Sukses

Lifestyle

LGBT dan Agama (8): Isu Homoseksual Menurut Agama Buddha

Ladies, di artikel sebelumnya kita sudah membahas dua Agama Timur: Hindu dan Jainisme. Sekarang kita akan beralih pada bagaimana Buddha menyikapi perilaku homoseksual.

Menurut wikipedia.org, yang paling jelas diajarkan oleh Buddha adalah seseorang dilarang untuk mencandu kenikmatan seksual. Ajaran ke tiga dari Lima Ajaran Buddha adalah untuk tidak melakukan aktivitas seksual yang bertentangan dengan norma sosial.

Nah, pemaknaan norma sosial inilah yang berbeda-beda dari Agama Buddha di satu tempat dengan Agama Buddha di tempat yang lain. Selain itu, ajaran Buddha tidak mendefinisikan tindakan-tindakan yang salah ataupun benar bagi orang biasa. Dan isu homoseksual pun termasuk salah satunya.

Jadi, isu homoseksual bagi kebanyakan penganut Buddha bukanlah konsen Agama Buddha.

Menurut Buddha Konservatif, tindakan homoseksual dan bahkan hubungan seksual secara keseluruhan adalah halangan bagi seseorang untuk meningkatkan level pengetahuan spiritualnya. Hal itu tercantum pada buku pertama Tripitaka, Vinaya.

Tapi seperti yang sudah dituliskan tadi, lain ladang lain belalang. Di Era Edo Jepang, homoseksual lebih diterima. Khususnya cinta homoseksual di antara pendeta junior dengan pendeta senior.

Di Thailand, homoseksual muncul sebagai bentuk karma seseorang karena telah melakukan dosa di kehidupan lalunya. Jadi, bermacam-macam kan pandangan Buddha mengenai prilaku homoseksual.

Jangan beranjak dulu, Ladies. Kita masih akan membahas bagaimana Agama-agama di Cina memandang prilaku homoseksual. Menarik, bukan? Makanya, jangan beranjak dan selamat membaca!

 

Oleh: Sahirul Taufiqurrahman

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading