Sukses

Health

Kenali Cara Mengatasi Keracunan Makanan Serta Penyebab dan Gejalanya

Fimela.com, Jakarta Siapa sih yang tidak suka makan makanan enak? Apalagi jika diberi secara gratis. Sebagian besar orang pasti akan menerima dengan senang hati. Namun kamu perlu hati-hati. Sebab kita tidak tahu apakah makanan tersebut bersih atau sudah terkontaminasi bahan berbahaya. Jika makanan tersebut sudah terkontaminasi, maka kamu bisa berpotensi keracunan makanan.

Keracunan makanan merupakan permasalahan yang sangat serius. Keracunan makanan bisa membuatmu dehidrasi bahkan hingga kehilangan nyawa. Oleh karena itu, kamu harus memastikan makanan yang kamu makan memang benar-benar bersih dan tidak terkontaminasi oleh apapun.

Mungkin kamu belum memahami gejala keracunan makanan itu seperti apa. Memahami mengenai gejala dan keracunan makanan itu penting agar kamu bisa mengatasinya jika kamu atau orang terdekatmu mengalaminya. Berikut penjelasan mengenai gejala dan cara mengatasi keracunan makanan yang wajib kamu ketahui.

Penyebab Keracunan Makanan

Kontaminasi tersebut dapat terjadi kapan saja, baik saat proses awal produksi, seperti penanaman hingga distribusi, maupun saat sedang diolah untuk dikonsumsi.

Berikut adalah beberapa kebiasaan yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan:

  • Tidak menyimpan makanan dengan benar, seperti tidak menyimpan daging dan susu dalam suhu yang tepat
  • Tidak memasak makanan hingga matang, sehingga bakteri yang ada di dalam makanan tidak terbunuh seluruhnya
  • Menyiapkan makanan tanpa mencuci tangan sebelumnya
  • Kontaminasi silang akibat penggunaan alat masak yang sama untuk makanan mentah dan matang.
  • Minum susu dan keju yang tidak dipasteurisasi

Selain penyebab di atas, ada juga faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keracunan makanan, yaitu:

  • Lansia
  • Ibu hamil
  • Balita
  • Penderita penyakit kronis, seperti diabetes
  • Setelah menjalani kemoterapi atau radioterapi

Gejala Keracunan Makanan

Gejala dan tanda keracunan makanan dapat muncul dalam waktu beberapa menit, jam, atau paling lama sekitar 28 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.  Tanda dan gejala yang muncul akibat keracunan makanan akan bervariasi tergantung pada zat yang mengontaminasi makanan tersebut.

Akan tetapi, gejala yang umumnya muncul adalah:

  • Sakit perut
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Hilang nafsu makan
  • Demam
  • Rasa lemas
  • Sakit kepala

Cara Mengatasi Keracunan Makanan

1. Cukupi kebutuhan cairan tubuh

Diare dan muntah akibat keracunan makanan dapat membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Kamu perlu mengembalikan cairan yang hilang ini dengan memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.

Selain minum air putih, kamu juga bisa mengonsumsi minuman elektrolit dan makanan berkuah atau sup untuk mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh. Minumlah secara perlahan dan sedikit demi sedikit, tetapi sering agar tidak mual.

2. Konsumsi makanan yang tepat

Saat gejala baru muncul, kamu disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan apa pun terlebih dahulu selama beberapa jam.

Setelah merasa lebih nyaman, cobalah konsumsi makanan yang mudah dicerna, yaitu makanan rendah lemak, rendah serat, dan tanpa banyak tambahan bumbu. Beberapa contoh makanan ini adalah bubur, kentang, pisang, dan madu.

Kamu juga sebaiknya menghindari makanan pedas dan berminyak serta makanan dan minuman yang asam karena dapat memperparah gejala. Selain itu, hindari juga konsumsi minuman yang mengandung alkohol, kafein, atau susu.

3. Hindari penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter

Diare dan muntah selama keracunan makanan adalah proses alami tubuh untuk membersihkan saluran cerna dari racun serta bakteri, virus, dan parasit berbahaya.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari penggunaan obat diare, seperti loperamide, saat awal kamu mengalami keracunan makanan. Minum obat diare justru bisa memperpanjang gejala keracunan.

Selain itu, gejala diare akibat keracunan makanan juga tidak selalu perlu diobati dengan antibiotik. Hal ini karena antibiotik tidak dapat mengobati keracunan makanan yang disebabkan oleh virus atau parasit.

Untuk menentukan apakah keracunan makanan perlu diobati dengan obat diare atau antibiotik, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.

4. Konsumsi air jahe

Untuk meredakan mual dan rasa tidak nyaman di perut, cobalah minum air jahe. Minuman jahe dikenal memiliki efek menenangkan bagi saluran cerna.

Selain jahe, keracunan makanan juga bisa ditangani dengan mengonsumsi asupan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, yang dapat menyehatkan kembali saluran cerna. Meski begitu, yoghurt lebih baik dikonsumsi saat kondisi tubuh sudah mulai pulih.

5. Penuhi waktu istirahat

Saat mengalami keracunan makanan, perbanyaklah istirahat agar daya tahan tubuh dapat bekerja optimal untuk melawan kuman penyebab keracunan. Selain itu, gejala keracunan makanan juga dapat membuat tubuh terasa lemas. Oleh karena itu, kamu perlu istirahat yang cukup untuk mengembalikan energi.

Gejala keracunan makanan umumnya akan mereda dalam beberapa hari hingga 1 minggu. Segeralah ke dokter bila gejala keracunan makanan tidak kunjung membaik atau disertai dengan keluhan berikut ini:

  • Demam tinggi
  • Kram parah pada perut
  • BAB berdarah
  • Pandangan kabur
  • Otot-otot tubuh terasa lemah
  • Kesemutan atau mati rasa
  • Muntah setiap kali makan atau minum
  • Sangat lemas atau pingsan

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading