Sukses

Lifestyle

Kerja Saat Weekend = Depresi!

Banyak sekali orang yang mengabaikan "me time" mereka karena padatnya rutinitas kerja harian. Di antara kamu siapa yang nggak pernah menghabiskan weekend dengan setumpuk laporan, deadline tulisan, dan meeting dengan kolega? Senyum miris-mu menjadi jawabannya.

Walaupun weekend atau akhir pekan setiap orang nggak bisa selalu disamakan, terutama buat kamu yang bekerja di restoran, salon, dan usaha di bidang retail. Akhir pekan pindah ke hari Senin atau Selasa karena load pekerjaan yang berbeda.

"Selama kerja, saya sering menggunakan akhir pekan untuk bekerja. Dulu saya bisa sama sekali nggak istirahat selama satu bulan. Tapi, karena semua saya jalani dengan fun jadi terasa ringan. Sekarang ini saya merasa agak keberatan kalau harus bekerja di akhir pekan. Dan kesehatan jadi menurun karena saya sama sekali nggak ada waktu untuk istirahat," ujar Lolita karyawan sebuah perusahaan asuransi.

Inti dari akhir pekan adalah waktu untuk istirahat. Semua orang perlu waktu istirahat untuk memulihkan kondisi tubuh dan menjaga kesehatan. Tapi, bagaimana kalau pekerjaan menuntut kita bekerja saat weekend? "Kuncinya adalah kompensasi waktu setelahnya, yaitu mengambil libur di hari lain. Masalahnya jika tidak ada waktu istirahat dan bekerja terus menerus sepanjang waktu, kamu bisa mengalami kelelahan, gangguan organ utama seperti jantung, gangguan otot, dan gangguan fungsi tubuh lainnya," ujar Kasandra Putranto seorang psikolog.

Sedangkan Ariny seorang karyawan perusahaan penerbit punya cerita lain, "Pekerjaan memang mengharuskan saya masuk hari Sabtu, tapi saya ngejalaninnya senang. Lagipula cuma kerja setengah hari dan setelah itu saya bisa pergi hang out sama teman-teman. Sedihnya nggak bisa traveling aja."

Nggak cuma kesehatan fisik yang akan menurun drastis kalau nggak punya waktu istirahat. Hati-hati juga karena kesehatan jiwamu juga bisa terancam akibat tekanan pekerjaan. "Dampak psikologis akan berakibat pada tekanan (stres) yang bisa berujung pada depresi (tertekan), menurunnya kualitas interpersonal, komunikasi dan hubungan dengan orang lain (alienasi dan antisosial), bisa juga menjadi konflik, dan bisa berkait dengan problem psikologis lain seperti ketergantungan narkoba (baik sebagai penyebab maupun akibat), panic attack, gangguan tidur, dan gangguan penyesuaian diri," Kasandra menjelaskan.

Ternyata dampak yang disebabkan oleh kurangnya waktu istirahat buat kesehatan fisik dan mental kita, berat ya? Jangan remehkan waktu istirahat di saat weekend. Apa kamu punya pengalaman akibat nggak punya "me time"? Just share with us.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading