Sukses

Entertainment

Eksklusif, Rupa dan Nada Kebebasan Gloria Jessica

Fimela.com, Jakarta Makin tipisnya garis batas antara major dan indie label di industri musik Indonesia membawa angin segar bagi para musisi yang berorientasi seni. Gloria Jessica contohnya, yang mencoba mengekspresikan diri lewat karya terbarunya, Hold On.

***

Panggung ajang pencarian bakat menjadi langkah awalnya dikenal publik. Karakter vokal khas yang dimiliki Gloria membuat indera pendengar tercuri kala dirinya mengikuti kompetisi.

Medium layar kaca tak dipungkiri telah berjasa membuatnya dilirik jutaan pasang mata. Namun itu tak berarti perjuangan pasca kompetisi akan berjalan mulus dan tanpa rintangan.

Sejak mengawali debutnya sebagai solois dua tahun lalu, Gloria Jessica telah menelurkan 4 single di bawah naungan Universal Music Indonesia. Karakter musiknya sudah mulai terbentuk di masyarakat dengan lagu-lagu sendu serta lirik menyentuh perasaan. Penyanyi kelahiran 25 Juni 1994 ini juga merecycle tembang lawas ciptaan Pongki Barata, Setia dengan warna-warna baru yang dituangkannya.

Namun 4 Oktober lalu, Gloria Jessica hadir dengan sesuatu yang mengejutkan. Sosok yang dikenal orang selama ini berubah drastis melalui rilisnya sebuah music video berjudul Hold On. Untuk sesaat penonton mungkin sempat meyakinkan pandangan terhadap apa, lebih tepatnya siapa yang mereka lihat.

Mulai dari warna rambut hingga caranya berpenampilan, Gloria Jessica mencoba menunjukkan sisi lain dirinya. Perubahan juga ia sajikan dari sisi musik yang bisa dibilang cukup kontras dengan karya-karya sebelumnya.

"Nah saat itu kayak ada pergolakan 'lu yakin Je? Lu udah aman, genre udah jelas, udah 4 single dan progres bagus' tapi di satu sisi aku mikir jangan main aman terus, kalau gitu kapan berkembangnya," tutur Gloria Jessica kepada Fimela.com.

Lalu sebenarnya sisi mana yang merupakan identitas sejati Gloria Jessica? Apa yang ingin disampaikannya dengan segala perubahan ini? Simak petikan wawancara kami dalam sesi eksklusif berikut ini.

Eksplorasi dan Pergolakan Batin

Hold On menjadi sebuah perantara bagi Gloria Jessica untuk mengeksplorasi kemampuan. Perubahannya menjadi lebih eksentrik pun bukan hanya untuk keperluan visual saja, ia membawa pesan dan inspirasi dengan caranya sendiri.

Apa yang melatarbelakangi lahirnya single Hold On yang nyentrik ini?

Lagu baru ini single ke-5 awal agustus tahun ini, dan Hold On ini lagu yang menjadi satu perubahan dari Gloria Jessica sendiri, ada warna baru yang dituangkan di lagu ini. Lagunya full bahasa inggris, mengubah genre dari pop Indonesia menjadi urban pop atau EDM juga. Tapi EDM juga kan ada macam-macam ya. Lagu ini diciptakan musiknya okeh Joseph Saryuf, kalau notasi dan lirik dari aku. Kita bikin berdua. Lagu ini sangat spesial karena pada akhirnya menujukkan sisi lain Gloria Jessica yang nggak pernah dilihat sama pendengar dari zaman Gloria berkarya. Seperti menghapus A Sky Full of Stars, Gloria Jessica yang The Voice.

Alasan mencoba EDM, apakah salah satunya karena tren?

Kalau aku rasa sebenarnya buat EDM aku keluarin tahun ini lumayan terlambat jadi alasannya bukan karena tren. Aku nggak pernah terpikir bekerjasama dengan pejuang indie mungkin, salah satu seniman yang idealis. Aku kasih dua nama deh Joseph Saryuf dan Tyo Nugros. Kak Iyup juga bukan EDM kan. Makanya aku bilang ini bukan EDM tapi urban pop.

Ada pergolakan batin yang dirasakan dengan perubahan besar ini?

Nah saat itu kayak ada pergolakan 'lu yakin Je, lu udah aman, genre udah jelas, udah 4 single dan progress bagus' tapi di satu sisi aku suka lagu, tapi aku nggak bisa nyanyi itu. Aku bukan DWP tapi We the fest, aku suka dengar yang alternatif tapi aku gak pernah berpikir akan bernyanyi seperti mereka, kayak lagu Hold On ini. Sempat mikir, jangan main aman terus kalau gitu kapan berkembangnya. Sehingga pas ada kesempatan kenapa nggak untuk belajar. Nekat yaudah boleh deh, kenal Kak Syaruf itu.

Kesulitan yang dirasa? Adaptasinya bagaimana?

Ya gitu dari pagi masuk studio malam keluar nada. Aku Nggak terbiasa dengan lagu seperti ini. Sebenernya ada nada yang keluar tapi itulah ka Iyup ingin membuat sesatu yang klise, dia pengen kalau branding-ku harus kasih sisi lain yang nggak pernah dikasih tau. Dia bilang nggak ada musisi yang masuk studionya ngerasa nyaman pada akhirnya sangat senang dengan nada yang tidak bernyanyi dan lebih ngomong. Deliver message dan lirik pada penggemar. Sangat puas saya ada dalam pembuatan lagu, jadi bukan karya yang sudah ada, aku ikut workshop nyanyiin dan buat bareng.

Kesan menulis lirik dalam bahasa Inggris?

Bener banget kalau bahasa Indonesia udah dari lahir ya. Aku juga suka puisi jadi kalau buat lirik bahasa Indonesia jauh lebih mudah, nggak mudah banget kalau mau bikin yang benar-benar bagus ya tapi memang kalau bahasa Inggris harus memiliki kosakata yang lebih luas, beda ya sebuah lagu dengan percakapan biasa. Ditambah lagi grammar dan gak bisa ngasal. Harus benar juga pengucapannya itu ribet cuma jadi belajar.

Apa yang ingin dideliver melalui lagu ini?

Dari judul aja Hold On berarti bertahan, bersabar. Ini sebagai teman untuk bangkit berdiri saat kamu menyerah dengan mimpi entah masalah dan keterbatasan yang kita punya sendiri atau eksternal yang membatasi. Jadi lagu ini menopang, mendorong dan mengingatkan kenapa kalian semua bermimpi seperti ini. Menjelaskan juga bahwa diri kita adalah musuh diri sendiri, jadi kalau bukan diri kita sendiri yang kita lawan siapa lagi. Kita punya mimpi yang harus diperjuangkan. Sebuah tepukan juga ya. Saya ingin mengungatkan tanpa menjudge.

Sumber inspirasi lirik dan makna lagunya dari pengalaman pribadi?

Iya tentunya, ini lagu terinspirasi pas aku lagi denger dua lagu Kunto Aji, Pengingat dan Konon Katanya. Aku dengarv agu itu kayak ada teman kata-kata lagi ngomong ke aku dan ngerasa lagu ini kaya ngerti aku. Pas down berarti harus buat lagu untuk membangkitkan ku saat ini dan teman yang lain.

Apa pertimbangan Gloria dalam memilih para model di klip Hold On?

Pemilihan model sendiri aku kasih tau pas meeting, menjelaskan makna jadi buat pesan jangan judge dari luar, karena kita sendiri ga mungkin bisa. Nah dari situ dicarilah model yang cocok, ada 5 model ini. Ada Donald Santoso, kapten timnas basket keterbatasan fisik tapi menjadi kebanggaan Indonesia. Boby Tince yang banyak orang nggak tahu bahwa ia memiliki istri dan anak, karena penampilannya dia. Dua anak Ita dan Namira. Mereka penari anak down syndrom tapi keterbatasan nggak membatasi hal yang mereka suka bahkan mereka berdua sudah tampil di nasional dan internasional baik ada pendamping atau tidak. Ada temen kampusku, Dita dia memiliki kecacatan fisik di wajah tapi dia selalu PD dan menebarkan hal positif. Alasan 5 model karena apapun yang dilihat model mana yang lebih related ke pendengar.

Ekspresi Kebebasan

Seperti seniman, musisi juga memerlukan kebebasan untuk menghasilkan karya yang paripurna. Perubahan yang diusung Gloria Jessica pun diakuinya sebagai sesuatu yang sudah lama ingin diungkap, dan inilah waktu yang tepat.

Rombak penampilan pengaruhnya sebesar apa?

Banget yah justru kenapa pengen jadi kuncir dua selalu mengecat rambut, gaya pakaian santai karena pengen ubah bener-benar ga cuma musik ya karena aku capek kalau perempuan harus feminin. Aku pernah di fase itu main aman cantik, rambut panjang, dress warna feminin dan aku merasa bukan aku sama sekali karena aku sudah tumbuh jadi anak yang ekspresif.

Femnin ada, tomboy ada. Ya kayak lagu aku sekarang. Dan kenapa mau cat rambut dan kuncir dua karena aku pengen sejalan dengan Hold On ini, dengan pesan yang disampaikan bukan berarti rambut dicat dan pakai casual lu bisa menjudge gue sebagai perempuan urak-urakan.

Apakah kamu akan bertahan dengan gaya yang seperti ini ke depan?

Untuk sekarang seperti ini, kalau setelah buat lagu baru dan mengubah penampilan lagi ya....tunggu surprise aja.

Apa reaksi atau komentar keluarga tentang perubahan kamu?

Mereka nggak merasa berubah karena mereka kenal dengan aku. Aku dulu ekspresif, suka ikut teater juga ya. Mau jaipong, balet, aku pernah jadi cowok di teater, jadi yudah nggak terlalu gimana gitu. Mereka tahu anaknya seniman dan si anak melakukan demi seninya itu sendiri.

Merasa lebih nyaman?

Banget, rasanya dulu kaya dalam sangkar dan sekarang bisa terbang, lebih rileks.

Dengan warna yang beda di Hold On, albumnya akan seperti apa jadinya?

Rencana masih nabung produksi aja sih, nambah kerjasama dengan musisi lain untuk bertukar pikiran. Kalau album sendiri belum menjanjikan bahwa akan ada album. Mungkin ada kalau cukup. Kalau kita memang fokus ke single nih ya jadi sulit menyatukan benang merah tapi doakan saja karena setiap musisi memang pengen punya album.

Ada keresahan nggak tentang musik EDM?

Komen urak-urakan, tadinya harus siap mental bahwa pendengar belm tentu setuju tapi ternyata 90% gaada yg komplain lagunya. Bahkan mereka semakin senang, apa lagi yang mau disampaikan. Dari segi musik Universal pun bilang nggak apa-apa mau ubah genre yang penting benang merah lu ada di warna suara lu ini.

Tapi kalau pengalaman yang dirasakan tentang judge cover (penampilan) oleh orang Indo nggak banyak sih. Pas kunjungan online harus respon komentar dan ada beberapa yang mengirimkan kata-kata 'kok kaya gini jadi urakan jadi nggak suka'. Mereka ga salah, cuma mereka mau mengutarakan aoa yang mereka rasakan. Berarti kalau menurutku responku adalah mereka belum mengenal aku.

Terakhir soal rambut dikuncir dua, kiblatnya dari mana sih?

Sendiri aja, aku beberapabkali udh kaya gini cuma aku oernah beberpa kali eksperimen dan berapa kalu ada yang dm cepil dua dan tag aku terus aku mikir apa tanpa aku sadari ini jd identitas aku, herban dua menghemat waktu dalam artian harus dibikin tapi ga perlu mikir lagi mau diapain. Dan aku ga pakai catokan untuk rusak rambut ya. Setiap hari selalu, selain dirumah.

Perubahan adalah tanda sebuah progress. Saat ini Gloria Jessica baru saja menunjukkan identitas dirinya yang lebih dalam melalui karya. Memang tidak bisa menyenangkan semua orang, tapi setidaknya ia berhasil menjaga prinsipnya dalam membuat musik.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading