Sukses

Fashion

Diary Fimela: Melestarian Budaya ala Studio Imaji, Mengubah Kain Tradisional jadi Pakaian Sehari-Hari

Fimela.com, Jakarta Sebagai generasi muda, kita harus bangga dengan adanya keberagaman warisan budaya di setiap daerah. Selain kaya akan kuliner dan destinasi wisata, Indonesia juga diberkahi dengan produk kain tradisional yang memesona. Setiap daerahnya memiliki ciri khas serta keunikannya masing-masing dalam jenis kain yang dihasilkan. 

Indonesia memiliki kain tradisional dari setiap budaya dan daerah. Batik adalah salah satu kain khas Indonesia yang kini sudah mencapai pasar internasional.

Tiap-tiap daerah memiliki motif dan filosofi batik yang berbeda. Tak hanya batik, masih banyak keberagaman kain tradisional lainnya yang menarik perhatian baik orang lokal maupun para turis. Kain tersebut sengaja dimanfaatkan dengan dibuat sebuah pakaian sehari-hari sekaligus untuk melestarikan kecantikan dari kain tradisional Indonesia. 

Kesempatan ini diambil oleh Imaji Studio, sebuah lini pakaian yang memiliki konsep luas pada bahan kain. Tidak hanya sekadar menjual busana siap pakai, tetapi juga bergerak dalam menawarkan bahan kain tradisional yang bisa dirancang menjadi apa saja. Mereka mengutamakan produksi ramah lingkungan dimulai dari proses pewarnaan, memanfaatkan pengrajin lokal, hingga menerapkan zero waste

Berawal dari rasa cinta terhadap kain tradisional

Tak dipungkiri lagi bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki budaya yang sangat bervariasi, termasuk kain tradisionalnya. Dimulai dari rasa kecintaan Shari terhadap kain tradisional Indonesia yang membuatnya mendirikan lini pakaian Imaji Studio. Ia ingin mengenalkan keragaman pakaian tradisional ke generasi muda.

Sejak dulu, Shari telah mengenakan kain-kain tradisional sebagai pakaian sehari-hari. Itu membuatnya resah melihat zaman dulu belum ada merek lokal yang menjual kain tradisional yang dikemas dengan konsep casual. Sehingga cukup sulit untuk dikenakan dalam kehidupan sehari-hari. 

“Pandemi semakin banyak yang aware sama batik dan kain. Budaya bukan sesuatu yang harus di zaman dulu. Budaya adalah sesuatu yang dinamis, karena itu reflections of society. Jadi harus selalu dikembangkan dan dilestarikan,” ujar Shari, Co-founder Imaji Studio.

Melihat peluang tersebut, Shari mendapatkan ide untuk memulai membuat pakaian dengan kain tradisional yang bisa dikenakan sebagai baju harian. Dengan menggunakan kain tradisional, diubah menjadi sebuah pakaian modern siap pakai tanpa mengurangi nilai budayanya.

“Aku mau menafsirkan kain menjadi sesuatu yang bisa aku pake setiap hari. Ingin bangga pake baju kain Indonesia tapi gak bisa pake batik juga setiap hari. Mau yang very stylish, nyaman, dan adem,” lanjut Shari.

Melewati proses ramah lingkungan

Pada dasarnya, fokus utama Imaji Studio adalah kain. Mereka mengambil bahan kain dari berbagai kota, beberapa seperti Riau, Bali, Lombok, hingga Jawa. Kemudian kain-kain tersebut diolah menjadi pakaian sehari-hari namun tetap masih sangat kental budaya Indonesia. Sudah mengeluarkan beberapa koleksi, mulai dari baju, celana, tas, hingga kebaya. Seringkali juga berkolaborasi dengan produksi tenun-tenun di berbagai daerah untuk membuat sebuah pakaian dengan motif yang berbeda.

Tak hanya mengembangkan kain tradisional melalui pakaian, namun proses produksinya pun ramah lingkungan. Melihat kini limbah pakaian telah menjadi isu hangat penyebab pencemaran lingkungan. Imaji Studio menggunakan bahan pewarna alami yang tidak membuat banyak dampak negatif untuk lingkungan.

“Kita fokus kain itu dibuat dari pewarnaan alam, jadi memang proses yang ramah lingkungan, itu yang nomor satu. Lalu kita juga memanfaatkan para pengrajin lokal untuk memproduksi pakaian Imaji Studio,” ucap Shari.

Setiap koleksi yang dikeluarkan Imaji Studio selalu berubah-ubah. Mengikuti jaman dan motif-motif kain baru yang kontemporer dengan bahan tradisional.

Tiga pilar yang membentuk Imaji Studio

Imaji is a Collaboration of Culture, Nature and Art, itu adalah tagline yang dibuat Shari untuk Imaji Studio. Memiliki makna bahwa Imaji Studio dibangun dengan 3 pilar, yaitu, Culture, Nature, dan Art. Ketiga pilar tersebut ditafsirkan kepada seluruh kreasi dari koleksi Imaji Studio. 

“Alam selalu bergandengan dengan budaya kita, dari jaman nenek moyang pasti wastranya berhubungan dengan alam. Entah itu motifnya, pewarnaannya, tenunan nya, bahkan bahan kainnya. Nenek moyang kita dari sabang sampai merauke punya cara untuk menyatukan alam di dalam wastranya," papar Shari kepada Fimela.

Shari juga menambahkan bahwa ia membangun Imaji Studio mulai dari koleksinya, pakaiannya, sampai prosesnya sebagai art. Mereka membuat kain sendiri dan motif sendiri, ini yang membuat mereka idealis. 

We want art is something that can be storytell. Jadi ada ceritanya, ada pesannya, ada makna khususnya, dan ada filosofinya. Jadi 3 elemen pilar itu yang what makes our brand Imaji Studio," tutup Shari. 

Selaras dengan namanya Imaji Studio, diambil dari kata imajinasi yang berarti “Image of Your Creations” dari bahasa Inggris. Memiliki makna bahwa Imaji Studio menciptakan sebuah koleksi pakaian dari motif yang sesuai dengan imajinasi dan eksperimen sendiri. 

Selama hampir 8 tahun berdiri, Imaji Studio sudah banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang mengikutsertakan konsumen, seperti workshop, tutorial, dan kolaborasi dengan beberapa brand lain. Kini, Imaji Studio sedang fokus dalam pembuatan salah satu koleksinya yang unik terbuat dari bahan upcycle yang ada di studio. Sehingga tidak ada bahan kain yang terabaikan dan tersisa, semuanya dimanfaatkan untuk diubah menjadi barang fungsional.

 

*Penulis: Balqis Dhia.

#Breaking Boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading