Sukses

Lifestyle

Arti Keperawanan untuk Perempuan Usia 20, 30, 40 Tahun

Next

Ya, kami bertemu dengan beberapa Fimelova dan bertanya seputar keperawanan, mulai dari artinya bagi mereka sampai alasan tetap menjaganya di usia mereka yang terus bertambah. Anin (27, writer), Shafika (30, enterpreneur), Bertha Uli (32, sekretaris), dan Windyani (42, enterpreneur), tak merasa minder membukanya di sini.

Apa itu perawan?

A: “Kalau perempuan belum berhubungan seksual sama sekali. Sekadar petting sih, menurutku masih perawan.”

S: “Keperawanan itu sebuah kebanggaan buatku sebagai perempuan. Bangga karena aku bisa menjaga apa yang menjadi harta perempuan. Batasan keperawanan sendiri adalah hubungan seksual dan robeknya selaput dara.”

B: “Batas gampangnya adalah sudah atau belum pernah berhubungan badan, selaput dara robek, dan keluarnya darah. Bermesraan itu termasuk masih perawan atau tidak, nah itu aku masih bingung.”

W: “Perawan itu… belum tersentuh. Sekadar muncul niat tak masalah, tapi kalau sudah bersentuhan dengan lawan jenis demi memuaskan hasrat seks buatku sudah tidak perawan.”

Usia menentukan pengalaman seks?

A: “Nggak. Seks bukan hanya soal pengetahuan, tapi yang pernah melakukanlah yang lebih berpengalaman, dan ini sama sekali nggak berhubungan dengan umur.”

S: “Masih perawan belum tentu tak paham soal seks. Umur juga tidak menentukan pengalaman seks. Banyak anak yang lebih muda dari aku tapi lebih berpengalaman dan tahu banyak hal seputar seks, kadang aku pun belajar juga dari mereka untuk tambahan bekal nanti, hehehe.”

B: “Zaman sekarang umur bukan lagi patokan.”

W: “Dilihat dari pengalaman hidup: makin banyak usia seseorang, makin mengerti tentang kehidupan, termasuk seks. Namun, zaman sekarang akses mengenal seks lebih mudah sehingga umur bukan patokan lagi. Di kantor misalnya, saat sharing soal seks tak jarang yang lebih tua mendapat ilmu sampai gaya baru dari yang lebih muda.”

Next

Masih perawan karena…

A: “Karena aku nggak mau lepasin buat sembarang orang. Hubungan seksual kan, bukan cuma untuk mencari kenikmatan, tapi berkaitan dengan ikatan emosional. Intinya kalau sudah berhubungan intim dengan seseorang, kamu cenderung menjadi bergantung padanya. Bagian ‘ketergantungan’ itu yang kurang kusuka.”

S: “Ingin memberikan keperawanan kepada suami setelah menikah nanti. Harapannya, suami kelak bisa lebih menghargaiku. Walaupun itu bukan jaminan, tapi setidaknya aku berusaha.”

B: “Sebenarnya melepas keperawanan itu tergantung kesadaran pribadi. Kalau aku, memang mau menjaganya sampai menikah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada keluarga, terutama agama.”

W: “Belum menemukan pasangan yang tepat. Sampai sekarang, belum ada satu pun lelaki yang membuatku punya alasan kuat untuk memberikan diriku seutuhnya.”

Next

Saat tepat melepas keperawanan…

A: “Ketika bertemu orang yang tepat di waktu yang tepat.”

S: “Saat paling tepat, ya di malam pertama setelah akad nikah. Standar, ya! Jujur, aku sih, tidak takut masih perawan sampai sekarang karena seperti yang aku katakan sebelumnya, aku justru bangga bisa menjaganya.”

B: “Setelah menikah. Masih perawan sampai usia 32 tahun juga sama sekali nggak membuat minder, lagipula yang tahu juga cuma kita sendiri. Hehehe.”

W: “Saat kita menginginkannya. Kalau tak ada niat dan keberanian, mau lajang atau sudah menikah, keperawanan tak akan hilang. Benar, tidak? Aku bukannya tidak bisa, hanya memang belum mau. Makin dewasa, makin banyak hal yang menjadi pertimbangan. Mungkin, aku malah tak akan melepaskannya. Untuk menikah saja sudah tak terlalu dipikir, berbeda dengan saat usia aku masih 30-an tahun. Sudah lewat masa paniknya.”

Jawaban mereka, mungkin mewakili jawabanmu. Atau punya pendapat lain? Share dong, di kolom komentar!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading