Vampire Facial?

Meskipun keduanya melibatkan darah, perbedaan mendasar antara menstrual masking dan vampire facial sangat krusial untuk dipahami. Perbedaan ini mencakup aspek sterilitas, pemrosesan, metode aplikasi, dan dukungan ilmiah, yang secara langsung memengaruhi keamanan dan efektivitasnya.

  • Sterilitas: PRP facial menggunakan darah yang diproses secara steril di lingkungan klinis, sementara darah menstruasi yang digunakan dalam menstrual masking tidak steril dan terkontaminasi bakteri serta mikroorganisme lainnya.
  • Pemrosesan: PRP facial melibatkan pemisahan plasma kaya trombosit melalui sentrifugasi yang canggih, sedangkan menstrual masking menggunakan darah menstruasi mentah tanpa pemrosesan apapun.
  • Aplikasi: PRP disuntikkan ke dalam kulit atau diaplikasikan setelah microneedling untuk penetrasi yang lebih dalam dan efektif, sementara darah menstruasi hanya dioleskan secara topikal tanpa kemampuan penetrasi yang berarti.
  • Dukungan Ilmiah: PRP facial memiliki dasar ilmiah yang kuat dan dilakukan di bawah pengawasan dermatologis, sementara menstrual masking tidak memiliki bukti klinis yang mendukung manfaatnya sebagai perawatan kulit topikal.

Meskipun tren "menstrual masking" mungkin menarik bagi sebagian orang karena klaim "alami" dan "gratis", potensi risiko infeksi, iritasi kulit, dan kurangnya bukti ilmiah yang mendukung manfaatnya jauh lebih besar daripada klaim yang ada. Sebaliknya, "vampial facial" adalah prosedur medis yang dilakukan secara profesional dengan protokol steril dan memiliki dukungan ilmiah untuk manfaatnya dalam peremajaan kulit.

Penting bagi Sahabat Fimela untuk bersikap kritis terhadap tren kecantikan viral di media sosial dan selalu berkonsultasi dengan ahli dermatologi atau profesional kesehatan sebelum mencoba perawatan kulit baru, terutama yang melibatkan penggunaan cairan tubuh. Kesehatan dan keamanan kulit Anda adalah prioritas utama.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading