Sukses

Entertainment

Prilly Latuconsina dan Cerita Jadi Artis Lewat Sanggar

Fimela.com, Jakarta Nama Prilly Latuconsina tentu bukanlah satu bunyi asing di telinga banyak orang. Bahkan bisa dikatakan, gadis jebolan salah satu sanggar akting itu tengah menikmati puncak karier sebagai artis papan atas.

Prilly mulai dikenal saat bermain di sinetron Ganteng-Ganteng Serigala pada 2014 lalu. Kemistrinya dengan Aliando Syarief kala itu berhasil merebut perhatian publik dan berimbas pada popularitas dara bertubuh mungil tersebut.

Namun, ketenaran yang kini tengah berada dalam genggaman perempuan 21 tahun itu nyatanya adalah hasil dari sebuah proses panjang. Sebelum seperti sekarang, Prilly sudah lebih dulu menapaki langkah demi lengkah menuju popularitas di Sanggar Ananda. 

 

"Waktu umur 13 tahun aku pernah trial (di sanggar Ananda) karena mama ngelihatnya aku tuh punya bakat. Tapi, aku waktu itu ngerasa nggak punya bakat. Aku bisa dibilang jago kandang lah, mama gregetan. Ya sudah akhirnya mama, 'Yuk, trial di sanggar deh siapa tahu jadi berani (tampil di depan umum)'," ucap Prilly ketika ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (21/4/2018).

Sanggar Ananda sendiri memang sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu pabrik pencetak bintang besar di industri hiburan tanah air. Sebut saja Dude Harlino, Ruben Onsu, Indra Bekti dan almarhum Olga Syahputra yang merupakan alumni sanggar milik Aditya Gumay tersebut.

Prilly mengakui, menempa ilmu di sanggar merupakan salah satu batu loncatan untuk kariernya di jagat entertainment. "Waktu itu kalau nggak salah aku belajar nge-host sama cara membangun emosi. Jadi, kita di kelas itu, waktu itu ramai-ramai, terus entar siapa yang dipilih harus nge-host, harus bangun emosinya, harus marah. Jadi, memang ngaruh (ke rasa percaya diri)," sambungnya.

 

Kekasih Maxime Bouttier itu pun merasa beruntung/ Pasal, hanya butuh waktu singkat untuk dirinya melaju ke industri hiburan. "Pas aku trial (di Sanggar Ananda) memang beruntungnya aku saja ada orang datang langsung diajak syuting. Ternyata langsung masuk (diterima untuk syuting program televisi)," ungkap Prilly.

Dari trial di sanggar itu lah Prilly Latuconsina didaulat untuk jadi pembawa acara sebuah program di salah satu stasiun televisi. Sejak itu, wajah imutnya jadi makin familiar di layar kaca. Ia pun merambah dunia layar lebar dan baru-baru ini dipercaya membawakan soundtrack film ciptaan Melly Goeslaw.

 

Pola Didik yang Memunculkan Bintang Berbakat

Berkaca pada kisah perjalanan karier seorang Prilly Latuconsina, pola didik yang diterapkan beberapa sekolah pengembangan bakat, termasuk Sanggar Ananda, pun jadi menarik untuk ditelisik. Pasal, banyak faktor penentu untuk seseorang akhirnya berhasil terjun ke industri hiburan.

Aswin Koas, salah satu pengajar Sanggar Ananda menyebut, saat pertama kali belajar, anak didik akan terlebih dahulu dicari bakatnya yang paling menonjol untuk kemudian dipoles dengan cara berbeda satu sama lain.

"Ada pelajaran akting, modeling, presenting, dan modern dance. Untuk kelas regular atau pemantauan bakat, itu semua diajarin. Kemudian, kita lihat bakat anak, kemampuan anak, dan penilaian wali kelas. Nanti nilai paling tingginya di mana, baru kita pindah ke kelas intensif untuk lebih mendalami lagi," tuturnya ketika ditemui di Sanggar Ananda, Sabtu (21/4/2018).

Berbeda dengan Sanggar Ananda yang memfasilitasi berbagai bakat, Hollywood Acting School hanya fokus mengembangkan kemampuan akting murid-muridnya. Menurut Ikhsan Samiaji, salah satu pengajar Hollywood Acting School, pola didik yang diterapkan mencakup berbagai aspek terkait seni peran.

"Yang paling dasar itu dua. Yang pertama, dasar-dasar akting. Kita pakai beberapa metode yang jelas supaya teknik dasar untuk jadi seorang aktor itu terpenuhi. Yang kedua, ada namanya akting di depan kamera. Kita mengharapkan, paling nggak (para anak didik) kalau ke lokasi syuting tahu mau ngapain, kalau casting tahu mesti ngapain, dikasih naskah tahu mesti ngapain," tuturnya saat ditemui di studio Hollywood Acting School, Kamis (19/4/2018).

Selain pembekalan secara teknis, di Hollywood Acting School, setiap murid akan dilatih dengan cara berbeda. Penanganan secara khusus ini ditentukan berdasarkan kelemahan masing-masing peserta didik.

"Biasanya sih sebagai pengajar, saat kita kasih latihan dasar akan ketahuan dia lemahnya di sini, yang satu kurangnya di mana. Saat latihan dasar tuh disamain. Tapi, nanti pas sudah per orangan, misalnya ada tes mainin naskah monolog, kita tahu kelemahan mereka masing-masing. Mungkin suaranya kecil, ngomongnya belepotan, grogi, itu poin untuk lebih ditempa," paparnya.

Adakah Jaminan Sukses Setelah Menimba Ilmu di Sanggar?

Setiap orang punya jalan masing-masing menuju kesuksesan. Bisa jadi, sanggar merupakan salah satu gerbang untuk terjun ke dunia hiburan. Nama-nama besar seperti Prilly Latuconsina sudah membutikannya.

Namun demikian, bukan berarti selalu berhasil. "Sebenarnya kita di Sanggar Ananda itu pertama kali yang kita buat tuh istilahnya untuk anak jadi bintang kehidupan, yaitu percaya diri dan bisa melakukan sesuatu berdasarkan kemampuan diri. Masalah dia bisa jadi bintang film itu tergantung bakat, kemampuan, dan rezeki Tuhan," ucap Aswin.

Hanya saja, dengan bergabung di sanggar, gerbang menuju kesuksesan mungkin terbuka lebih lebar. Tak hanya soal pola didik yang terstruktur, tapi juga relasi dari orang dalam, Aditya Gumay misalnya.

Pemilik Sanggar Ananda itu merupakan pelaku senior industri hiburan tanah air. Status sebagai sutradara sedikit-banyak mempermudah pengorbitan anak didiknya untuk terlibat di project yang tengah digarap.

"Kalau ada orangtua yang bawa anaknya ke sanggar, terus mereka tanya, 'Bisa nggak anak saya tampil di TV?', saya selalu jawab tidak. Bakalan jadi sesuatu tergantung bakat, kemampuan, dan rezekinya," tutur Aswin.

"Tapi, kalau dia (anak didik) punya kemampuan, kita punya film-film, kita juga ada kerjasama dengan program TV, kita punya produk sendiri, film sendiri, acara-acara TV sendiri. Itu nomor satu kita ambil dari anak-anak sanggar," sambungnya.

Senada dengan Aswin, diakui Ikhsan, jaringan luas ke industri hiburan pula lah yang membuat sekolah akting milik Anjasmara, Adipati Dolken, dan Shanker RS itu diminati. "Penyaluran pasti ada karena saya juga kenal beberapa casting director. Kalau mereka lagi buka (produksi) biasanya mereka suka share," terangnya.

Tapi, Ikhsan pun menegaskan jika tak semua bakat dari sekolah akting bisa tersalurkan dengan baik. Pasal, semua berbalik pada kebutuhan pasar yang berisikan kriteria-kriteria tertentu untuk akhirnya tampil di depan publik.

Selengkap: Prilly Latuconsina: Jadi Artis Butuh Modal

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading