Masih Suka Salah Paham, Ini Gejala ADHD yang Sering Terlewatkan karena Tidak Sesuai Stereotip

adhd adalah ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

ringkasan

Banyak Gejala ADHD yang Sering Terlewatkan karena tidak sesuai stereotip hiperaktif, terutama pada perempuan dan individu dengan dominasi inatensi.
Gejala inatensi seperti mudah terdistraksi, sulit mengikuti instruksi, dan ceroboh sering disalahartikan sebagai kemalasan atau kurang motivasi.
Misdiagnosis dan diagnosis terlambat dapat berdampak negatif pada persepsi diri, bahkan menyebabkan kesalahan diagnosis lain seperti depresi atau kecemasan.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering dikaitkan dengan gambaran anak-anak yang hiperaktif dan sulit diam. Namun, stereotip ini menyebabkan banyak Gejala ADHD yang Sering Terlewatkan, terutama pada perempuan dan individu yang tidak menunjukkan hiperaktivitas mencolok. Pemahaman yang lebih luas tentang spektrum gejala sangat penting untuk diagnosis dini dan dukungan yang tepat.

Gejala ADHD umumnya mulai muncul sebelum usia 12 tahun, memengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Ini melibatkan tiga aspek utama: kurang perhatian (inatensi), tingkat energi tinggi (hiperaktif), dan kesulitan mengendalikan impuls (impulsif). Memahami ketiganya krusial untuk identifikasi yang akurat.

Meskipun demikian, tidak semua penderita menunjukkan hiperaktivitas mencolok seperti yang sering digambarkan dalam media atau pemahaman umum. Banyak nuansa gejala yang justru sering terabaikan atau salah diartikan sebagai sifat pribadi. Inilah mengapa penting untuk melihat lebih jauh dari gambaran umum yang ada.

Menguak Gejala Inatensi: Lebih dari Sekadar Kurang Perhatian

Ilustrasi gangguan kesehatan mental ADHD. Sumber foto: unsplash.com/Jason Abdilla.... Selengkapnya

Gejala inatensi atau kurang perhatian sering kali menjadi aspek ADHD yang paling terlewatkan dan kurang dikenali. Terutama jika tidak disertai dengan perilaku hiperaktif yang jelas, tanda-tanda ini bisa salah diartikan sebagai kemalasan atau kurang motivasi. Banyak individu, khususnya perempuan, menunjukkan tipe inatensi ini sebagai manifestasi utama ADHD mereka.

Sahabat Fimela perlu tahu, tanda-tanda inatensi ini dapat bermanifestasi dalam berbagai cara yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Seorang anak atau remaja mungkin menunjukkan kesulitan dalam hal-hal berikut:

Mudah terdistraksi, sulit mempertahankan fokus pada satu tugas atau percakapan.
Sulit mendengarkan apa yang dikatakan orang atau mengikuti instruksi, terlihat tidak memperhatikan.
Sering lupa tugas sehari-hari, seperti menyikat gigi atau memakai kaus kaki.
Ceroboh dan kesulitan mengatur tugas atau aktivitas sehari-hari.
Menghindari atau tidak menyukai tugas yang membutuhkan konsentrasi berkelanjutan, seperti pekerjaan rumah.
Sering kehilangan barang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau menjalani keseharian.

Gejala-gejala ini, tanpa hiperaktivitas yang mencolok, sering membuat penderitanya dianggap malas atau tidak termotivasi. Padahal, ini adalah bagian dari Gejala ADHD yang Sering Terlewatkan dan membutuhkan pemahaman khusus dari lingkungan sekitar. Pengenalan dini dapat mencegah frustrasi, masalah belajar, dan dampak negatif pada harga diri.

Hiperaktif dan Impulsif: Nuansa yang Tak Terlihat

Meskipun hiperaktivitas dan impulsivitas sering menjadi stereotip utama ADHD, gejalanya juga memiliki nuansa yang bisa terlewatkan. Tidak semua penderita menunjukkan perilaku yang sangat mencolok atau mengganggu di kelas atau lingkungan sosial. Beberapa mungkin menunjukkan ekspresi yang lebih internal atau halus yang tidak selalu mudah dikenali.

Tanda-tanda hiperaktif dan impulsif yang mungkin terlewatkan meliputi:

Tingkat energi tinggi yang bermanifestasi sebagai gelisah atau mengetuk-ngetuk tangan dan kaki secara terus-menerus.
Berbicara dengan berisik atau terlalu banyak, sulit mengendalikan volume suara atau durasi bicara.
Merasa gelisah, atau bangun dan bergerak ketika seharusnya duduk diam dalam situasi yang membutuhkan ketenangan.
Sulit menunggu giliran atau sering menyela percakapan orang lain tanpa berpikir panjang.

Observasi yang mendalam dan pemahaman konteks sangat diperlukan untuk mengidentifikasi Gejala ADHD yang Sering Terlewatkan ini. Perilaku-perilaku ini mungkin dianggap sekadar sifat buruk atau kurangnya sopan santun, padahal merupakan indikator kondisi neurologis. Pemahaman ini membantu diagnosis yang lebih akurat dan intervensi yang tepat.

Dampak Misdiagnosis dan Diagnosis Terlambat pada Perempuan

Sebuah studi yang dilakukan oleh seorang kolega dan Sorcha Walsh menyoroti isu misdiagnosis yang signifikan pada perempuan dengan ADHD. Banyak partisipan perempuan menunjukkan tanda-tanda ADHD saat sekolah, namun gejala tersebut tidak diinterpretasikan dengan benar oleh guru atau orang tua. Ini menjadi masalah serius yang memengaruhi banyak individu.

Kesalahan pengenalan ini menyebabkan banyak perempuan harus menunggu bertahun-tahun untuk diagnosis yang tepat, seringkali hingga usia dewasa. Dampak jangka panjangnya sangat memengaruhi persepsi diri mereka. Mereka sering merasa malas, ceroboh, 'terlalu emosional', atau 'tidak berusaha cukup keras' tanpa tahu penyebab sebenarnya dari kesulitan yang dialami.

Banyak yang menginternalisasi gagasan bahwa ada sesuatu yang salah dengan diri mereka secara pribadi karena kurangnya pemahaman. Bahkan, beberapa di antaranya salah didiagnosis dengan kecemasan, depresi, atau gangguan kepribadian yang lain. Ini terjadi sebelum akhirnya menerima diagnosis ADHD yang akurat di masa dewasa, yang seringkali membawa kelegaan sekaligus penyesalan.

Sahabat Fimela, penting untuk diingat bahwa Gejala ADHD yang Sering Terlewatkan ini dapat bermanifestasi secara berbeda pada setiap individu. Mengenali spektrum gejala yang lebih luas adalah kunci untuk diagnosis yang tepat. Terutama yang berkaitan dengan inatensi dan kesulitan regulasi emosi, memastikan individu mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.