Sukses

Health

Fimela Highlight Juli 2021: COVID-19 Mengganas Akibat Varian Delta dan Para Korbannya

Fimela.com, Jakarta Pandemi COVID-19 di Indonesia sempat kembali mengganas di pertengahan tahun 2021 akibat kemunculan varian Delta asal India. Penyebaran dan penularan yang lebih cepat dibanding varian sebelumnya, membuat semakin banyak masyarakat yang menjadi korban COVID-19.

Masuknya COVID-19 varian Delta di Indonesia berakibat pada lonjakan kasus. Disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi saat jumpa pers pada Rabu (7/7/2021) bahwa varian Delta terlihat mendominasi kasus COVID-19, khususnya di Pulau Jawa.

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih COVID-19 varian Delta menyebabkan perburukan gejala yang lebih sering. Di mana pasien yang dirawat di rumah sakit sudah berada dalam level sedang, berat, dan kritis.

Dari data yang dikemukakan LIPI, terdapat penambahan total kasus positif COVID-19 sebanyak 523.695 kasus pada 2-15 Juli 2021. Pada 11 Juli 2021, Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi di dunia, yakni mencapai 1.007 orang dalam satu hari.

 

Gejala varian Delta

Gejala yang dialami oleh pasien COVID-19 varian Delta hampir sama dengan varian lainnya. Seperti demam, batuk, sesak, nyeri badan, sakit kepala, anosmia, hingga mual. Namun, penularan varian Delta yang lebih cepat membuat COVID-19 lebih banyak memakan korban. Penyebaran yang sangat cepat dapat terjadi dengan berbicara atau bersin.

Untuk mengendalikan penyebaran varian Delta yang semakin masif, pemerintah memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat/PPKM Mikro yang dimulai pada 15-28 Juni 2021, selanjutnya kebijakan pemerintah mengikuti perkembangan situasi penyebaran COVID-19.

COVID-19 varian Delta memakan korban dari sejumlah tokoh publik. Siapa saja?

 

1. Eddies Adelia

Eddies Adelia terkonfirmasi positif COVID-19 pada 4 Juli 2021. Memiliki sinus, Eddies Adelia mengalami flu, sedikit batuk demam, serta sakit kepala. Ia pun akhirnya menjalani isolasi mandiri agar tidak menularkan virus kepada orang lain.

Eddies Adelia mengalami keganasan dari varian Delta. Gejala berat dialami Eddies pada hari ketiga hingga hari ke-14. Di mana ia sempat mengalami sesak nafas akibat saturasi oksigen yang rendah di angka 88-87.

Pasca sembuh dari COVID-19, Eddies Adelia harus menghadapi radang di paru-paru dan hati akibat konsumsi obat-obatan COVID-19 serta terjadinya pengentalan darah. Ia pun kembali menjalani pengobatan selama kurang lebih tiga bulan untuk memulihkan kondisinya.

 

2. Deddy Corbuzier

Tidak ada yang tahu jika Deddy Corbuzier sempat terinfeksi COVID-19 hingga akhirnya ia buka suara di podcast dan instagram pribadinya. Selama dua pekan menghilang, Deddy bercerita bahwa dirinya merasakan gejala yang berat saat terinfeksi COVID-19. Hanya demam dan sakit kepala yang tidak kunjung usai.

Namun, ia baru merasakan efek dari COVID-19 justru setelah dinyatakan negatif dengan mengalami badai Cytokine. Badai Cytokine menjadi kondisi di mana sel kekebalan tubuh membanjiri paru-paru dan menyerangnya, padahal seharusnya melindungi. Hal ini menyebabkan reaksi kekebalan berlebih yang merugikan tubuh.

Badai Cytokine membuat paru-paru Deddy Corbuzier rusak 60% dalam dua hari. Ia pun dirawat insentif oleh Jendral Lukman Waka RSPAD, Dr. Wenny Tan, dan Dr. Gunawan hingga akhirnya bisa melewati masa kritis.

Simak video berikut ini

#elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading