Sukses

FimelaMom

90% Ibu Hamil Mengalami Stretch Mark, Ini Cara Atasi yang Efektif

ringkasan

  • Stretch mark merupakan kondisi umum pada ibu hamil akibat peregangan kulit cepat, ditandai guratan merah keunguan, dan dipengaruhi faktor genetik serta hormon.
  • Pencegahan dan pengurangan stretch mark dapat dilakukan dengan menjaga hidrasi, nutrisi kulit, mengontrol kenaikan berat badan, serta penggunaan produk topikal seperti minyak zaitun atau shea butter.
  • Untuk stretch mark yang sudah terbentuk, perawatan medis seperti terapi laser atau microneedling dapat dipertimbangkan setelah melahirkan di bawah pengawasan dokter, dengan perhatian khusus pada keamanan produk saat hamil ata

Fimela.com, Jakarta - Stretch mark adalah kondisi umum yang dialami oleh banyak ibu hamil, ditandai dengan munculnya garis-garis atau guratan pada kulit. Kondisi ini terjadi akibat peregangan kulit yang cepat melebihi kemampuan elastisitas alaminya. Guratan ini seringkali berwarna merah keunguan dan pada sebagian ibu hamil bisa disertai rasa gatal.

Menurut data, sekitar 90% ibu hamil biasanya mulai mengalami stretch mark menjelang usia kehamilan enam atau tujuh bulan. Area yang sering terdampak meliputi perut, payudara, paha, pinggul, dan lengan atas. Meskipun tidak berbahaya bagi kesehatan, stretch mark sering menimbulkan kekhawatiran estetika bagi Sahabat Fimela.

Lantas, bagaimana cara atasi stretch mark pada ibu hamil agar kulit tetap sehat dan penampilan terjaga? Mari kita selami berbagai strategi efektif, mulai dari pencegahan hingga perawatan pasca melahirkan. Artikel ini akan memandu Anda mengatasi masalah kulit ini dengan informasi yang akurat dan terpercaya.

Memahami Penyebab dan Gejala Stretch Mark pada Kehamilan

Sahabat Fimela, stretch mark atau striae gravidarum, adalah perubahan kulit yang umum terjadi selama kehamilan. Kondisi ini muncul akibat peregangan kulit yang cepat dan melebihi kemampuan elastisitas kulit, menyebabkan robekan pada lapisan dermis. Gejalanya berupa garis-garis merah, merah muda, atau putih yang muncul di area perut, payudara, paha, dan pinggul.

Beberapa faktor utama memengaruhi munculnya stretch mark. Peregangan kulit akibat pembesaran perut dan kenaikan berat badan yang cepat selama kehamilan adalah pemicu utama. Selain itu, faktor genetik atau riwayat keluarga dengan stretch mark juga berperan besar. Peningkatan kadar hormon kortisol selama kehamilan juga dapat melemahkan serat elastis kulit, meningkatkan risiko timbulnya guratan ini.

Stretch mark umumnya muncul menjelang usia kehamilan enam atau tujuh bulan, atau pada trimester kedua dan ketiga. Risiko meningkat pada ibu hamil di usia muda karena kulit lebih banyak mengalami peregangan. Hamil bayi kembar, taksiran berat janin tinggi, atau cairan ketuban berlebih juga menjadi penyebab potensial. Guratan ini bisa berwarna merah muda, merah, coklat, hitam, perak, atau ungu, dan akan memudar serta menjadi lebih terang seiring waktu.

Strategi Efektif Mencegah dan Mengurangi Stretch Mark

Meskipun stretch mark tidak dapat sepenuhnya dihindari, Sahabat Fimela dapat melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan mengurangi penampilannya. Perawatan lebih efektif jika dilakukan saat stretch mark masih baru dan berwarna kemerahan. Kunci utamanya adalah menjaga hidrasi kulit dari dalam dan luar, serta mengontrol kenaikan berat badan secara bertahap.

Menjaga hidrasi tubuh sangat penting; penuhi kebutuhan cairan 8 hingga 12 gelas air putih per hari untuk menjaga kulit tetap lembap dan meningkatkan elastisitasnya. Selain itu, pola makan sehat dan seimbang yang kaya vitamin C, D, E, zinc, dan protein sangat vital untuk kesehatan kulit dan produksi kolagen. Vitamin C membantu produksi kolagen, vitamin D mengurangi risiko, serta vitamin E dan zinc menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Hindari kafein karena dapat menyebabkan dehidrasi dan meningkatkan risiko stretch mark.

Penggunaan produk topikal seperti krim atau minyak secara rutin juga membantu menjaga kelembapan dan elastisitas kulit. Oleskan dua kali sehari setelah mandi dan pijat lembut area yang terdampak. Pastikan produk yang digunakan aman untuk ibu hamil dan menyusui. Beberapa bahan yang direkomendasikan antara lain:

  • Minyak Zaitun: Kaya vitamin E dan antioksidan, melembapkan kulit.
  • Lidah Buaya (Aloe Vera): Menenangkan dan melembapkan, membantu memudarkan stretch mark.
  • Shea Butter dan Cocoa Butter: Pelembap yang meningkatkan elastisitas kulit.
  • Minyak Almond Manis: Kaya vitamin E, menjaga kelembapan kulit.
  • Minyak Kelapa (VCO): Melindungi kulit dan membantu penyembuhan.
  • Minyak Argan: Mengandung vitamin E, vitamin A, asam lemak, dan nutrisi lain untuk kulit kenyal.
  • Centella Asiatica (Daun Pegagan): Merangsang produksi kolagen dan elastin.
  • Hyaluronic Acid: Meningkatkan ketahanan kulit terhadap regangan.
  • Ceramide: Kandungan pelembap yang membantu mencegah stretch mark.
  • Peptida Alpukat: Menguatkan elastisitas kulit.

Mengontrol kenaikan berat badan secara bertahap melalui pola makan sehat dan aktivitas fisik ringan, seperti senam hamil, juga sangat membantu. Kenaikan berat badan yang stabil mengurangi peregangan kulit mendadak, sehingga meminimalkan risiko timbulnya stretch mark.

Pilihan Perawatan Medis untuk Stretch Mark Membandel

Untuk stretch mark yang sudah terbentuk dan tidak memudar secara signifikan, Sahabat Fimela dapat mempertimbangkan beberapa perawatan medis. Penting untuk diingat bahwa perawatan ini umumnya dilakukan setelah melahirkan dan harus melalui konsultasi dengan dokter atau dokter kulit. Beberapa pilihan perawatan yang tersedia meliputi:

Terapi laser adalah salah satu metode yang paling efektif, terutama untuk stretch mark merah yang baru muncul. Terapi ini menggunakan energi cahaya untuk memperbaiki sel kulit dan merangsang produksi kolagen. Selain itu, microneedling, terapi induksi kolagen minimal invasif, menggunakan jarum kecil untuk merangsang produksi kolagen dan perbaikan jaringan kulit.

Pilihan lainnya termasuk terapi frekuensi radio (RF) yang menggunakan gelombang energi untuk memanaskan lapisan kulit dalam dan merangsang kolagen, serta microdermabrasi yang mengangkat lapisan luar kulit untuk menebalkan kolagen. Pengelupasan kimia juga dapat menghilangkan sel kulit mati dari lapisan luar kulit. Namun, perlu diperhatikan bahwa krim retinoid (tretinoin), meskipun efektif membangun kembali kolagen, tidak boleh digunakan selama kehamilan atau menyusui karena potensi risiko bagi bayi.

Penting untuk diingat bahwa stretch mark tidak berbahaya dan seringkali memudar dengan sendirinya dalam 6-12 bulan setelah melahirkan, meskipun teksturnya mungkin tetap berbeda. Selama kehamilan atau menyusui, pemilihan produk perawatan kulit harus ekstra hati-hati. Kandungan seperti retinoid (tretinoin) perlu dihindari karena berpotensi membahayakan bayi. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter atau dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading