Sukses

Health

Fimela Highlight Desember 2021: Perjalanan Mutasi Omicron, Varian Baru Corona di Akhir Tahun

Fimela.com, Jakarta Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia hingga akhir tahun terbilang terkendali. Meski Satgas Covid-19 mencatat ada beberapa kasus harian di sejumlah provinsi yang sempat naik signifikan.

Namun, tetap saja tidak boleh lalai dan terlena, terutama dengan munculnya varian Covid-19 baru, Omicron yang sudah lebih dulu terdeteksi di Afrika dan Eropa. Setelah terakhir warga dunia dihantui rasa takut dengan varian Delta, kini harus dibayangi kekhawatiran akan varian virus Corona Omicron dengan kecepatan infeksius yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Di balik perdebatan kapan pertama kali Omicron ditemukan, faktanya varian baru Corona tersebut dilaporkan pertama kali ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Jika varian Delta disebut hanya memiliki 7 mutasi, Omicron mempunyai 50 mutasi dan lebih dari 30 di antaranya terjadi pada protein spike, yaitu bagian dari virus yang menentukan bagaimana ia berinteraksi dengan pertahanan tubuh.

Sebab itu WHO juga memasukkan varian ini sebagai Varian of Concern (VOC) lain bergabung bersama varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. VOC diartikan sebagai varian virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan mempengaruhi efektivitas vaksin.

Jangan Meremehkan

Bukan menakut-nakuti, tapi berdasarkan data yang dirilis WHO, Omicron menyebar tidak seperti varian SARS-CoV-2 lain yang ada sebelumnya. Sejak terdeteksi di Afrika Selatan pada 24 November 2021 kini telah menyebar di 115 negara. 

Bahkan pemerintah Inggris mengatakan jika varian Omicron merupakan ancaman signifikan bagi kesehatan masyarakat di negaranya. Tercatat sebanyak 78.610 kasus Covid-19 baru yang menjadi rekor harian tertinggi terkonfimasi sejak awal pandemi.

Kasus positif Covid-19 varian B.1.1.529 pertama di Indonesia sendiri terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bertugas di Wisma Atlet pada 8 Desember 2021. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan jika temuan tersebut bermula saat pengambilan sampel secara rutin untuk dilakukan whole genome sequencing. 

Hasilnya terdapat 3 orang petugas yang terdeteksi Covid-19, namun hanya satu orang yang terkonfimasi terpapar varian Omicron. Ketiganya juga tidak mengalami gejala, baik demam atau batuk.

Terbaru, Kementerian Kesehatan mengumumkan satu kasus transmisi lokal virus corona varian Omicron di Indonesia pada Selasa, 28 Desember 2021. Seorang pria berusia 37 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dalam beberapa bulan terakhir atau melakukan kontak dengan pelaku perjalanan luar negeri. 

Pria tersebut tinggal di Medan dan rutin mengunjungi Jakarta satu bulan sekali bersama istrinya. Pasutri tersebut tiba di Jakarta pada 6 Desember 2021 dan pada 17 Desember sempat mengunjungi salah satu restoran di SCBD, dan saat hendak kembali ke Medan pada 19 Desember, mereka dinyatakan positif lewat tes antigen. 

Setelah itu mereka kembali melakukan tes PCR pada 20 Desember dan sang suami terkonfirmasi Omicron yang didapat dari laboratorium pada 26 Desember 2021. Bertambahnya 1 kasus transmisi lokal menjadikan total jumlah kasus Omicron di Indonesia menjadi 47 jiwa.

 

Kasus Kematian

Meski kasus pertama ditemukan di Afrika, namun penyebaran paling banyak dan kasus kematian tertinggi ada di Inggris. Dari data per 23 Desember 2021, sebanyak 129 orang dirawat di rumah sakit karena membutuhkan pantauan kesehatan dan tercatat 14 jiwa meninggal karena terpapar varian Omicron.

Pemimpin Teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove menyatakan bahwa peningkatan penularan akan membuat lebih banyak pasien rawat inap yang membebani sistem perawatan kesehatan. Beberapa di antaranya akan gagal menangani 'banjir' kasus Covid-19. 

"Saat sistem terbebani, maka orang akan mati. Kita harus benar-benar berhati-hati agar tidak ada narasi di luar sana bahwa itu hanya penyakit ringan," ujarnya.

Apalagi bagi lansia, orang dengan penyakit kronis, orang tidak divaksinasi akan lebih berisiko. Ditambah penyebaran Omicron yang disebut 500 kali lebih cepat, seperti berkaca dari kasus di Inggris.

Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr Mike Ryan mengatakan varian Omicron berlipat ganda kurang dari dua hari di Inggris. Ia merincinya, jika hari ini ada 100 ribu kasus, maka dua hari lagi 200 ribu, lalu tambah 400 ribu lagi dua hari berikutnya, dan menjadi 800 ribu dua hari setelahnya.

Hal itu juga yang menjadi kekhawatiran. Jangan terlena dengan gejala yang ringan, tetap waspada dan jangan kendor protokol kesehatan.

 

Tunda Liburan

Tak terasa kita sudah hampir berada di penghujung tahun, di mana menjadi tahun kedua berlangsungnya pandemi dunia. Pastinya rasa frustrasi dirasakan semua orang dan ingin keadaan normal kembali. 

Namun, dunia masih dihadapkan dengan bahaya varian Omicron yang merebak merajalela. Bahkan bukti-bukti menunjukkan jika keberadaannya lebih cepat menyebar daripada varian Delta. 

WHO meminta warga dunia untuk bijak dalam menghadapi bahaya virus corona yang masih membayangi. Kepala Badan Kesehatan Dunia Tedros Ghebreyesus mendesak agar membatalkan atau menunda acara daripada membiarkan nyawa yang terancam.

Sama seperti orang kebanyakan, ia memaklumi jika semuanya ingin berkumpul dan menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga atau berlibur. Namun jika bablas tanpa aturan, ia khawatir varian Omicron kembali sulit dikendalikan.

Sebab itu ia kembali meminta warga dunia untuk menunda perayaan akhir tahun yang melibatkan banyak orang ketimbang menyesal setelahnya. Ia pun mengapresiasi keputusan pengetatan atau lockdown dan larangan bepergian yang kembali diterapkan lagi di sejumlah negara. 

Sebab dibutuhkan peran para pemimpin dunia untuk membuat keputusan yang tepat meski sulit. Dan sikap masyarakat yang mengindahkan dan menjalani aturan larangan untuk membuat keramaian atau bepergian.

Di Indonesia sendiri, pemberlakuan PPKM Level 3 dibatalkan. Namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengimbau tidak melakukan perjalanan ke luar negeri khususnya yang bersifat liburan mengingat varian Omicron yang sudah mencapai kasus total lebih dari 184.000 di seluruh dunia.

"Jika hanya ingin liburan, pergilah ke berbagai tempat wisata di domestik. Selain lebih aman dari serangan Omicron, tempat wisata domestik tidak kalah cantik dengan tempat wisata di luar negeri. Liburan di dalam negeri juga akan membantu mengakselerasi pemulihan ekonomi domestik," ujarnya pada 27 Desember 2021. 

#ElevateWomen 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading