Sukses

Lifestyle

Baju Dodotan 'Wonder Woman Versi Jawa' GKR Hayu, Haruskah Punah?

Seperti yang kita semua tahu, Indonesia yang terdiri dari jajaran pulau ini punya banyak sekali suku dan budayanya masing-masing. Tak hanya tentang bagaimana mereka berbahasa, soal fashion pun juga berbeda-beda. Karenanya, sudah sejak zaman kita masih duduk di bangku taman kanak-kanak, setiap perayaan Hari Kartini selalu ada parade baju adat di sekolah. Jawa sendiri bahkan punya beberapa model baju yang memang sudah dipakai sejak zaman dahulu, termasuk baju 'wonder woman versi Jawa' unggahan GKR Hayu.

Akhir April lalu, Putri Ke-4 dari pasangan Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan Gusti Kanjeng Ratu Hemas dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat ini mengunggah sebuah foto dalam akun Twitter-nya. Tampak di dalamnya, bagian punggung daru sosok GKR Condrokirono berbalut kebaya dan kain batik Jawa. Di kanan dan kirinya, jajaran abdi dalem keraton berpakaian model dodotan, berbaris membawa sesajian. Mereka tampaknya sedang melangsungkan upacara keraton. Kebanyakan para abdi dalem ini memang sudah berumur.

"Wonder woman versi Jawa, Bu Setneg Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, bu bossnya Penghageng Tandha Yekti πŸ™ˆ *colek @gkrcondrokirono *," begitu tulis GKR Hayu dalam unggahannya tersebut.

Tak dinyana, akun @decolsin menyambar dalam unggahan tersebut. Merasa tak nyaman dengan gambar itu, dia membalasnya dengan kalimat nasihat, "@GKRHayu @gkrcondrokirono Aurat tuh ditutup! udah tua masih gak tobat."

Namun apa yang lalu dituliskan GKR Hayu untuk membalas komentar tersebut sungguh menampar. Akun @declosin dengan segera menghapus komentarnya, dan mengubah setting Twitter-nya menjadi private. Ya, dia kalah dengan kalimat sederhana GKR Hayu, "Kenapa? Bikin napsu?"

Alih-alih mendapat dukungan dari netizen, akun @decolsin malah dihujat habis-habisan karena dianggap tak tahu budaya. Bahkan salah satu akun sempat menyinggung negara lain dalam komentarnya. β€œIni asli Indonesia bukan Arab. Ora duwe adab,” tulis @tolkhamas ikut bikin ramai timeline GKR Hayu.

Jawa, terutama bagian tengah, memang masih sangat kental dengan budayanya. Keraton Yogyakarta masih berdiri kokoh di sana, dan para abdi dalem masih setia memberikan tenaganya, meski usia mereka sudah tak lagi muda. Abdi dalem ini, baik pria maupun wanitanya, semua mengenakan baju adat Jawa setiap mengemban tugas di dalam keraton. Para pria dengan beskap, bawahan kain batik, dilengkapi blangkon sebagai penutup kepala. Sedangkan wanitanya, memakai kebaya atau baju dodotan seperti pada foto unggahan ini.

Well ladies, kalau menurut kamu sendiri bagaimana? Apakah baju adat seperti ini harus juga direlakan punah seperti beberapa peninggalan sejarah lain yang ada di Indonesia? Kalau masih harus dilestarikan, kira-kira apa ya yang harus dilakukan?

(vem/dew)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading