Sukses

FimelaMom

1 dari 10 Wanita Alami Endometriosis, Kenali Gejala Nyeri Haid Tak Wajar

ringkasan

  • Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri, peradangan, dan komplikasi karena darah tidak dapat keluar.
  • Gejala endometriosis, seperti nyeri haid ekstrem, nyeri saat berhubungan seks, dan masalah pencernaan, seringkali disalahartikan sebagai keluhan biasa sehingga diagnosisnya tertunda.
  • Meskipun belum ada obat penyembuh, diagnosis dini melalui pemeriksaan fisik dan laparoskopi serta penanganan dengan obat pereda nyeri, terapi hormonal, atau pembedahan dapat mengelola gejala dan mencegah komplikasi.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, nyeri menstruasi memang menjadi bagian yang akrab bagi banyak perempuan. Rasa kram, tidak nyaman di perut bawah, hingga pegal di punggung sering dianggap 'normal'. Namun, bagaimana jika rasa sakit itu terasa berlebihan, tidak wajar, atau mengganggu aktivitas sehari-hari?

Bisa jadi, yang kamu rasakan bukan sekadar nyeri haid biasa, tetapi tanda dari kondisi lain seperti endometriosis. Dilansir dari Murdoch Children's Research Institute, ada perbedaan signifikan antara nyeri menstruasi biasa dan nyeri akibat endometriosis.

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, seperti di indung telur, tuba falopi, dinding panggul, bahkan usus. Jaringan ini tetap merespons perubahan hormon bulanan, menebal, dan berdarah seperti endometrium normal di dalam rahim. Namun, karena darah tidak dapat keluar dari tubuh, kondisi ini menyebabkan iritasi, peradangan, pembentukan jaringan parut, perlengketan, dan bahkan kista yang disebut endometrioma.

Apa Itu Endometriosis dan Mengapa Penting Diketahui?

Endometriosis merupakan kondisi medis yang memengaruhi sistem reproduksi wanita, di mana jaringan serupa endometrium tumbuh di luar rahim. Jaringan ini dapat ditemukan di berbagai lokasi seperti indung telur, tuba falopi, dinding rongga panggul, hingga usus, dan pada kasus yang jarang, di bagian tubuh lain. Kondisi ini sering juga disebut sebagai kista cokelat.

Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim ini tetap merespons perubahan hormon bulanan, menebal, dan berdarah seperti endometrium normal di dalam rahim. Namun, karena darah tidak dapat keluar dari tubuh, kondisi ini menyebabkan iritasi, peradangan, pembentukan jaringan parut, perlengketan, dan bahkan kista yang disebut endometrioma. Hal ini dapat menimbulkan nyeri hebat dan komplikasi lainnya.

Berbeda dengan nyeri haid biasa yang masih bisa ditoleransi tanpa obat, nyeri akibat endometriosis biasanya sangat mengganggu aktivitas dan membuat penderita membutuhkan obat pereda nyeri setiap kali menstruasi datang. Mengabaikan gejala ini dapat memperburuk kondisi dan berpotensi menimbulkan masalah kesuburan di kemudian hari.

Berbagai Penyebab dan Faktor Risiko Endometriosis

Penyebab pasti endometriosis belum sepenuhnya diketahui, namun beberapa teori dan faktor risiko telah diidentifikasi. Salah satu teori utama adalah menstruasi retrograde, di mana darah menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali melalui tuba falopi ke rongga panggul. Sel-sel ini kemudian menempel pada dinding panggul dan organ, tumbuh, serta terus menebal dan berdarah selama siklus menstruasi.

Selain itu, perubahan sel embrionik atau peritoneal juga dapat menjadi pemicu. Hormon seperti estrogen dapat mengubah sel embrionik atau sel peritoneum (lapisan yang melapisi bagian dalam perut) menjadi sel-sel mirip endometrium. Gangguan sistem kekebalan tubuh juga berperan, di mana sistem imun tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim, memungkinkan sel-sel abnormal ini terus tumbuh.

Penyebaran sel endometrium melalui sistem pembuluh darah atau cairan limfatik juga menjadi salah satu kemungkinan. Beberapa faktor risiko lain meliputi riwayat keluarga dengan endometriosis, menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun, siklus menstruasi pendek (<24 hari), indeks massa tubuh (IMT) <22, infertilitas primer, dan kelainan pada rahim. Tindakan bedah seperti histerektomi atau operasi caesar juga dapat meningkatkan risiko.

Kenali Ciri-ciri dan Gejala Endometriosis yang Sering Terabaikan

Gejala endometriosis sangat bervariasi antar individu, bahkan ada sekitar 25% penderita yang tidak menunjukkan gejala. Namun, ciri-ciri utama endometriosis seringkali melibatkan nyeri panggul yang hebat, terutama selama menstruasi, dan dapat memburuk seiring waktu. Nyeri haid yang hebat hingga mengganggu aktivitas adalah salah satu tanda paling umum.

Ciri-ciri dan gejala umum endometriosis meliputi:

  • Nyeri Hebat pada Panggul dan Perut Bagian Bawah: Sering digambarkan sebagai kram perut yang parah (dismenore) yang terjadi sebelum dan selama menstruasi, bahkan bisa sangat mengganggu aktivitas.
  • Nyeri Saat atau Setelah Berhubungan Seksual (Dispareunia): Rasa sakit dapat muncul saat atau setelah berhubungan seks.
  • Nyeri Saat Buang Air Besar atau Buang Air Kecil: Terutama selama periode menstruasi. Jika endometriosis menyebar ke usus, dapat terjadi diare, sembelit, dan perut kembung.
  • Perdarahan Menstruasi Abnormal: Volume darah yang berlebihan saat menstruasi (menorrhagia) atau perdarahan di luar siklus menstruasi (spotting) dapat terjadi.
  • Masalah Pencernaan: Gejala seperti diare, kembung, mual, sembelit, dan perut begah dapat terjadi, terutama selama menstruasi, seringkali disalahartikan sebagai IBS.
  • Kelelahan Ekstrem: Rasa lelah berlebihan tanpa sebab yang jelas dapat menjadi ciri endometriosis parah, disebabkan oleh peradangan kronis dan kehilangan darah.
  • Infertilitas atau Sulit Hamil: Endometriosis dapat menyebabkan masalah kesuburan karena peradangan dapat mengganggu pembuahan dan implantasi.

Bagi sebagian perempuan, endometriosis baru terdeteksi setelah mereka kesulitan hamil. Jaringan yang tumbuh di luar rahim bisa menghalangi pertemuan antara sel telur dan sperma, atau mengganggu proses implantasi sel telur yang telah dibuahi. Mengenali gejala ini sejak awal sangatlah penting agar perempuan bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi yang lebih berat. Sahabat Fimela, jangan menyepelekan nyeri haid berlebihan atau gejala lain yang terus berulang, karena semakin cepat diperiksa, semakin besar peluang untuk mengurangi risiko komplikasi di kemudian hari.

Langkah Diagnosis dan Pilihan Pengobatan Endometriosis

Diagnosis endometriosis seringkali sulit dan tertunda karena gejalanya bervariasi dan mirip dengan kondisi lain. Proses diagnosis melibatkan beberapa langkah, dimulai dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan riwayat gejala, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta melakukan pemeriksaan panggul untuk mendeteksi kelainan atau nyeri tekan.

Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan adalah USG (Ultrasonografi) untuk memindai organ reproduksi dan mengidentifikasi kista atau jaringan endometriosis, seringkali menggunakan USG transvaginal untuk gambaran lebih jelas. MRI (Magnetic Resonance Imaging) juga dapat digunakan untuk detail lebih lanjut. Namun, diagnosis definitif seringkali memerlukan laparoskopi, yaitu prosedur bedah minimal invasif di mana dokter melihat langsung ke dalam rongga panggul dan dapat mengambil sampel jaringan.

Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan endometriosis, pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala, mengelola nyeri, dan mencegah perkembangan penyakit. Pilihan pengobatan disesuaikan dengan usia pasien, tingkat keparahan gejala, dan keinginan pasien untuk memiliki anak. Obat pereda nyeri seperti OAINS dapat digunakan untuk meredakan kram menstruasi.

Terapi hormonal juga menjadi pilihan untuk menekan produksi estrogen dan menghambat pertumbuhan jaringan endometrium. Ini meliputi kontrasepsi hormonal, terapi progestin (seperti dienogest), analog hormon pelepas gonadotropin (GnRH), dan danazol. Jika terapi medis tidak efektif atau ada kista besar, pembedahan dapat dipertimbangkan, seperti laparoskopi untuk mengangkat implan endometriosis atau histerektomi sebagai pilihan terakhir. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading