2 Versi Penderita Kelainan Sadisme

Ladies, belakangan ini banyak sekali kasus kelainan seksual terjadi di masyarakat. Faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan seksual tersebut juga sangat beragam. Salah satu kelainan seksual tersebut ialah sadisme. Mungkin, sebagian besar dari Anda kurang begitu paham dan mengetahui dengan pasti apa sadisme itu.

Tahukah Anda bahwa istilah tersebut muncul pertama kali dari seorang bangsawan Perancis. Seseorang yang melakukan tindakan sadistik biasanya dia akan merasakan kepuasaan tersendiri jika orang tersebut melakukan hubungan seks dengan cara menyiksa, menganiaya dan menyakiti. Orang yang seperti ini akan terus menerus mencari pasangan seks yang sesuai dengan keinginannya.

Dijelaskan pada situs minddisorders.com, bahwa tindakan sadistik ini polanya ada dua versi, yaitu:
1. Seorang penderita sadistik mempunyai pasangan seks yang juga menikmati cara berhubungan seperti itu artinya, dia tidak merasa kalau secara fisik sudah disakiti (dicambuk, dipukul, diikat dsb), bahkan orang tersebut merasakan juga kenikmatan seksual dengan cara seperti tadi.
2. Seorang yang sadistik mempunyai pasangan seks yang merasakan dirugikan. Jelas ini masuk dalam tindak pidana karena masuk jenis perkosaan. Sadisme bisa juga terjadi jika salah satu pasangan memaksakan untuk menyalurkan hasrat seksualnya pada pasangannya tanpa mempertimbangkan keberatan atau tidaknya tindakan tersebut.

Dalam teori psikoanalitik, sadisme terkait dengan rasa takut pengebirian. Kriteria diagnostik klinis untuk kelainan ini adalah pengulangan dari perilaku selama setidaknya enam bulan, dan mengalami penurunan kemampuan untuk berfungsi sebagai akibat dari perilaku atau terkait dorongan atau fantasi. Kelainan ini bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan, baik heteroseksual dan hubungan homoseksual.

Oleh: Ismaya Indri Astuti