Karena Pembajakan, Film Nasional Tak Jadi Tuan di Negeri Sendiri

Fimela.com, Jakarta Film-film Indonesia sepertinya masih sulit menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Minimnya kesadaran masyarakat menghargai karya-karya anak bangsa membuat keinginan itu sulit terwujud. Salah satunya sikap oknum yang telah menampilkan film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1, lewat sebuah live streaming.

Kejadian ini tentu mencoreng industri film Indonesia. Banyak orang yang dirugikan lewat aksi tersebut. Salah satunya rumah produksi yang merasa kerja kerasnya tidak dihargai.

"Sangat kecewa, karena itu jalan hidup mereka. Mereka sudah capek syuting, tiba-tiba lewat live streaming bisa dinikmati dengan mudahnya," kata HB Naveen, Eksekutif Produser Falcon Pictures, di SPKT Polda Metro Jaya, Sabtu (10/9/2016).

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk memberantas pembajakan. Nyatanya, kejahatan itu tetap saja merajalela. Karena butuh kesadaran diri yang tinggi memajukan kekayaan intelktual. Semisal dengan menonton langsung di bioskop. Andai uang menjadi alasan, tunggulah hingga film itu ditayangkan stasiun televisi.

"Kita melakukan tindakan preventif. Kami sedang melindungi geliat film nasional yang bangkit. Kami mengimbau, yuk kita berkreasi melakukan hal-hal positif," ujar Lidia Wongso, kuasa hukum Falcon Pictures.

Sebenarnya, pembajakan sudah menjadi kisah lama yang terus berulang. Naveen pun mengalami untuk produksi film-film sebelumnya. Sebab itu, dia melaporkan dua oknum yang menyebarkan Warkop DKI Reborn lewat live streaming, ke Polda Metro Jaya. Naveen berharap, pemerintah bersikap tegas dengan permasalah ini.

"Kami melakukan pelaporan terhadap pelanggaran yang terjadi. Kedua kepada badan hukum. Aplikasi Bigo harusnya bisa diblock. Youtube kalau melakukan kesalahan bisa ditegur. Kita sampaikan ke pemerintah agar bertindak. Kami ingin proteksi agar bisa berkarya," tukas HB Naveen, eksekutif produser film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss!! Part 1.