Sukses

Lifestyle

Ingin Balik ke Rusia, Mahasiswi Asing Ini Curhat di Facebook

Fimela.com, Jakarta Sebuah postingan mengenai Dimitrii Abdugafarov dan Aleksandra Kolesnikova dari Moscow State University berhasil menggaet banyak perhatian dari Netizen. Pasalnya, kedua mahasiswa ini dikabarkan 'terdampar' di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat lantaran tas beserta paspor, dompet, dan lain-lain hilang di Maumere, Papua.  

Postingan tersebut disebarkan oleh pemilik akun Facebook Bombom Hafikar dan berhasil membentuk sebuah interaksi di antara netizen demi membantu mereka. Banyak netizen yang mempertanyakan keberadaan Aleksandra dan Dimitri. Terakhir orang-orang melihat, mereka sedang duduk di pelataran jembatan pintu masuk dan keluar Stasiun Sudirman. 

Namun, usai Bintang.com mencoba untuk menemui mereka pukul 12.00 WIB di sana, petugas stasiun mengatakan mereka sudah pergi naik kereta ke arah Jatinegara pukul 17.00 WIB, Senin (25/7). 

Pada Selasa (26/7), Aleksandra menuliskan kisah perjalanan dan masalahnya di Facebook. Dia bercerita, dia kehilangan tasnya beserta paspor. Pihak kedutaan bisa membantu masalah paspor. Namun, yang kini dibutuhkan Aleksandra dan kawannya adalah tiket pulang ke Rusia langsung. 

Pemilik akun bernama Ardiansyah mencoba untuk menerjemahkan kisah Aleksandra yang dia tulis menggunakan bahasa Inggris. Berikut terjemahan yang ditulis Ardiansyah: 

Hallo semua nya..
Saya ingin mengucapkan terimakasih untuk semua orang yang tampak tertarik dengan masalah kami dan menjelaskannya. 
Yang pertama, Kedutaan tidak bisa mengirim kami pulang. Ini bukan tanggung jawab mereka. Kasus kami tidaklah langka. Banyak turis yg kehilangan dokumen mereka di Bali dan ini biasa terjadi. Kedutaan tidak bisa membelikan tiket untuk semua orang (bayangkan jika kamu pergi ke Rusia. Memiliki masalah yang sama dan meminta kedutaan Indonesia di sana untuk mengirim kalian pulang) secara resmi kami adalah turis. Ini adalah kemauan kami sendiri untuk menjelajahi Indonesia. Kampus tidak mengirim kami ke sini sebagai kelompok yg terorganisir.

Yang ke-2 kami memiliki hukum yang sangat bodoh. Jika kamu kehilangan paspormu di luar negeri, kamu Bisa membuatnya di kedutaan tapi harus nunggu 3 bulan. Yang mana itu tidak mungkin karena izin menetap di visa kami hanya tinggal 2 bulan. Jadi setelah paspor kamu selesai kamu akan di penjara karena masa izinnya berakhir (bayar denda mungkin maksudnya).

Kami harus meninggalkan Indonesia pada 12 Agustus. Kedutaan akan memberikan kami surat. Jadi kami akan dapat check in untuk penerbangan.

Yang ke 3, kenapa kami tidak memiliki tiket cadangan? Karena kami memiliki dana yang sangat sedikit.
Kami tidak terbang dari Rusia. Kami datang melalui daratan dengan mobil gratis (numpang-numpang kendaraan orang dan bahkan truk). Ini menghabiskan waktu setengah tahun untuk menyeberangi Rusia, Kazakhstan, Cina, Laos, Vietnam, Thailand dan Malaysia. 
Dari Kuala Lumpur kami terbang ke Medan (menggunakan penerbangan paling murah) dan lagi-lagi berkeliling dengan truk. Kami tidak menggunakan hotel. Kami tidur di tenda, musola, dan gereja. Kadang-kadang penduduk setempat mengundang kami ke rumah mereka.

Jadi singkatnya kami harus terbang langsung ke Rusia. (Karena tanpa paspor kami tidak bisa transit) sebelum 12 Agustus dan kami harus membeli tiket kami sendiri. Yang termurah sekitar 600 dolar. Ini seharga gaji kami ber-2 di kampung halaman kami.

Kisahnya ini mendorong sejumlah netizen yang ingin mendulang dana untuk membantu mahasiswi yang tadinya sedang melakukan sebuah penelitian di Papua.

Aleksandra Kolesnikova (facebook.com/kolesnikovaaleksandra)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading