Sukses

Info

Alasan Mengapa Perayaan Cap Go Meh Identik dengan Lontong, Temukan Sejarah dan Maknanya

Fimela.com, Jakarta Setiap kali perayaan Cap Go Meh tiba, lontong Cap Go Meh menjadi sajian yang tak boleh absen dari meja makan keluarga Tionghoa di Indonesia. Hidangan ini bukan sekadar makanan biasa, melainkan sarat dengan makna filosofis yang mendalam. Bentuk lontong yang memanjang melambangkan harapan untuk umur panjang, sementara kuah santan berwarna keemasan melambangkan kemakmuran. Tak ketinggalan, telur rebus yang menjadi pelengkapnya melambangkan keberuntungan.

Lontong Cap Go Meh merupakan contoh nyata dari akulturasi budaya antara masyarakat Tionghoa dan lokal, khususnya di Jawa. Sejarah mencatat bahwa makanan ini merupakan hasil perpaduan antara tradisi kuliner Tiongkok dan hidangan khas Jawa. Lontong dipilih untuk menggantikan yuanxiao, bola ketan yang biasanya dinikmati saat Cap Go Meh di Tiongkok, karena bahan dan bumbu lokal lebih mudah diperoleh di Nusantara.

Jadi, bagaimana sebenarnya asal-usul lontong Cap Go Meh? Mengapa hidangan ini begitu melekat dengan perayaan Cap Go Meh di Indonesia? Berikut ini adalah sejarah dan maknanya yang dirangkum dari berbagai sumber oleh Fimela.com, Kamis (13/2).

Sejarah Cap Go Meh dan Tradisi Kuliner

Cap Go Meh, sebuah istilah yang berasal dari bahasa Hokkien, terdiri dari kata Cap yang berarti sepuluh, Go yang berarti lima, dan Meh yang berarti malam. Jadi, secara harfiah, Cap Go Meh merujuk pada malam ke-15 setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Di Tiongkok, malam ini dikenal sebagai Festival Lampion, yang dihiasi dengan lampion-lampion berwarna-warni dan dirayakan dengan kemeriahan yang penuh kegembiraan.

Ketika diaspora Tionghoa menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia, tradisi Cap Go Meh pun beradaptasi dengan budaya lokal. Salah satu bentuk adaptasi yang menonjol adalah dalam dunia kuliner. Jika di Tiongkok perayaan ini identik dengan yuanxiao, yaitu bola ketan, di Indonesia masyarakat Tionghoa Peranakan menyesuaikannya dengan membuat lontong yang lebih akrab dengan cita rasa dan bahan-bahan lokal.

Menurut sejarah, pada abad ke-14, ketika para imigran Tionghoa pertama kali menetap di pesisir Jawa seperti Semarang dan Lasem, mereka tidak membawa serta perempuan dari tanah kelahiran mereka. Hal ini menyebabkan banyak pria Tionghoa menikah dengan perempuan Jawa, sehingga terjadi perpaduan budaya yang menarik, termasuk dalam hal kuliner.

Legenda Sam Po Kong dan Asal-usul Nama Lontong Cap Go Meh

Ada sebuah legenda menarik yang mengisahkan tentang asal-usul nama lontong Cap Go Meh. Berdasarkan informasi dari Tirto.id, cerita ini dimulai dengan kedatangan Laksamana Zheng He, yang juga dikenal sebagai Sam Po Kong, ke kota Semarang pada abad ke-15. Pada masa itu, ia mengadakan sebuah sayembara untuk mencari hidangan paling lezat yang cocok dinikmati saat perayaan Cap Go Meh.

Seorang kepala desa kemudian memasak sup yang terdiri dari berbagai bahan yang tersedia di daerahnya. Ketika Sam Po Kong mencicipi hidangan tersebut, ia menyebutnya sebagai Luang Tang Shiwu Ming, yang berarti sup aneka bahan urutan ke-15. Namun, karena perbedaan dialek Hokkian, penduduk setempat salah memahami dan menyebutnya sebagai Lontong Cap Go Meh. Sejak saat itu, hidangan ini terus berkembang dan menjadi bagian penting dari perayaan Cap Go Meh di Indonesia.

Makna Filosofi dalam Lontong Cap Go Meh

Setiap elemen dalam lontong Cap Go Meh memiliki makna simbolis yang dalam. Menurut Detik.com dan Tirto.id, berikut adalah filosofi dari masing-masing bahan dalam hidangan ini:

  • Lontong Bentuknya yang panjang melambangkan panjang umur dan perjalanan hidup yang penuh berkah.
  • Opor ayam Ayam melambangkan kerja keras dan kegigihan dalam mencari rezeki.
  • Santan kuning Kuah berbumbu kunyit berwarna keemasan melambangkan kekayaan dan keberuntungan.
  • Telur pindang Melambangkan kesuburan, kelahiran baru, dan keberuntungan.
  • Sambal goreng hati dan kentang Mencerminkan kesejahteraan dan harapan hidup yang seimbang.
  • Kerupuk dan abon Melambangkan kebahagiaan dan kelezatan hidup.

Dalam tradisi Tionghoa, makanan bukan hanya sekadar santapan, tetapi juga menjadi doa dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Akulturasi Budaya Jawa dan Tionghoa dalam Kuliner Cap Go Meh

Lontong Cap Go Meh adalah sajian yang memukau, menggambarkan harmonisasi antara budaya Tionghoa dan Jawa. Ketika komunitas Tionghoa menetap di tanah Jawa, mereka mulai menyerap elemen-elemen dari kuliner setempat. Hidangan yuanxiao yang awalnya berupa bola ketan dirasa kurang sesuai dengan bahan-bahan di Nusantara, sehingga digantikan oleh lontong.

Selain itu, bumbu-bumbu khas Jawa seperti santan, kunyit, dan sambal mulai ditambahkan, menciptakan kombinasi rasa yang istimewa. Keberadaan lontong Cap Go Meh hingga kini menjadi bukti bagaimana tradisi kuliner dapat berkembang dan beradaptasi tanpa kehilangan jati dirinya.

Mengapa Lontong Cap Go Meh Tetap Populer?

Hingga kini, lontong Cap Go Meh terus menjadi sajian ikonik dalam perayaan Cap Go Meh di Indonesia. Hidangan ini tidak hanya dipertahankan karena tradisinya yang mendalam, tetapi juga karena kelezatan rasanya dan beragam lauk yang menyertainya, menjadikannya favorit banyak orang, bahkan di luar komunitas Tionghoa.

Perayaan Cap Go Meh sendiri telah terjalin erat dengan budaya Indonesia yang lebih luas. Di beberapa kota, seperti Singkawang dan Semarang, perayaan ini dirayakan dengan festival budaya yang semarak, yang semakin menambah kekayaan makna dan pesona dari lontong Cap Go Meh.

People Also Ask (FAQ)

1. Kenapa lontong Cap Go Meh identik dengan Imlek?

Lontong Cap Go Meh adalah hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa yang menggantikan hidangan yuanxiao dalam perayaan Cap Go Meh di Indonesia.

2. Apa makna filosofi dari lontong Cap Go Meh?

Lontong melambangkan panjang umur, santan kuning melambangkan keberuntungan, dan telur pindang melambangkan kesejahteraan.

3. Apakah lontong Cap Go Meh hanya ada di Indonesia?

Ya, hidangan ini merupakan kuliner khas Peranakan Tionghoa di Indonesia dan tidak ditemukan di Tiongkok.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading