Sukses

FimelaMom

7 Stimulasi yang Bisa Meningkatkan IQ dan EQ Anak, Penting untuk Tumbuh Kembangnya

Fimela.com, Jakarta Perkembangan anak tidak hanya dilihat dari seberapa cepat ia berhitung atau mengenali huruf, tetapi juga dari bagaimana ia mengelola emosi, memahami orang lain, dan memecahkan masalah dalam aktivitas sehari-hari. IQ dan EQ adalah dua aspek penting yang saling melengkapi. Keduanya tidak muncul begitu saja, melainkan sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diberikan sejak dini.

Orangtua dan lingkungan terdekat memegang peran besar dalam membentuk kualitas kecerdasan tersebut. Melalui aktivitas yang konsisten dan terarah, anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir, daya ingat, hingga keterampilan sosial yang akan membantu mereka menghadapi tantangan di masa depan. Bahkan, stimulasi sederhana yang dilakukan setiap hari dapat memberi dampak positif yang signifikan.

Dilansir dari Healthline, berbagai penelitian menunjukkan bahwa aktivitas otak yang melibatkan memori, bahasa, interaksi sosial, hingga permainan musikal terbukti mampu membantu meningkatkan kecerdasan anak. Deretan stimulasi berikut bisa menjadi inspirasi untuk diterapkan secara rutin di rumah. Yuk, Sahabat Fimela simak penjelasannya!

1. Aktivitas Memori untuk Mengasah Daya Ingat dan Logika

Melatih memori tidak hanya membantu anak mengingat informasi, tetapi juga memperkuat kemampuan bernalar dan berbahasa. Healthline menjelaskan bahwa permainan yang menuntut anak mengingat pola atau informasi dapat memengaruhi perkembangan kecerdasan karena berkaitan dengan kemampuan memahami konsep dan menjelaskan sesuatu.

Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan antara lain: bermain puzzle, mencocokkan kartu, bermain teka-teki gambar, hingga sudoku versi anak. Selain menyenangkan, permainan ini membantu melatih kesabaran, ketelitian, dan kemampuan memecahkan masalah.

2. Latihan Executive Control untuk Meningkatkan Kemampuan Mengambil Keputusan

Executive control adalah kemampuan anak untuk mengatur perhatian, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas secara berurutan. Menurut studi yang dirangkum oleh Healthline, fungsi ini sangat berkaitan dengan fluid reasoning, yaitu aspek penting dalam pengukuran kecerdasan.

Permainan seperti scrabble, pictionary, permainan “lampu merah lampu hijau”, dan brainteasers membantu anak belajar mengatur fokus, mengambil keputusan cepat, dan memahami aturan. Aktivitas ini sangat ideal untuk mengembangkan IQ sekaligus membentuk kemampuan disiplin dan kontrol diri yang baik.

3. Latihan Visuospasial untuk Mengembangkan Kecerdasan Visual Anak

Visuospasial adalah kemampuan memahami bentuk, ruang, dan arah—sesuatu yang penting dalam matematika, membaca peta, hingga aktivitas sehari-hari. Healthline mencatat bahwa peningkatan kemampuan visual-spatial ini dapat memengaruhi kenaikan skor IQ.

Aktivitas yang bisa dicoba meliputi: mengerjakan maze atau labirin, permainan model 3D, menyusun lego, hingga aktivitas mengenal sudut pandang (point-of-view). Aktivitas ini membantu anak memahami hubungan bentuk dan struktur secara lebih baik.

4. Relational Skills untuk Menguatkan Bahasa dan Pemahaman Konsep

Relational Frame Theory (RFT) yang dibahas oleh Healthline menjelaskan bahwa keterampilan menghubungkan konsep adalah fondasi penting perkembangan bahasa dan kemampuan berpikir. Anak belajar bahwa dua benda bisa memiliki hubungan berbeda—misalnya besar vs kecil, penuh vs kosong, atau dua kata berbeda yang bermakna sama.

Stimulasi yang bisa diterapkan seperti buku bahasa, permainan perbandingan objek, hingga aktivitas mengelompokkan benda berdasarkan ukuran atau fungsi. Aktivitas ini memperkaya kosakata sekaligus memperkuat logika berpikir anak.

5. Bermain Alat Musik untuk Meningkatkan IQ dan Kemampuan Fokus

Sahabat Fimela, anak yang mengikuti pelajaran musik selama sekitar 75 menit per minggu mengalami peningkatan IQ. Musik tidak hanya melatih pendengaran, tetapi juga mengasah memori, koordinasi tangan, fokus, hingga ekspresi emosi.

Anak tidak harus menjadi ahli musik untuk merasakan manfaatnya. Belajar alat musik sederhana seperti pianika, drum kecil, atau keyboard sudah mampu membantu perkembangan kognitif dan emosionalnya.

6. Belajar Bahasa Baru untuk Mengoptimalkan Perkembangan Otak

Healthline menyebutkan bahwa stimulasi bahasa sejak dini, khususnya pada usia 18–24 bulan, memiliki dampak besar terhadap perkembangan kognitif di masa depan. Belajar bahasa kedua membantu anak memahami dunia dengan sudut pandang berbeda sekaligus memperkuat memori dan kemampuan komunikasi.

Stimulasi yang bisa dilakukan bisa seperti membacakan buku bilingual, bermain kartu kata, atau memperkenalkan lagu-lagu dalam bahasa asing. Proses belajar yang menyenangkan akan membuat anak lebih mudah menyerap bahasa baru.

7. Membaca Bersama untuk Membangun Kecerdasan Kognitif dan Emosional

Membaca adalah aktivitas sederhana namun memiliki pengaruh besar terhadap IQ dan EQ anak. Healthline menuliskan bahwa kebiasaan membaca bersama orangtua dapat meningkatkan kemampuan bahasa, pemahaman verbal, hingga proses berpikir anak.

Selain itu, membaca bersama menjadi momen bonding yang memperkuat hubungan emosional. Saat orangtua menjelaskan cerita, anak belajar memahami emosi karakter, membangun empati, dan mengenali perasaan mereka sendiri.

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading