Sukses

Lifestyle

Kenali Kekerasan Berbasis Gender Online pada Perempuan dan 8 Cara Menghindarinya

Fimela.com, Jakarta Pernahkan sahabat fimela mendengar soal Kekerasan Gender Berbasis Online ? Semakin luasnya jangkauan internet, canggihnya perkembangan dan penyebaran teknologi telah menghadirkan bentuk dari kekerasan berbasis gender.

Kekerasan berbasis gender online (KBGO) atau KBG yang difasilitasi teknologi, sama seperti kekerasan berbasis gender di dunia nyata, tindak kekerasan tersebut harus memiliki niatan atau maksud melecehkan korban berdasarkan gender atau seksual. Jika tidak, maka kekerasan tersebut masuk dalam kategori kekerasan umum di ranah online.

Dalam data pengaduan yang langsung ke Komnas Perempuan tahun 2020, tercatat kenaikan yang cukup signifikan yakni pengaduan kasus cyber crime 281 kasus (2018 tercatat 97 kasus) atau naik sebanyak 300%. Kasus siber terbanyak berbentuk ancaman dan intimidasi penyebaran foto dan video porno korban

Definisi kekerasan ini menurut Komisioner Tinggi Persatuan BangsaBangsa untuk Pengungsi (UNHCR), yang mendefinisikan KBG sebagai kekerasan langsung pada seseorang yang didasarkan atas seks atau gender. Ini termasuk tindakan yang mengakibatkan bahaya atau penderitaan fisik, mental atau seksual, ancaman untuk tindakan tersebut, paksaan dan penghapusan kemerdekaan.

Data dari Komnas Perempuan sepanjang 2017, setidaknya ada 8 bentuk kekerasan berbasis gender online yang dilaporkan, yaitu pendekatan untuk memperdaya (cyber grooming), pelecehan online (cyber harassment), peretasan (hacking), konten ilegal (illegal content), pelanggaran privasi (infringement of privacy), ancaman distribusi foto/video pribadi (malicious distribution), pencemaran nama baik (online defamation), dan rekrutmen online (online recruitment).

8 Cara Menghindarinya

Melansir dari “Panduan Kekerasan Berbasis Gender Online” dari Safenet,ini adalah beberapa cara untuk menghindari Kekerasan Berbasis Gender Online yang terjadi pada perempuan.

1. Pisahkan akun pribadi dengan akun publik

Menggunakan beberapa akun untuk memisahkan hal-hal bersifat pribadi dan hal-hal yang bisadibagi ke publik bisa menjadi alternatif untuk melindungi diri di dunia maya.

2. Cek dan atur ulang pengaturan privasi

Sesuaikan pengaturan privasi dengan level kenyamanan diri dalam berbagi data pribadi, sepertinama, foto, nomor ponsel, lokasi (geo-tag atau location sharing), aplikasi yang kamu berikanakses atas akun media sosial atau aplikasi percakapan yang kamu miliki. Kendalikan sendirisiapa atau apa saja yang dapat mengakses data pribadimu.

3. Ciptakan password yang kuat dan nyalakan verifikasi login

Hindari peretasan akun media sosial kamu dengan menciptakan password login yang kuat(panjang dan mengandung unsur huruf, angka, dan simbol) dan aktifkan verifikasi login. Dalambeberapa platform media sosial atau aplikasi percakapan verifikasi login disebut dengan istilah2-Step Verification atau 2-Factor Authentication. Berlakukan juga hal ini untuk email pribadi.

4. Jangan sembarang percaya aplikasi pihak ketiga

Aplikasi pihak ketiga, misalnya yang mengadakan kuis di Facebook, biasanya meminta aksesakun media sosialmu. Aplikasi pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab bisa sajamenggunakan informasi atau data pribadi yang mereka dapat dari akses tersebut secara tidakbertanggung jawab dan bisa jadi berdampak pada kehidupanmu, baik online maupun offline.

5. Hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing)

Lokasi pada waktu nyata atau lokasi tempat seseorang sering kali lewati atau kunjungidapat menjadi informasi yang berharga bagi orang-orang yang ingin berniat jahat,misalnya penguntit.

6. Berhati-hati dengan URL yang dipendekkan

Ada potensi bahaya ketika mengklik URL yang dipendekkan. Bila berasal dari akun yangmencurigakan, bisa saja URL tersebut mengarahkan kita ke situs-situs berbahaya atau jahatyang dapat mencuri data pribadi kita.

7. Lakukan data detox

Tactical Tech dan Mozilla telah menyusun data detoks untuk mengecek keberadaan data diripribadi di internet. Silakan coba data detox agar dapat menjadi pribadi yang lebih mempunyaikendali atas data diri di ranah online dengan mengakses https://datadetox.myshadow.org.

8. Jaga kerahasiaan pin atau password pada ponsel atau laptop pribadi

Seringkali, pelaku kekerasan berbasis gender online dan offline adalah orang-orang terdekat.Untuk itu, perlu untuk memasang dan menjaga kerahasiaan pin atau password pada gawai /perangkat elektronik pribadi lainnya, terutama yang menyimpan data-data pribadi.

Penulis: Adonia Bernike Anaya

#elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading