Sukses

Lifestyle

Ketika Tuhan Menjawab Doa Terindahku: Perjalanan Penuh Haru di Mekkah dan Madinah

Fimela.com, Jakarta Setiap kali kita melakukan perjalanan, selalu ada cerita yang berkesan. Bepergian atau mengunjungi sebuah tempat memberi kenangan tersendiri di dalam hati. Tiap orang pastinya punya pengalaman atau kisah tak terlupakan tentang sebuah perjalanan, seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Trip Story: Setiap Perjalanan Selalu Memiliki Cerita berikut ini.

***

Oleh: Olvira Romadona Lorenza

Impian, harapan, dan keinginan. Akan sangat membahagiakan jika tiga hal serupa tersebut menjadi realitas. Sejak kecil aku diajarkan untuk terus bermimpi dan berharap atas segala keinginan yang ingin kucapai. Salah satunya, ke Mekkah dan Madinah, impianku yang Tuhan kabulkan di tahun 2020.

Diawali sejak lulus dari Pondok Pesantren Daar El Qolam, hadiah terindah yang kudapat yaitu tiket umroh. Aku sangat yakin ketika itu, bahwa Tuhan selama ini mendengar segala doaku. Hari demi hari dengan persiapan yang cukup akhirnya hari itu pun tiba. Dengan memakai baju seragam batik yang sama. Aku mulai memohon doa, rida, dan keselamatan kepada kedua orang tuaku. Bahagia dan terharu sekali rasanya. Semua keluarga mengantarku ke bandara, hingga akhirnya aku masuk menuju kedalam pesawat. Bismillah, perjalananku dimulai.

Kurang lebih 13 Jam aku beserta saudaraku duduk di pesawat, dan sampai di tujuan pertama kami yaitu Bandara Abu Dhabi. Kami hanya ingin transit, untuk menuju tujuan utama kami yaitu Mekkah. Kami diberi waktu kurang lebih hanya 6 jam, sehingga aku menyempatkan untuk berkeliling di sekitar bandara. Setelah berkeliling bandara Abu Dhabi, aku pun membersihkan diri dan ganti baju. Hingga waktu pun semakin dekat untuk kami memasuki pesawat ke-2 kami menuju Mekkah. Setelah 8 jam kami duduk di pesawat, akhirnya kami sampai di hotel. Mimpi apa sehingga aku bisa menginjakkan kaki ku di tanah haram ini, MasyaAllah.

Dimulai dengan melakukan salat isya di Masjidil Haram, hatiku berdebar. Sujud pertamaku di lantai Masjidil Haram. Bagi seorang muslim, melakukan ibadah umroh ini bukan hanya tentang siapa yang mampu namun siapa yang tepanggil hatinya untuk melakukan ibadah. Dan aku percaya, ini waktunya aku meluapkan segala rinduku kepada Tuhanku, di rumah-Nya.

Penuh Rasa Syukur

Aku memulai dengan mengelilingi Kakbah. Air mata terus bercucuran karena rasa bahagiaku bisa mendatangi kota impian setiap umat muslim. Setelah mengelilingi Kakbah sebagi tanda kedatangan kami, kami pun pulang ke hotel untuk makan malam dan istirahat karena perjalanan yang cukup panjang.

Kurang lebih sekitar 5 hari di Mekkah, setelah melakukan Thawaf, Sa’I, Berjalan antara Safa & Marwa, sehingga mendatangi langsung Gua Hira. Di sore harinya, aku beserta saudaraku berkunjung ke Raudhoh, yaitu makan Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah, kami bisa melaksanakan 2 rakaat shalat walau dengan kesulitan yang kami rasakan. Setelah keluar dari wilayah Raudhah, kami pun melakukan Thawaf penutupan untuk melanjutkan perjalanan kami ke Madinah. Thawaf terakhir ini terasa amat syahdu, tak ingin sekali aku meninggalkan kota ini. Aku berjalan mendekati Kakbah, sehingga dengan penuh perjuangan Allah mengizinkanku untuk memegang Kakbah serta berdoa di depannya. Dengan doaku yang terus berharap semoga Allah mengizinkanku kembali untuk datang ke sini. Amin.

Berupaya jadi Pribadi yang Lebih Baik Lagi

Kami melanjutkan perjalanan menuju Madinah dengan menggunakan bus, di tengah perjalanan kami berhenti untuk mengunjungi Museum Al Maodudi. Di museum ini, kami bisa melihat peninggalan peninggalan serta pakaian serta senjata yang ada sejak zaman nabi.

Di museum ini, aku belajar bagaimana menulis surat menggunakan tinta, memakai baju kerajaan dan mengambil gambar di setiap sisi museum ini. Tak terasa sudah 3 jam kami di museum ini, dan perjalanan pun dilanjutkan sehingga pukul 8 kami sampai di Kota Madinah, kota yang dirindukan semua jiwa yang pernah mengunjunginya.

Diawali dengan menuju hotel dan melihat kamar masing masing. Aku bersyukur hotelku berada tepat di depan gerbang pusat no. 25. Sehingga  jaraknya tidak terlalu jauh dari hotel untuk menuju Masjid. Cuaca Madinah sangat dingin saat itu, namun Madinah merupakan kota yang amat bersih dan rapi sehingga wajar saja bagi Mahasiswa yang tinggal disana akan sangat nyaman.  Kami menyempatkan untuk melaksanakan shalat isya sebagai salam kedatangan kami, setelah Shalat Isya kami makan malam Bersama dan istirahat.  3 Hari di Madinah ini terasa amat sangat cepat. Namun setiap kali ku bersujud di atas kota ini begitu terasa syahdu. Hingga dihari terkahir kami berada di Madinah kami mengunjungi pasar disekitar Madinah untuk membeli buah tangan untuk keluarga dirumah.

Setelah persiapan yang cukup, Ashar menjadi penutupku untuk meninggalkan kota Madinah. Air mata kembali membasahi mataku, hingga di sujud terkahirku. Ada seorang nenek yang mengusap kepalaku dan tersenyum.

Setelah selesai shalat pun aku menyalami nenek itu. Dan kami kembali ke hotel, setelah memasukkan semua barang ke dalam bus. Kami pun berangkat menuju ke bandara. Setelah menaiki pesawat menuju Abu Dhabi kami pun kembali menaiki pesawat menuju Jakarta. Alhamdulillah kami sampai dengan selamat. Semangatku membara ketika bertemu dengan kedua orang tuaku kembali, aku akan berusaha untuk mantapkan niatku untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi setelah ini.

Perjalananku selesai.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading