Sukses

Health

Penyebab Keputihan Berbau Tak Sedap yang Harus Diwaspadai

Fimela.com, Jakarta Keputihan adalah hal yang cukup wajar terjadi pada perempuan. Semua perempuan yang telah mengalami pubertas pasti sudah paham dengan keputihan. Keputihan rutin terjadi setiap bulan. Biasanya terjadi sebelum atau sesudah menstruasi. Namun ternyata ada kondisi yang menyebabkan keputihan jadi tidak normal dan mengganggu.

Keputihan yang berlebihan bisa jadi penyakit yang mengganggu kesehatan organ reproduksi perempuan. Hal inilah yang perlu dipahami oleh para perempuan.

Salah satu gejala keputihan yang abnormal adalah berbau tak sedap. Selain baunya sangat mengganggu, keputihan yang berbau bisa membahayakan organ reproduksi wanita. Berikut penyebab keputihan berbau tak sedap yang perlu kamu ketahui dan atasi.

1. Infeksi Bakteri

Bacterial vaginosis (BV) atau infeksi bakteri adalah infeksi vagina yang paling umum jadi penyebab keputihan abnormal. Vaginosis bakterialis bisa terjadi akibat ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di dalam vagina. Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan ketidakseimbangan ini, tapi ada banyak faktor risiko yang bisa memicunya, seperti perilaku seks yang tidak aman (tidak pakai kondom, dan sering gonta-ganti pasangan seks) dan kurangnya menjaga kebersihan vagina.

 

2. Infeksi Jamur

Keputihan juga bisa terjadi karena infeksi jamur, terutama yang diakibatkan spesies Candida albicans. Vagina sebenarnya mengandung jamur yang tidak akan menyebabkan masalah dalam keadaan normal. Namun, jika dibiarkan berkembang biak liar, jamur bisa menginfeksi dan menyebabkan munculnya keputihan yang tidak normal.

Umumnya, keputihan karena infeksi jamur ditandai dengan gejala sebagai seperti cairan kental berwarna putih keruh seperti keju dan keputihan yang terkadang lebih berair.

3. Klamidia

Klamidia trachomatis adalah infeksi bakteri penyebab keputihan abnormal yang menular lewat hubungan seks vaginal (vagina), oral (mulut), dan anal (anus).Tidak semua orang dapat langsung menyadari mereka sudah terjangkit penyakit ini. Gejala yang muncul sering kali ringan dan hanya sesekali sehingga dianggap remeh atau keliru dianggap penyakit lain.

Meski begitu, gejala keputihan yang kerap muncul setelah 1—2 minggu terpapar infeksi, seperti keputihan berwarna kuning dan berbau tidak sedap yang terjadi terus-menerus.

4. Gonore

Gonore adalah jenis penyakit kelamin yang juga jadi penyebab keputihan tidak normal. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri gonore paling sering ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, termasuk hubungan oral, anal atau vaginal.

Pada wanita, gonore biasanya menginfeksi serviks atau leher rahim. Kemunculannya ditandai salah satunya dengan gejala keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya.

5. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang masuk selama hubungan seks. Masa inkubasi dari mulai terpapar hingga terinfeksi diperkirakan sekitar 5 sampai 28 hari.

Pada wanita, penyakit ini menjadi salah satu penyebab keputihan yang berbau busuk. Selain itu, gejala trikomoniasis pada wanita termasuk keputihan berwarna abu-abu, kuning, atau hijau.

Umumnya, orang-orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual rentan terkena trikomoniasis. Terlebih jika tidak mempraktikkan seks aman, seperti tidak memakai kondom.

6. Penyakit radang panggul

Penyakit radang panggul terjadi ketika infeksi bakteri yang ditularkan lewat seks tanpa kondom menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium. Ada banyak bakteri yang menyebabkan radang panggul, tapi yang paling sering adalah bakteri gonore dan klamidia.

Di awal, radang panggul sering tidak menimbulkan gejala apa pun sehingga banyak orang yang tidak sadar sudah terinfeksi. Namun pada wanita, penyakit radang panggul dapat menjadi penyebab keputihan keluar berlebihan dengan warna yang tak biasa dan berbau tak sedap.

Kalau kamu memiliki lebih dari satu pasangan seks dan sudah aktif secara seksual sebelum berusia 25 tahun, risiko untuk terkena penyakit ini cukup besar.

7. Radang leher rahim (servisitis)

Radang leher rahim atau servisitis adalah peradangan pada ujung bawah rahim dekat bukaan vagina. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, dan herpes kelamin.

Tak hanya itu, alergi terhadap bahan kondom dan alat kontrasepsi lain juga bisa menyebabkan radang leher rahim. Selain itu, pertumbuhan bakteri berlebih pada vagina juga bisa menyebabkan servisitis. Radang serviks tidak selalu menimbulkan gejala saat mulai menginfeksi.

Namun pada sebagian besar orang, gejalanya terkadang cukup jelas. Keputihan dengan warna abnormal dan jumlah yang banyak kerap menandai masalah kesehatan yang satu ini. Sama seperti penyakit lainnya, berhubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan bisa meningkatkan risiko penyakit.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading