Sukses

Health

Ketahui Penyebab Batu Empedu Beserta Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatannya

Fimela.com, Jakarta Penyakit batu empedu atau cholelithiasis adalah penyakit yang ditandai dengan sakit perut secara mendadak akibat terbentuknya batu di dalam kantung empedu. Sebagian besar batu empedu berasal dari endapan kolesterol yang akhirnya mengeras dan membentuk batu.

Batu empedu terbentuk dari kelebihan zat sisa yang seharusnya dibuang oleh cairan empedu tetapi malah jadi menggumpal dan mengeras seperti bongkahan. Penyebab batu empedu bisa diketahui melalui jenisnya. Batu empedu dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu batu empedu kolesterol, batu empedu pigmen, dan batu empedu campuran. 

Pada sebagian kasus, batu empedu tidak menimbulkan gejala apapun. Namun terkadang batu empedu akan menyumbat bagian ujung empedu dan menyebabkan rasa sakit mendadak yang cukup menyakitkan dan bertahan hingga hitungan jam.

Batu empedu bukan jenis penyakit yang bisa disepelekan, kamu perlu mengetahui penyebab hingga pengobatannya. Untuk itu, berikut Fimela.com kali ini akan mengulas penyebab batu empedu beserta gejala, faktor risiko, dan pengobatannya. Dilansir dari Liputan6.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini. 

 

Penyebab Penyakit Batu Empedu secara Umum

Batu empedu adalah kondisi yang sangat umum. Penyebab batu empedu diperkirakan berkembang karena ketidakseimbangan dalam susunan kimiawi empedu di dalam kantong empedu.

Dalam kebanyakan kasus, kadar kolesterol dalam empedu menjadi terlalu tinggi dan kelebihan kolesterol membentuk batu. Ada dua jenis batu empedu, batu empedu kolesterol dan batu empedu pigmen, berikut penjelasannya:

1. Penyebab batu empedu kolesterol

Batu empedu kolesterol dapat terbentuk jika ada terlalu banyak kolesterol dalam empedu. Memiliki terlalu banyak kolesterol dalam empedu dapat menyebabkan batu kolesterol kuning. Batu-batu keras ini dapat berkembang jika hati membuat lebih banyak kolesterol daripada yang dapat dilarutkan oleh empedu.

2. Penyebab batu empedu pigmen

Batu empedu pigmen terbentuk ketika empedu memiliki terlalu banyak bilirubin. Mereka lebih umum di antara orang-orang dengan penyakit hati, saluran empedu yang terinfeksi, atau kelainan darah, seperti anemia sel sabit .

Bilirubin adalah bahan kimia yang diproduksi selama pemecahan normal sel darah merah. Setelah dibuat, ia melewati hati dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh. Beberapa kondisi, seperti kerusakan hati dan kelainan darah tertentu, menyebabkan hati memproduksi lebih banyak bilirubin dari yang seharusnya.

Batu empedu pigmen terbentuk ketika kantong empedu tidak dapat memecah kelebihan bilirubin. Batu keras ini biasanya berwarna coklat tua atau hitam.

 

Faktor Risiko Penyebab Penyakit Batu Empedu

1. Pola makan

Pola makan sangat berpengaruh pada penyebab batu empedu. Makan makanan tinggi kolesterol berpotensi memicu kondisi ini. Makan makanan tinggi lemak, kolesterol, dan rendah serat bisa menjadi faktor penyebab batu empedu.

2. Tidak banyak bergerak

Batu empedu dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, konsumsi gula dan daging, konsumsi sayuran yang rendah dan makan makanan olahan, terutama lemak. Tidak banyak bergerak bisa meningkatkan kemungkinan mengembangkan batu empedu. Kurang gerak juga bisa memicu obesitas yang juga merupakan faktor risiko batu empedu.

3. Obesitas

Batu empedu lebih sering terjadi pada penderita obesitas, terutama wanita. Para peneliti telah menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dalam empedu mereka. Inilah yang menyebabkan batu empedu.

4. Diabetes

Penderita diabetes tipe 2 cenderung kelebihan berat badan atau obesitas, salah satu faktor risiko utama batu empedu. Obesitas meningkatkan sekresi kolesterol ke dalam empedu, yang dapat menumpuk di kantong empedu dan akhirnya mengarah pada pembentukan batu empedu.

Orang dengan diabetes juga memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi, sejenis lemak yang dapat mendorong pembentukan batu empedu.

5. Riwayat keluarga

Memiliki riwayat keluarga dengan batu empedu bisa menjadi faktor risiko penyebab batu empedu. Selain itu, memiliki varian gen tertentu, secara signifikan meningkatkan risiko mengembangkan batu empedu.

 

6. Memiliki penyakit liver

Batu empedu lebih umum di antara orang-orang dengan penyakit hati. Batu empedu sering terjadi pada penderita sirosis hati. Prevalensi mereka meningkat dengan usia dan dengan tingkat keparahan (yaitu, durasi) penyakit.

7. Kehamilan

Peningkatan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan kadar kolesterol yang lebih tinggi dan pengosongan kandung empedu yang tertunda. Ini dapat menyebabkan pembentukan batu empedu. Hampir 8% wanita hamil membentuk batu empedu baru pada trimester ketiga, tetapi hanya sekitar 1% yang memiliki gejala.

Gejala Penyakit Batu Empedu

Penyakit batu empedu umumnya memang tidak menunjukkan gejala yang khas, namun beberapa gejala akan muncul ketika ukuran batu empedu membesar, sehingga menyumbat saluran empedu ataupun saluran pencernaan lainnya. Berikut beberapa gejala umum penyakit batu empedu yang perlu diketahui: 

1. Perut terasa sangat sakit dan nyeri 

Biasanya nyeri berada di kuadran kanan atas, atau sekitar bagian perut kanan atas atau bagian dada. Nyeri biasanya cukup melilit, tajam dan terkadang disertai kram. Nyeri yang memburuk setelah makan makanan berlemak atau berminyak. Nyeri seringkali bertambah parah ketika kamu bernapas dalam-dalam

2. Sakit atau nyeri pada bagian tulang belikat kanan atau ke belakang punggung

Meskipun sakit sebenarnya tidak ada hubungannya dengan otot di sekitar bahu, namun kamu juga terkadang akan mengalami nyeri pada bahu bagian depan dan belakang.

3. Mengalami gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan bisa diraskan seperti mulas, mual, muntah, dan kembung serta perut gas yang berlebihan. Bisa juga diikuti dengan reaksi demam dan menggigil pada tubuh. Kamu mungkin juga akan merasakan kenyang di perut.

4. Mengalami penyakit kuning

Ini disebabkan oleh banyaknya bilirubin di dalam darah sehingga menyebabkan menguningnya kulit dan mata.

5. Warna kotoran yang tidak biasa

Bagi kamu yang terkena penyakit empedu, biasanya warna kotoran ketika kamu buang air besar akan berbeda menjadi lebih pekat atau gelap.

 

Pengobatan Penyakit Batu Empedu

Batu empedu yang tidak menyebabkan gejala tidak membutuhkan terapi, namun membutuhkan pengawasan yang ketat. Pastikan kamu berkonsultasi dengan dokter terkait pengobatan batu empedu ini. Berikut beberapa pengobatan batu empedu yang bisa dilakukan:

1. Obat asam empedu

Jika gejala tidak terlalu parah dan kristal yang terbentuk di dalam empedu belum begitu besar, penggunaan obat-obatan bisa membantu. Selain obat pereda nyeri, dokter mungkin juga akan memberikan resep obat asam empedu.

Obat asam empedu mengandung beberapa bahan kimia tertentu seperti ursodiol atau chenodiol yang telah terbukti mampu melarutkan batu empedu. Obat ini tersedia dalam pil asam empedu oral.

2. Suntikan Metil Tersier-Butil Eter (MTBE)

Pengobatan yang satu ini melibatkan penyuntikan pelarut yang dikenal sebagai metil tersier-butil eter (MTBE). Pelarut tersebut akan disuntikkan ke kantong empedu untuk melarutkan batu empedu.

Akan tetapi sama seperti prosedur medis lainnya, suntik MTBE juga memiliki efek samping, yang paling serius bisa menyebabkan rasa terbakar parah.

3. Terapi Extracorporeal Shock Wave Lithotrips (ESWL)

Extracorporeal Shock Wave Lithotrips (ESWL) merupakan pengobatan batu empedu yang dilakukan tanpa tindakan operasi. Tujuan pengobatan ini adalah untuk memecah atau menghancurkan batu empedu dengan mengirimkan gelombang kejut melalui jaringan lunak tubuh.

4. Endoscopic retrograde cholangio-pancreatography (ERCP)

Prosedur Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP) dapat menangani penyumbatan akibat batu pada saluran empedu. Prosedur ini bertujuan untuk menghilangkan batu empedu tanpa mengangkat kantong empedu bagi mereka yang kondisinya tidak cukup kuat untuk menjalani prosedur operasi.

5. Operasi

Operasi biasanya menjadi pilihan terbaik apabila berbagai cara di atas tidak juga membuat kondisi Kamu membaik dan gejala batu empedu yang Kamu alami cenderung serius. Biasanya prosedur medis satu ini dianjurkan jika batu empedu terus kembali terbentuk. Jika kantong empedu Kamu diambil, cairan empedu akan mengalir langsung dari hati ke usus kecil Kamu.

Metode operasi pengangkatan kantung empedu yang paling sering dilakukan dokter adalah kolesistektomi laparoskopik, alias operasi lubang kunci. Pastikan kamu berkonsultasi dengan dokter terkait pengobatan batu empedu ini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading