Sukses

Info

Penjelasan Menkes Terkait BPJS Kesehatan Khusus Orang Kaya

Fimela.com, Jakarta Beberapa hari ini masyarakat dihebohkan dengan pemberitaan seputar pernyataan BPJS Kesehatan khusus orang kaya. Berita tersebut menuai pro dan kontra di media sosial, menanggapi hal tersebut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa layanan BPJS Kesehatan untuk orang kaya bukan bermaksud untuk membedakan layanan antara golongan atas dengan yang miskin.

Dilansir dari liputan6.com Menkes menegaskan bahwa BPJS Kesehatan memiliki tugas untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia dalam memberikan layanan tanpa pandang bulu, sehingga baik orang mampu dan tidak mampu bisa mendapatkan layanan BPJS Kesehatan.

Namun, ia menambahkan, layanan kesehatan tersebut ke depan tidak akan bisa dinikmati secara cuman-cuman, tapi harus sesuai dengan Kebutuhan Dasar Kesehatan (KDK).

"BPJS Kesehatan itu harus kasih paket dasarnya untuk seluruh 270 juta rakyat Indonesia, kaya, miskin, tua, muda, Aceh sampai Merauke, harus, tapi paket dasar. Sekarang yang dikasih itu paketnya terlalu besar," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dikutip dari liputan6.com.

 

Disesuaikan dengan Kemampuan Anggaran Pemerintah

Kendati demikian, Budi belum mau merinci isi dari layanan KDK yang akan menjadi dasar layanan di BPJS Kesehatan. Adapun rincian tersebut akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah.

"Paket dasar ini harus yang sesuai dengan kemampuan dari negara. Kalau dia ngasihnya terlalu tinggi, itu pasti akan defisit terus. Sekarang hitung-hitungannya itu cash-nya terlalu tinggi, sekarang bagaimana supaya tetap bisa ngasih layanan bagus? Harusnya paket dasar seluruhnya, semua orang dapet," paparnya.

Selain itu, melalui hal ini Budi Gunadi mendorong orang kaya yang ingin mendapatkan layanan kesehatan tambahan untuk mencari asuransi swasta. Setelah itu, dikombinasikan dengan BPJS Kesehatan.

"Misalnya cancer kan ada yg namanya bedah, kemoterapi, radioterapi, sama imonoterapi. Sekarang yang imonoterapi kita belum mampu untik cover karena terlalu mahal. Itu biarin yang kaya cover-nya lewat asuransi swasta tapi yang miskin cover-nya lewat dibayarin pemerintah," tutur Menkes dikutip dari liputan6.com.

Klarifikasi Menkes Budi soal BPJS Kesehatan Tanggung Beban Orang Kaya

Setelah menyampaikan penjelasan terkait BPJS Kesehatan untuk orang kaya hingga menuai komentar dari masyarakat, Menkes Budi memberikan klarifikasi terkait pernyataan tersebut. Ia mengakui bahwa dirinya keliru dalam menyampaikan penjelasan hingga menuai pro dan kontra dari masyarakat.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan harus bisa dirasakan semua masyarakat tanpa kecuali. Sehingga, baik dari kalangan bawah, menengah, dan atas harus mendapatkan jaminan kesehatan. Namun, dalam pelaksanaan di lapangan perlu sistem pembiayaan yang dirancang dengan baik.\

Budi menambahkan apabila BPJS Kesehatan mau cover non-generik dan dibutuhkan, masyarakat yang kurang mampu akan dibiayai oleh negara. Sedangkan, untuk masyarakat menengah ke atas nantinya akan melakukan pembayaran melalui asuransi kesehatan swasta yang telah ditautkan oleh asuransi kesehatan BPJS.

Selanjutnya, Menkes mengilustrasikan apabila masyarakat menengah ke atas ingin mengambil vitamin C bisa namun yang generik. Sementara, untuk yang non-generik harus baya sendiri melalui asuransi kesehatan swasta yang dimiliki.

"Kalau dia mau ambil yang generik, orang kaya boleh (ambil) tapi yang generik. Dia tidak boleh mengambil yang non-generik. Karena yang non-generik itu sudah harus bayar sendiri," lanjutnya.

 

Penulis: Angela Marici

#Women for Women

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading