Baru ke Dokter Saat Sakit, Ini 3 Masalah Kesehatan Gigi pada Masyarakat Indonesia

Ilustrasi Dokter Gigi. Photo by Caroline on Unsplash

Fimela.com, Jakarta - Masalah kesehatan gigi masih menjadi keresahan besar di Indonesia. Banyak masyarakat yang baru memeriksakan gigi ketika rasa nyeri sudah mengganggu aktivitas, padahal gangguan gigi dan mulut sering berkembang secara perlahan tanpa disadari. Pola pikir bahwa perawatan gigi bisa ditunda inilah yang membuat persoalan kesehatan gigi terus berulang dari tahun ke tahun, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Berbekal pengalaman lebih dari 16 tahun melayani jutaan transaksi pasien, AUDY Dental merilis tiga temuan utama terkait masalah kesehatan gigi yang paling sering dialami keluarga Indonesia sepanjang praktik klinis tahun 2025. Temuan tersebut meliputi ketidakharmonisan susunan gigi atau maloklusi, tingginya kasus gigi berlubang pada anak dan dewasa, serta masih rendahnya kebiasaan perawatan gigi preventif dan rutin. Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun kesadaran mulai tumbuh, kesehatan gigi masih kerap dianggap sebagai kebutuhan sekunder.

Temuan AUDY Dental sejalan dengan data nasional. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat sebanyak 57 persen penduduk usia tiga tahun ke atas mengalami masalah gigi dan mulut, namun hanya 11,2 persen yang benar-benar mencari pengobatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan bahwa ketidakpastian biaya perawatan gigi menjadi salah satu faktor utama yang membuat masyarakat enggan datang ke dokter gigi.

TERKAIT: Memahami Pentingnya Perawatan Gigi sebagai Bagian Gaya Hidup Sehat

TERKAIT: Benarkah Pasta Gigi dengan Charcoal Aman untuk Pemutihan Gigi? Fakta dari Dokter Gigi

TERKAIT: Gigi Berlubang pada Orang Dewasa: Bukan Sekadar Kurang Sikat Gigi, Ada Faktor Risiko Lain

Pasien Datang Setelah Sakit

Baru ke Dokter Saat Sakit, Ini 3 Masalah Kesehatan Gigi pada Masyarakat Indonesia — Masyarakat Indonesia masih banyak yang abai akan kesehatan gigi (Audy Dental)

CEO AUDY Dental, drg. Yulita Bong, mengungkapkan bahwa dibandingkan tahun 2024, terjadi peningkatan lebih dari 25 persen pada kasus ketidakharmonisan susunan gigi serta sekitar 10 persen pada kasus gigi berlubang. “Fakta yang disayangkan, masih banyak pasien datang setelah muncul keluhan. Padahal, perawatan preventif dan rutin berperan penting untuk mencegah kondisi yang lebih berat. Kekhawatiran terhadap biaya yang tidak terprediksi juga masih menjadi hambatan. Karena itu, kami berkomitmen menghadirkan rencana perawatan yang transparan agar pasien memahami kondisi dan pilihan perawatan sejak awal,” jelasnya.

Melalui temuan ini, AUDY Dental menegaskan komitmennya untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat agar menjadikan perawatan gigi sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Dengan konsep one-stop dental clinic, layanan berbasis dokter gigi umum dan spesialis, serta pengalaman perawatan yang nyaman dan transparan, AUDY Dental berupaya membantu masyarakat lebih percaya diri dalam menjaga kesehatan gigi demi mewujudkan #SenyumTanpaRagu.

Salah satu perhatian utama AUDY Dental adalah kondisi kesehatan gigi anak. Sepanjang 2025, tercatat lebih dari 70 persen pasien anak datang dengan kondisi gigi yang sudah cukup parah atau membutuhkan penanganan lanjutan. Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak AUDY Dental, drg. Eka Sabaty Shofiyah, menegaskan pentingnya perawatan sejak dini. Menurutnya, kondisi gigi susu sangat memengaruhi pertumbuhan gigi permanen, struktur rahang, hingga kebiasaan perawatan gigi di masa depan. Jika dibiarkan, masalah gigi sejak kecil berisiko menimbulkan infeksi, nyeri, hingga memengaruhi rasa percaya diri anak saat tumbuh besar.

Klinik Gigi Ramah Anak

Untuk memberikan pengalaman yang nyaman bagi anak dan keluarga, AUDY Dental menghadirkan AUDY Kids dengan pendekatan child-friendly care, dokter gigi spesialis anak, teknik behaviour management, serta klinik berkonsep ramah anak dengan playground. Selain itu, tersedia pula layanan khusus seperti AUDY Braces untuk perawatan ortodonti presisi dan AUDY Implant sebagai solusi fungsional dan estetik jangka panjang. Seluruh layanan ini didukung oleh lebih dari 800 dokter gigi dan dokter spesialis yang tersebar di 60+ cabang AUDY Dental di Jabodetabek, Jawa, dan Bali.

drg. Eka Sabaty Shofiyah, Sp.KGA menambahkan bahwa menjaga kesehatan gigi bukan hanya penting bagi anak, tetapi juga bagi orang dewasa. “Kesehatan gigi tidak hanya berkaitan dengan fungsi mulut, tetapi juga berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan serta kepercayaan diri seseorang. Masalah gigi yang dibiarkan dapat memengaruhi kualitas makan, berbicara, hingga interaksi sosial, sementara senyum yang sehat berperan besar dalam membangun rasa percaya diri di berbagai tahap kehidupan. Karena itu, perawatan gigi rutin seperti scaling, topical fluoride, fissure sealant menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah gigi berlubang - sebagai investasi bagi kesehatan dan kualitas hidup jangka panjang.”

Menutup pernyataannya, drg. Yulita Bong menekankan bahwa kesehatan gigi dan senyum sehat merupakan fondasi kualitas hidup. Melalui edukasi berkelanjutan, layanan spesialis, dan akses yang luas, AUDY Dental berkomitmen mendampingi keluarga Indonesia membangun kebiasaan perawatan gigi rutin demi kesehatan jangka panjang dan senyum yang lebih percaya diri.