Sukses

FimelaMom

Normal atau Perlu Khawatir Cegukan pada Bayi Baru Lahir

ringkasan

  • Cegukan pada bayi baru lahir sangat umum dan biasanya tidak berbahaya, seringkali hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit.
  • Cegukan disebabkan oleh kejang diafragma yang dipicu oleh faktor seperti menelan udara berlebih saat makan atau kondisi refluks gastroesofageal.
  • Orang tua dapat membantu mengatasi cegukan dengan menyendawakan bayi, memberikan dot, atau mengubah posisi menyusui, serta perlu waspada jika cegukan disertai gejala lain yang mengkhawatirkan.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa bayi baru lahir sering mengalami cegukan? Fenomena ini sangat umum terjadi pada si kecil, bahkan terkadang sudah dimulai sejak mereka masih di dalam kandungan. Cegukan bayi seringkali lebih mengganggu orang tua daripada bayinya sendiri.

Kondisi ini terjadi ketika diafragma bayi mengalami kejang kecil yang tidak disengaja. Otot besar di bawah paru-paru ini berperan penting dalam pernapasan. Kejang diafragma memaksa udara masuk dan pita suara menutup cepat, menciptakan suara khas "hik".

Meskipun sering membuat cemas, cegukan pada bayi umumnya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit. Namun, penting untuk memahami penyebabnya dan cara mengatasinya dengan tepat. Mari kita selami lebih dalam cegukan bayi baru lahir yang sering terjadi ini.

Mekanisme dan Penyebab Umum Cegukan pada Bayi

Cegukan pada bayi terjadi karena diafragma, otot besar di bawah paru-paru, mengalami kejang mendadak. Kejang ini menyebabkan udara masuk secara paksa dan pita suara menutup dengan cepat, menghasilkan suara "hik" yang kita kenal. Ini adalah respons alami tubuh yang seringkali tidak disengaja.

Meskipun penyebab pasti cegukan pada bayi baru lahir tidak selalu jelas, beberapa faktor seringkali menjadi pemicunya. Salah satunya adalah kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu cepat, yang menyebabkan bayi menelan terlalu banyak udara saat menyusu atau minum dari botol. Udara berlebih ini dapat membuat perut bayi mengembang dan menekan diafragma, memicu kejang.

Selain itu, cegukan juga bisa menjadi tanda kondisi refluks gastroesofageal (GERD), di mana asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Iritasi pada kerongkongan ini dapat memicu saraf frenikus yang mengontrol diafragma, menyebabkan cegukan. Gejala GERD lainnya meliputi meludah, muntah paksa, rewel setelah makan, batuk, dan penambahan berat badan yang buruk.

Faktor lain yang mungkin berkontribusi termasuk bayi yang rewel atau gelisah sebelum makan sehingga menelan udara lebih banyak, atau perubahan suhu yang tiba-tiba. Penting untuk diingat bahwa cegukan juga dapat terjadi tanpa alasan yang jelas dan seringkali hanya merupakan bagian normal dari perkembangan bayi.

Mengatasi Cegukan Bayi: Tips Praktis untuk Sahabat Fimela

Sebagian besar cegukan pada bayi akan hilang dengan sendirinya dalam 5 hingga 10 menit tanpa intervensi. Namun, jika cegukan tampak mengganggu si kecil atau Anda ingin membantu menghentikannya, ada beberapa tips praktis yang bisa Sahabat Fimela coba.

Salah satu cara paling efektif adalah menyendawakan bayi secara teratur selama dan setelah menyusui. Untuk bayi yang diberi botol, sendawakan setiap 2 hingga 3 ons susu. Sementara itu, untuk bayi yang disusui, sendawakan sebelum beralih payudara. Menyendawakan dapat membantu melepaskan udara berlebih yang mungkin menjadi penyebab cegukan.

Selain itu, memberikan dot (pacifier) dapat membantu mengendurkan diafragma dan menghentikan serangan cegukan. Mengubah posisi menyusui menjadi lebih tegak juga dapat mencegah bayi menelan terlalu banyak udara. Setelah menyusui, jaga bayi dalam posisi tegak selama sekitar 30 menit untuk membantu pencernaan.

Tips lainnya termasuk memberikan makan dalam porsi kecil dan lebih sering untuk menghindari bayi terlalu lapar dan gelisah. Pastikan juga pelekatan mulut bayi sempurna pada puting saat menyusu. Jika bayi tidak terganggu oleh cegukan, seringkali yang terbaik adalah membiarkannya berhenti dengan sendirinya.

Kapan Waktunya Khawatir? Mengenali Tanda Cegukan Berbahaya

Meskipun cegukan bayi umumnya normal dan tidak berbahaya, ada beberapa situasi di mana Sahabat Fimela perlu lebih waspada dan mungkin perlu menghubungi dokter anak. Cegukan yang berlangsung sangat sering atau berkepanjangan bisa menjadi indikator adanya masalah.

Perhatikan jika cegukan berlangsung lebih dari 10 menit secara teratur, atau jika terus-menerus terjadi setelah bayi berusia satu tahun. Cegukan yang berlangsung lebih dari 2 jam juga memerlukan perhatian. Jika cegukan disertai dengan gejala lain, ini bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius.

Gejala yang patut diwaspadai meliputi muntah paksa atau meludah yang berlebihan, bayi rewel atau mudah tersinggung setelah makan, kesulitan bernapas atau makan, serta penambahan berat badan yang buruk. Bibir bayi yang membiru (sianosis) juga merupakan tanda darurat yang menunjukkan kadar oksigen rendah dan memerlukan pertolongan medis segera. Bayi yang melengkungkan punggung secara berlebihan selama atau setelah makan juga bisa menjadi indikasi.

Penting untuk diingat agar tidak mencoba pengobatan tradisional orang dewasa pada bayi, seperti menakuti bayi, memberi air dingin (berbahaya untuk bayi di bawah 6 bulan), memberi es batu, atau menarik lidah bayi. Taktik ini tidak efektif dan bahkan bisa berbahaya bagi si kecil. Selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai kesehatan bayi Anda.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading