Sukses

Lifestyle

Berbuat Baik untuk Orang Lain, Tantangan Terbesar Saat Ini?

Next

Seorang anak perempuan berumur 8 tahun asal Maine, Amerika Serikat, Abbie Jacobson, menemukan dompet berisi USD 4.200, sejumlah uang Kamboja, perhiasan, dan kartu kredit awal September lalu. Tanpa ragu, Abbie pun menyerahkan dompet itu ke polisi. Satu-satunya identitas yang menunjukkan siapa pemilik dompet adalah kartu kredit atas nama Ra Rim, yang ternyata seorang imigran asal Kamboja. Uang sebesar itu dalam dompetnya akan Ra Rim gunakan untuk menyambangi kampung halamannya. Karena korupsi besar-besaran melanda Kamboja, Ra Rim membawa uang tunainya ke mana pun ia pergi. Jadi, bisa bayangkan kalau Ra Rim tak berhasil menemukan uang tabungannya itu? Ya, ia tak akan pernah pulang ke rumah.

Kalau menilik lebih jauh latar belakang Abbie, sebenarnya ia tak berasal dari keluarga berkecukupan, bahkan sedang mengalami masa-masa sulit karena ayahnya menderita sakit jantung dan Abbie sendiri menderita asma akut yang membutuhkan perawatan intensif. Ketika ditanya apa yang akan Abbie beli jika memiliki sejumlah uang seperti yang ditemukannya, dengan lugu Abbie menjawab ingin menonton konser sang idola, Justin Bieber. CEO Bank of Maine, John Everets, yang terharu mendengar kisah Abbie pun akhirnya mewujudkan impian Abbie menonton konser Bieber di Boston November mendatang dengan membelikannya 5 tiket sebagai “hadiah” kejujuran Abbie.

Sementara sebagian besar orang lebih memilih menjadikan barang temuan sebagai hak milik, atau kalaupun mengembalikan suka berharap akan mendapat imbalan dari sana, seorang anak kecil berumur 8 tahun justru mengingatkan kita tentang kejujuran dan ketulusan.

Next

Saya jadi ingat, saat duduk di bangku SD, saya pernah mendapat pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan bahasan tentang kejujuran. Apa kamu juga mengingatnya? Poin “mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya” adalah salah satu contoh cara bersikap jujur di masyarakat, selain menepati janji dan tidak mengambil barang milik teman. Pelajaran dasar seperti itulah yang seharusnya terus tertanam dalam tiap pribadi.

Sayang, sebagian besar dari kita lebih bangga menjadi penemu “harta karun”. “Ada kepuasan tersendiri menemukan sesuatu dan memilikinya,” kata salah satu teman saya. “Seharusnya orang yang meninggalkannya nggak ceroboh. Itu kesalahan dia sendiri, dan supaya dia belajar lebih berhati-hati lain kali,” sambungnya lagi, membuat saya tak habis pikir dengan cara berpikirnya. Toh, dengan mengembalikan barang itu, si pemilik juga dengan sendirinya akan lebih berhati-hati. Seperti cerita Verli (23 tahun, staff HR),“Saya pernah mengalaminya. Beberapa minggu lalu, telepon genggam saya tertinggal di kantin saat makan siang. Saya baru menyadarinya saat bapak penjaga kantin berlari memanggil saya yang sudah berjalan jauh. Dan kejadian itu membuat saya kaget plus jadi lebih berhati-hati pada barang bawaan saya. Berkah bagi bapak kantin juga, saya jadi sering mengajak teman-teman makan di sana sebagai balas budi. Rezekinya berlimpah, deh.”

Ada baiknya kita pun sedikit meniru kebiasaan orang Jepang yang selalu mengembalikan barang yang bukan miliknya. Hebatnya, kebiasaan itu cuma salah satu bagian dari prinsip moral yang ditanamkan oleh seluruh keluarga di Jepang. Karakter seseorang dibentuk sejak mereka kecil dengan 4 elemen moral, On (rasa hutang budi), Gimu (kewajiban), Giri (kebaikan), dan Ninjo (kasih sayang) yang didapat dari orangtua maupun masyarakat, bukan dari sekolah, karena elemen ini ibarat kewajiban sosial yang harus dimiliki dan dibagikan ke tiap orang.

“Bukan hanya agama, pelajaran moral juga jadi unsur utama yang seharusnya sudah mendarah daging dalam diri tiap orang sebagai terapan langsung dari agama yang dipelajarinya. Lagipula, kamu tidak mau merasa beruntung di atas kesusahan orang lain yang merasa kehilangan, kan?” tutup Verli gemas. Sebelum menjawab pertanyaan itu, coba bayangkan ada orang lain yang sangat senang menemukan barangmu yang hilang, sementara kamu sedang bersusah hati sambil sibuk mencari barang kesayangan yang sudah berpindah tangan. Rela?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading