Sukses

Entertainment

Avengers: Infinity War, Luar Biasa

Fimela.com, Jakarta Avengers: Infinity War, salah satu film yang paling ditunggu-tunggu penggemar Marvel di seluruh dunia, akhirnya dirilis. Untuk Indonesia, film yang menyatukan banyak pahlawan super itu, sudah bisa disaksikan di bioskop sejak Rabu, 25 April 2018. Lantas, akankah Avengers: Infinity War bisa memuaskan penggemarnya dan meraih sukses seperti dua film Avengers sebelumnya?

***

Membuat cerita komik Marvel di layar lebar memang tidak mudah. Namun dengan kecanggihan teknologi, akhirnya kreasi para pahlawan Marvel bisa diwujudkan seperti cerita dalam komik.

Setelah sukses dengan Blade, X-Men, dan Spiderman yang diproduksi perusahaan film lain, Marvel kemudian memproduksi film-film mereka sendiri lewat Marvel Studio dengan mengenalkan konsep cinematic universe atau dikenal juga dengan sebutan shared universe di mana setiap film pahlawan super tidak berdiri sendiri, melainkan terkait satu dengan lainnya. Proyek ini kemudian dinamakan Marvel Cinematic Universe (MCU).

 

Sebagai pembuka proyek MCU, Marvel Studio merilis film Iron Man pada Februari 2008. Pahlawan super dengan baju besi nan canggih itu sukses menghipnotis masyarakat dunia.

Keberhasilan Iron Man sebagai film pembuka Marvel Cinematic Universe pun kemudian memuluskan film-film lainnya seperti The Incredible Hulk (2008), Iron Man 2 (2010), Thor (2011), dan Captain America: The First Avenger (2011).

 

Setelah itu, Marvel membuat film crossover yang mempertemukan semua pahlawan super tersebut dalam film The Avengers yang dirilis pada 2012 sebagai puncak film Marvel Cinematic Universe fase pertama.

Film The Avengers yang biaya produksinya menelan biaya 220 juta dolar Amerika meraih sukses besar dengan menghasilkan keuntungan lebih dari 1.51 miliar dolar Amerika. Tak hanya itu, Marvel Cinematic Universe juga mengilhami studio film lainnya untuk membuat film dengan menggunakan konsep serupa.

 

Setelah itu, fase kedua dibuat diawali dengan film Iron Man 3 (2013), disusul Thor The Dark World (2013), Captain America: The Winter Soldier (2014), Guardians of the Galaxy (2014), Avengers: Age of Ultron (2015), dan ditutup dengan film Ant-Man (2015).

Sama halnya dengan Marvel Cinematic Universe fase pertama, untuk fase kedua pun Marvel menuai kesuksesan. Tidak berhenti di situ saja, Fase ketiga dimulai dengan Captain America: Civil War (2016), Doctor Strange (2016), Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017), Spider-Man: Homecoming (2017), Thor: Ragnarok (2017), Black Panther (2018), Avengers: Infinity War (2018), Ant-Man and the Wasp (2018), Captain Marvel (2019), dan ditutup dengan Avengers 4 (2019). Belum diketahui secara pasti apakah fase ketiga tersebut menjadi akhir dari serial Avengers. Yang jelas sudah ada proyek MCU berikutnya yaitu Spider-Man: Homecoming 2 dan Guardians of the Galaxy 3.

 

Fantastis, biaya pembuatan Avengers: Infinity Wars

Mengumpulkan para pemain ternama dalam satu judul film memang tidak mudah. Belum lagi, biaya untuk membayar para aktor yang ikut bermain tidaklah murah. Namun para pemain sepertinya punya ikatan emosional tersendiri dengan Marvel Cinematic Universe.

Mereka seakan ingin ikut dalam kesuksesan film-film produksi Marvel. Tak hanya itu, pembuatan film dengan didukung teknologi canggih juga memakan banyak biaya. Lantas berapa sih taksiran biaya membuat Avengers: Infinity Wars?

 

Menurut Wall Street Journal, anggaran produksi Avengers: Infinity War menelan biaya produksi sekitar 300 juta dolar Amerika atau setara dengan Rp 4,1 triliun jika dikonversikan dalam rupiah. Film tersebut, disebut-sebut menjadi yang termahal kedua setelah film Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides yang menghabiskan total biaya 375 juta dolar Amerika atau setara Rp 5,2 triliun.

Melansir dari CNBC, Avengers: Infinity War, diprediksi akan meraih kesuksesan seperti dua film serial Avengers sebelumnya, yakni The Avengers dan Avengers 2015: Age of Ultron. Untuk The Avengers, Marvel meraih keuntungan lebih dari 1.51 miliar dolar Amerika dengan biaya produksi film sebesar 220 juta dolar Amerika. Sedangkan Avengers: Age of Ultron menghasilkan lebih dari 1,6 miliar dolar Amerika di dengan biaya pembuatan film sebesar 267 juta dolar Amerika.

 

Data dan fakta film Avengers

Avengers sejatinya sebuah proyek mengumpulkan manusia-manusia dengan kekuatan super dan kelebihan lain yang dicetuskan SHIELD, sebuah organisasi penjaga perdamaian. Salah satunya adalah Howard Stark, ayah dari Tony Stark si Iron Man. Proyek SHIELD pertama adalah Captain America: The First Avenger dan berhasil.

Kemudian Nick Fury, direktur SHIELD merekrut Iron Man, Hulk, Thor, Black Widow, dan Hawkeye untuk bergabung dengan Captain Amerika membentuk sebuah tim yang kemudian disebut Avengers.

 

Dalam Avengers pertama yang ditulis dan disutradarai oleh Joss Whedon, mereka bahu membahu mempertahankan New York dari serangan mahluk luar angkasa yang diprakarsai Loki, adik Thor.

Avengers berikutnya Age of Ultron. Dalam Avengers kedua ini muncul anggota baru, yaitu Vision, Scarlett Witch dan Quicksilver. Namun Quicksilver tewas saat menyelamatkan Hawkeye dan seorang anak.

 

Film yang ditulis dan disutradarai oleh Joss Whedon ini dibuka dengan adegan para Avengers menyerang markas Hydra yang dipimpin oleh Baron Wolfgang von Strucker. Target utama mereka adalah merebut tongkat Loki yang digunakan Hydra untuk bereksperimen membentuk manusia super. Usaha mereka berhasil, tongkat Loki dapat direbut.

Dengan tongkat Loki, Tony Stark membuat program perdamaian yang bernama Ultron, sebuah kecerdasan buatan yang mampu belajar sendiri dan membuat keputusan. Namun rencana Tony Stark menjadi boomerang ketika Ultron menjadi jahat dan memutuskan manusia adalah musuh utamanya.

Di Avengers: Age of Ultron muncul karakter baru bernama Vision yang memiliki salah satu batu infinity dari enam batu infinity yang diincar Thanos dalam Avengers: Infinity War.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading