Sukses

Lifestyle

7 Kebohongan yang Sering Kamu Dengar Saat Traveling

Fimela.com, Jakarta Persepsi jika perjalanan hanya soal senang-senang saja sepertinya telah terdengar seperti gagasan kuno. Seiring populernya travelingbanyak pelancong, mungkin termasuk kamu, yang mengetahui sederet kebohongan berkenaan dengan perjalanan. Dikutip dari roughguides.com, berikut beberapa di antaranya yang kerap terdengar.

Hanya makan apa yang dimakan warga lokal. Ayolah, kamu mungkin juga tahu kalau penyesuaian rasa makanan tak semudah itu, apalagi 'jurang' di antaranya begitu lebar menganga. Mungkin tetap mencoba, tapi tak setiap saat kamu akan memakan apa yang dimakan warga lokal. Dalam perjalanan, terlebih jangka panjang, kamu akan mencuri waktu untuk menjajal makanan 'mainstream'.

Tidur di bus saat malam adalah hal mudah. Dengan jalur tak menentu atau semata lantaran pundak yang tak merebah sempurna, tidur sepanjang malam di bus bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Mungkin bisa menghemat biaya, tapi akui saja kalau trik ini tak selalu nyaman.

Travel. (favim.com)

Kembali ke hotel dan restoran yang sama. Mudah jika memang kamu memaksudkan demikian, tapi bila kalimat tersebut terlontar lantaran tak enak atau takut dianggap tak sopan, maka itu kasus lain. Dalam kunjungan berikutnya, kamu mungkin malah ingin menjajal beragam hal baru, sehingga menghindari datang ke tempat yang sama.

Mengacuhkan media sosial. Sebenarnya ini bisa dikatakan misi gagal. Karena ingin benar-benar rehat, kamu berjanji tak akan mengakses media sosial selama melakoni perjalanan. Namun waktu-waktu santai yang terlalu banyak akhirnya menggoda. Kecuali, tak ada koneksi internet di tempatmu berlibur.

Solo Travel. (Pinterest)

Akan tetap pada perencanaan biaya. Lagi-lagi terlewat. Ada beberapa perjalanan yang mungkin sukses, namun kali lain malah gagal sepenuhnya. Bukan hal mudah memang, mengingat banyaknya pernak-pernik lucu. Tapi, bukankah itu memang salah satu tantangan perjalanan?

Barang bawaan tak berlebih. Banyak-tidak, berguna dan sebaliknya memang relatif. Tapi setelah perjalanan berakhir, kamu mungkin akan menyadari jika tak menerapkan light packing. Padahal sebelum pergi, kamu sudah berniat akan membawa apa-apa yang penting saja.

Solo Travel. (nytimes.com)

Menguasai bahasa lokal. Belajar bahasa baru selalu menarik. Dengan melakoni perjalanan, belajar bahasa lokal membuat prosesnya jadi lebih seru. Tapi setelah pulang dan tak berlatih lagi, maka ambyarlah semua pelajaran yang diterima, apalagi kamu memang tak lama berada di sana.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading