Sukses

Lifestyle

Meraup Sampah Plastik di Sungai dengan Mesin Raksasa untuk Cegah Laut Tercemar

Fimela.com, Jakarta Laut Indonesia yang tercemar begitu banyak sampah bukan hanya merugikan ekosistem di dalamnya. Tetapi, juga mengganggu perekonomian Tanah Air karena banyak ikan dan hewan penghuni laut di dalamnya mati dan terjangkit penyakit akibat pencemaran tersebut. 

Membersihkan laut dan pantai ternyata bukan solusi terbaik. Pasalnya, laut akan kembali tercemar lagi dan lagi ketika manusia masih membuang sampah ke dalam sungai. Sementara itu, ada beberapa sungai di Jakarta yang langsung menyambung ke laut. 

Melihat hal ini, Danone dan Aqua di Indonesia bekerja sama dengan the Ocean Cleanup untuk melakukan sebuah riset pengumpulan sampah plastik di sungai menggunakan sistem InterceptorTM 001 yang ditempatkan di Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk. Kerjasama ini didukung Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah DKI Jakarta, dan Pemerintah Belanda. 

Setelah melakukan riset selama 12 bulan, ada 3 riset yang dilakukan. Mereka bersama-sama mengukur kuantitas dan tipologi sampah plastik di sungai. Kemudian, mereka juga mengembangkan sistem pemilahan yang efektif dan aman untuk memproses sampah plastik di sungai. Terakhir, mengindentifikasi teknologi dan industri yang mampu mendaur ulang sampah plastik dari sungai. 

Hasil Temuan Riset

Hasil riset ini menunjukkan beberapa hal penting. Salah satunya, InterceptorTM 001 ternyata dapat mengurangi 60% sampah di sungai yang menuju ke laut. Mesin raksasa penjaring sampah tersebut ternyata menemukan 1,8 ton sampah per hari atau 670 ton per tahun yang mengalir di sungai tersebut. Selama riset berjalan, mesin beroperasi selama 24 jam per hari. 

Riset tersebut juga mengidentifikasi jenis-jenis sampah apa saja yang ada di sungai. Ternyata, sampah plastik jumlahnya paling besar, diikuti sampah organik. Sayangnya, sampah plastik yang ditemukan di sungai sangat kotor, sehingga tidak bisa didaur ulang. 

Menurut Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia, Safri Burhanuddin, sampah plastik merupakan isu global yang tidak hanya berdampak pada lingkungan saja, tetapi juga pada perekonomian, pariwisata, dan kesehatan. 

"Sampah plastik adalah isu global yang sangat signifikan dan dampaknya tidak hanya pada lingkungan kita, namun juga terhadap perekonomian, pariwisata serta kesehatan. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia memiliki target mengurangi sampah sebanyak 70% sampah plastik di laut pada 2025 nanti," jelasnya. 

#Growfearless with FIMELA

Fimela ingin mengajak kamu untuk lebih inspiratif dan positif dengan lewat berbagai kelas menarik di Fimela Fest 2019. Yuk, daftarkan dirimu di sini!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading