Sukses

Entertainment

Tingkat Kepedulian Masyarakat Rendah, Setuju?

Next

Indonesia MengajarSebuah harian ternama membuat pernyataan bahwa ikatan sosial warga sudah longgar. Meningkatnya tindak kejahatan yang semakin mengkhawatirkan menjadi salah satu indikasi renggangnya ikatan sosial dan kepedulian warga.

Harian Kompas melakukan survey pada bulan Oktober 2011 terhadap 458 warga di lima wilayah DKI Jakarta. Responden adalah mereka yang sudah berusia 17 tahun atau sudah pernah menikah, dan responden tersebut dipilih secara acak dan sistematis. Yang menarik dari hasil survey ini adalah sebesar 61% warga yang tinggal di kompleks perumahan tidak pernah mengikuti Siskamling dan sebesar 53% warga yang tinggal di daerah perkampungan juga tidak pernah mengikuti kegiatan Siskamling.

jembatan anak bangsaRendahnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan disekitar pun menjadi salah satu pemicu meningkatnya tindak kejahatan. Namun, apakah benar bahwa ikatan sosial dan kepedulian sudah benar-benar hilang di masyarakat? Sepertinya tidak. Ini terbukti masih adanya segelintir orang yang peduli terhadap kegiatan-kegiatan sosial yang terkait dengan kemajuan bangsa.

 

Next

Wear your lifeAkademi Berbagi, Wear Your Life, Jembatan Anak Bangsa, dan Indonesia Mengajar merupakan bukti bahwa masih adanya rasa kepedulian dan ikatan sosial di antara masyarakat kita. Di mulai dari kepedulian segelintir orang terhadap kondisi anak-anak yang mengalami kesulitan untuk berangkat dan bersekolah di daerah Banten, mencetuskan sebuah kelompok sosial yang menamakan diri mereka Jembatan Anak Bangsa. Adalah Rene Suhardono salah satu orang yang menggagas terbentuknya gerakan sosial Jembatan Anak Bangsa. Hanya berawal dari pembahasan yang ada di twitter, kini Jembatan Anak Bangsa menjadi salah satu organisasi sosial nonprofit yang concern untuk membantu memperbaiki pendidikan anak-anak Indonesia.

Wear your lifeSedangkan gerakan Indonesia mengajar adalah sebuah gerakan sosial yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan pendidikan di daerah terpencil yang kekurangan tenaga pengajar. Yayasan yang diketuai Anies Baswedan ini cukup menyita perhatian banyak pemuda dari berbagai lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahap pertama pembukaan pengajar muda gelombang I pun tercatat 1.383 sarjana muda mendaftar. Dan pada gelombang II pendaftar pun meningkat menjadi sekitar 5.000-an orang.

Hingga saat ini, Indonesia Mengajar masih menjadi pusat perhatian karena yayasan ini mengirim pemuda-pemuda berprestasi untuk mengisi kekurangan pengajar di daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia. Jika memang ikatan sosial masyarakat sudah longgar, tentunya antusiasme pemuda untuk menjadi tenaga pengajar di daerah terpencil nggak akan sebanyak ini. Bayangkan, tinggal di rumah penduduk di daerah terpencil selama satu tahun, tanpa akes transportasi yang baik, dan bahkan sinyal telepon selular pun nggak bisa terjangkau, siapa yang mau melakukan semua itu jika bukan karena rasa keterikatan terhadap sesama yang tinggi?

Cukup tingginya minat masyarakat, terutama generasi muda, pada kegiatan-kegiatn yang bersifat sosial cukup membuktikan bahwa kelonggaran ikatan sosial dan rendahnya kepedulian tidak terjadi pada seluruh lapisan masyarakat. Bahwa masih ada masyarakat yang peduli dengan sesama di antara mereka yang individualis adalah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. ‘Turun tangan’ atau ‘angkat tangan’ terhadap setiap peristiwa yang terjadi di sekitar kita adalah sepenuhnya hak kamu untuk memilih! So, mana yang akan kamu pilih?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading