Sukses

Lifestyle

HE & SHE Says: Saat Tepat Lepas Keperawanan

Next

SHE SAYS:

“Kalau sudah bertemu laki-laki yang tepat. Artinya kita yakin dia bakal habiskan sisa hidupnya dengan kita. Pernikahan lebih ke formalitas, untuk kasih status ke anak, salah satunya.

-Suma, 25 tahun, writer-

“Sama-sama sayang, perasaan bilang kalau dia orangnya, dan suasana yang juga tepat. Percaya atau nggak kamu akan terus ingat momen itu seumur hidup, jadi pasti maunya yang terbaik, yang paling indah, kan.”

-Chloe, 27 tahun, fotografer-

“Kalau sudah pengen punya anak aku baru berpikir untuk melepas keperawanan.”

Iren, 29 tahun, public relations-

When you’re old enough dan kamu tau apa yang akan kamu lakukan setelah itu. Minimal tahu sikap kita atau dia setelah itu, bisa jadi makin cuek atau malah makin posesif. Butuh kedewasaan untuk menerimanya.”

Kara, 27 tahun, pramugari-

“Tidak ada patokan, mengalir begitu aja karena perasaan cinta yang begitu besar sulit ditahan.”

-Niken, 24 tahun, beautician-

“Setelah menikah, mungkin. Tradisional,tapi keperawanan wajib dijaga buatku.”

-Putri, 25 tahun, submission specialist-

Next

HE SAYS:

“Ada waktu, ada tempat, ada teman. Aku bukan tipe yang menyimpan keperjakaan for ‘the last one’. Keburu basi.”

-Rando, 27 tahun, freelancer-

“Sampai menikah nanti. Pengen merasakan sensasi malam pertama yang sebenarnya.”

-Willy, 26 tahun, logistic manager-

“Secepatnya…”

-Desta, 29 tahun, program manager-

“Kapan saja, sebelum membahagiakan istri nanti harus belajar dulu biar pintar, hehehe.”

-Anto, 28 tahun, visual artist-

“Setelah menikah, supaya tidak mengecewakan pasangan pastinya. Begitu sudah punya pengalaman, takut jadi membandingkan pasangan sekarang dengan yang sebelumnya.”

-Bima, 25 tahun, staf administrasi-

“Ketika ada kesempatan, tapi harus dengan yang tercinta. Sekaligus menguji perasaannya padaku sih, serius atau tidak.”

-Dhanar, 23 tahun, mahasiswa-

Sudah baca tuntas bermacam jawaban di atas, kan? Hasilnya memang sama sekali bukan patokan maupun saran bagaimana kita harus menyikapi keperawanan (atau keperjakaan). Toh, Komisioner Komnas Perempuan, Neng Dara Affiah, pun mengatakan, “Tidak ada jaminan, seorang yang tidak perawan berperilaku buruk. Seorang yang perawan juga bukan jaminan berperilaku tidak buruk.” Persoalan keperawanan sepenuhnya area privat dan merupakan hak asasi tiap pribadi, yang tak bisa dijadikan alasan untuk menilai seseorang.

Paling tidak, dari jawaban di atas kita bisa menilik momen seperti apa yang jadi penentu mereka bersikap total pada seseorang yang mereka cintai. Momen seperti apa yang pas buatmu, sangat mungkin berbeda lagi. Yang pasti Fimelova, ada benarnya opini Kara bahwa membutuhkan kedewasaan untuk menerima segala konsekuensi atas tiap pilihan atau keputusan… because everything has a price.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading