Sukses

Food

Diary Fimela: Budaya Resep Turun Temurun Keluarga Menjadi Alasan Berdirinya Bisnis Crave.it

Fimela.com, Jakarta Warisan keluarga yang tidak melulu tentang harta benda, tetapi juga dapat berkaitan dengan resep makanan. Hal inilah yang turut dilakukan oleh Elvira bersama ibunya untuk membangun bisnis Crave It. Berangkat dari resep keluarga yang turun temurun dari omanya yang Holland Spreken yaitu keturunan Chinese Jawa, tetapi terpengaruh dengan budaya Belanda. Dari situlah, akhirnya resep-resep yang diturunkan  terpengaruh dengan gaya western, seperti picnic roll dan sausage brood. 

Resep tersebut akhirnya diturunkan dari omahnya ke ibunya, baru ke Elvira. Kemudian, resep tersebut, dikembangkan olehnya dari hanya satu varian kini terus dikembangkan dengan berbagai inovasi yang juga melihat minat pembeli menjadi beberapa varian pilihan dading seperti daging ayam, tuna, dan rasa lainnya yang lebih modern untuk di jaman sekarang ini. 

Berbeda dengan beberapa penamaan bisnis-bisnis lainnya yang memiliki makna tertentu, tidak berlaku untuk Crave itu karena pemilihan nama Crave sendiri tidak memiliki makna-makna khusus, hanya saja dipilih oleh Elvira karena lucu dan untuk crave sendiri menggambarkan supaya orang-orang dapat craving. Namun, untuk cerita yang terlalu spesifik untuk Elvira.

 

Modal Bertahap, tetapi bisa membuat Crave It terus berkembang

Dalam membangun bisnis, tentu ada modal yang perlu dikeluarkan baik besar maupun kecil. Begitu pula dengan Crave It, modal yang digunakan dan dikeluarkan tidak sekaligus besar, tetapi secara bertahap. Hal tersebut, dikarenakan Elvira yang masih belum berani menanamkan modal terlalu banyak sehingga dengan memulai dari modal yang kecil, ia memanfaatkan peralatan-peralatan yang ada di rumah.

Setelah berkembang dengan baik, akhirnya Elvira mulai membeli peralatan-peralatan yang lebih bagus dan pada 2020, keuntungan yang ada digunakan dirinya untuk menyewa tempat sebagai kitchen produksi produknya. Dari situ, Crave It terus berkembang hingga saat ini dengan menyajikan 8 varian rasa yang terdiri dari 3 rasa untuk picnic roll, 3 rasa untuk sausage brood, truffle salmon, dan cheese delight. 

Crave it yang menggunakan resep turun temurun keluarga sehingga membuat Elvira fokus hanya pada pastrynya saja sehingga ia mendalami resepnya dan selalu memperhatikan serta mengutamakan rasanya supaya menyediakan pastry homemade yang berkualitas. Tidak hanya ingin asal-asalan mengikuti tren dalam menjalankan bisnisnya, Elvira selalu memastikan bahannya berkualitas sehingga saat akan meluncurkan rasa baru, tentu akan dicoba berulang kali. 

 

 

Selalu berinovasi menjadi tantangan bagi Crave It

Berpindahnya kitchen Crave It sejak 2020, akhirnya membuat Elvira memutuskan untuk mencari karyawan untuk produksi dan sejak saat itulah tantangan mulai muncul karena untuk menciptakan rasa yang sama dan terus konsisten mengharuskan dirinya untuk harus mentraining para pekerja yang akan bekerja. Namun, saat masa training, justru tak jarang diantara para pekerja tersebut akhirnya memutuskan untuk berhenti sehingga membuat Elvira harus melakukan training ulang. Berbeda dengan bisnis lainnya, pandemi tak menjadi penghalang bagi bisnis Crave It, justru itu menjadi momen yang membuat penjualan bisnis Elvira ini meningkat.

Walaupun sejauh ini, masih berjualan secara online dan hanya mengikuti bazaar-bazaar offline. Namun, Elvira berharap bisnis Crave It kedepannya dapat terus berkembang dan membuka toko offline. Selain itu, Elvira juga ingin bisnisnya ini memiliki beberapa cabang di beberapa kota tanpa mengurangi standar yang telah ditetapkan seperti saat ini.

 

*Penulis: Fani Varensia

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading