Sukses

Entertainment

Kelaparan, Warga NTT Konsumsi Biji Asam

Masyarakat NTT tengah mencari asam di dalam hutanPercaya nggak, di zaman yang serba maju, dimana banyak sekali restoran cepat saji atau yang menawarkan jasa delivery, bahkan beberapa tempat makan atau supermarket buka 24 jam untuk melayani pelanggan, masih terjadi kasus kelaparan? Dan sedihnya, terjadi pada saudara sebangsa kita di Nusa Tenggara Timur.

Saat ini Nusa Tenggara Timur terancam kelaparan yang disebabkan semakin menipisnya stok pangan. Nggak hanya itu, kekeringan dan gagal panen juga menjadi salah satu faktor utama terjadinya bencana kelaparan di wilayah NTT. Saat ini harga beras di wilayah yang terkenal dengan keindahan wisata alamnya ini berada di kisaran Rp7.000,- sampai Rp10.000,- per kilogram, sedangkan kepala keluarga di wilayah tersebut yang sebagian besar pekerja tambang mangan hanya mendapatkan upah Rp200,- sampai Rp500,- untuk tiap kilogram mangan yang mereka bawa.

Warga NTT mulai mengonsumsi biji asam akibat semakin menipisnya persediaan panganDi sebuah wilayah NTT, daerah Timor Tengah Selatan tepatnya di Desa Oekiu, warganya sudah mulai mengonsumsi biji asam yang dimasak untuk menggantikan nasi. Mereka bisa membeli beras (raskin dari pemerintah) dan sayuran untuk makan keluarga, tapi jumlahnya sangat sedikit dan makanan tersebut pun mereka prioritaskan untuk anak-anak mereka. Sehingga, seringkali orang tua yang nggak mendapat jatah nasi dan sayur mengonsumsi biji asam yang mereka olah.

Saat ini biji asam dijual dengan harga Rp5.000,- per kilogram. Biasanya sebeum dimakan, buah asam akan dijemur selama lima hari untuk kemudian digoreng dan ditumbuk agar kulit dan bijinya terpisah, kemudian direndam selama dua hari sebelum dimakan. Yang lebih membuat ironis adalah kondisi warga desa yang seperti ini belum diketahui oleh pemerintah pusat daerah setempat.

Padahal hampir selurh wilayah yang mencakup provinsi NTT terancam kelaparan. Kepala Badan Ketahanan Pangan NTT, Nikolaus Bala Nuhan mengatakan ada sekitar 862 desa di NTT yang terancam rawan pangan. Tetapi, nggak semua warga bisa dikategorikan ke dalam kelompok rawan pangan. Padahal di Desa Pambotajara, dari 94 balita yang ada 50 di antaranya menderita kurang gizi. Kondisi wilayah NTT yang seperti inilah yang menjadi salah satu alasan musisi Glenn Fredly mendirikan Green Music Foundation untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di sana. Lewat yayasannya tersebut, Glenn dan kawan-kawan berhasil membantu warga Kabupaten Ende yang telah lama hidup tanpa listrik dan air bersih.

Buat kamu yang terketuk dengan kondisi tersebut dan ingin menyalurkan bantuan, kamu bisa cari tahu informasi lebih lanjut di

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan NTT

Jln. Polisi Militer  No. Kupang     833281 / 833470

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan

Departemen Sosial RI

Jln. salemba Raya No. 28 Jakarta 10430

Telepon : (021) 310-3781, 310-3591 Fax : (021) 310-3783

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading