Sukses

Lifestyle

Nasihat Terbaik soal Percintaan dari Ibu

Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.

***

Oleh: Budi Rahmah Panjaitan - Medan

Sore itu, langit terlihat gelap. Angin berembus sedikit lebih kencang dari biasanya hingga mengusik poni di depan keningku. "Hm, kayaknya udah mau hujan nih," pikirku dalam hati.

Dugaanku benar, tidak berapa lama, tetesan air hujan mulai turun. Dimulai dari gerimis hingga hujan yang cukup lebat. Segera aku menutup jendela ruang tamu lalu berlari ke kamar tidurku. Aku ingin memastikan jendela di sana juga sudah tertutup dengan baik hingga tak ada tempias yang masuk.

Usai kututup, segera aku merebahkan diri sembari membuka layar ponselku. Lagi-lagi, timeline media sosial menjadi hal yang menarik bagiku. Kulihat isinya sangat beragam. Ada cerita sedih, ada pula cerita bahagia. Rata-rata timeline itu diisi oleh cerita teman-temanku. Mereka yang selalu jadi pusat perhatianku. Dari sana aku selalu tahu bagaimana keadaan mereka. Apalagi mereka yang selalu on setiap saat.

Tiba-tiba, kudengar suara pintu kamar yang terbuka. Sontak saja mataku langsung tertuju ke sana. Kulihat ada ibu yang datang sembari membawakan minuman hangat. Ternyata itu adalah jahe dicampur madu. Kata ibu, baik untuk kesehatanku.

"Lagi ngapain, Nak?" ujar ibu. "Biasa lah bu, aku kan hantu timeline hehe," ujarku sambil cengingisan menebar senyum. "Ah, jangan seru-seru kali di dunia maya, toh dunia nyata masih memberi ruang buat seru-seruan juga kok," ujar ibu. "Hm, iya bu, tapi aku selalu kepo nih sama kegiatan teman-teman di masa libur ini, pas aku lihat sih, mereka ada yang liburan ke pantai, ada yang di rumah aja, ada juga yang lagi patah hati haha," ujarku. "Hus kamu, masa orang patah hati diketawain, awas lho, suatu saat kau terkena," pungkas ibu. "Ih ibu. Jangan dong. Doain anak ibu ini biar jangan pernah patah hati ya, hehe," jawabku.

"Patah hati itu udah bagian dari hidup. Ada saatnya kita akan dihadapkan dengan masalah yang berhubungan dengan perasaan. Sementara perasaan itu tidak bisa dibohongi sekalipun kamu senyum bahkan tertawa terbahak-bahak. Dia ada di dalam jiwa dan tak banyak yang bisa mengerti," ujar ibu. Sejenak aku terdiam mendengar kata-kata ibu. "Hm, aku jadi takut Bu, suatu saat aku ada di posisi dia. Ibu tahu, temanku itu patah hati karena ditinggal menikah sama cowoknya Bu, padahal udah 10 tahun pacaran loh. Seseram itukah tidak berjodoh?" ucapku. "Iya, memang seseram itu, dan kadang kita tak akan bisa mengerti sebelum mengalaminya, jadi jangan tertawakan," ucap ibu. "Jadi, gimana sih kita memposisikan diri sebagai cewek yang tegar dan kuat hatinya, Bu?" tanyaku.

 

Nasihat Ibu

"Ingat nasihat ibu baik-baik. Nak, siapa pun yang ingin kamu cintai, cintailah! Namun jangan lupa, ada Tuhan yang sudah seharusnya menjadi prioritas utama kamu dalam mencintai. Sudah seharusnya kamu mencitai-Nya melebihi ibu, ayah dan keluarga kita, apalagi dia yang akan kamu temukan di dalam petualangan hidup kamu nantinya. Ketika kamu benar-benar mencintai Tuhan sebagai prioritas utama, maka kamu akan tahu bahwa cinta manusia itu tidak sebesar dan setulus yang dibayangkan. Karena apa? Karena cinta Tuhan yang tidak terhitung besarnya.

Selain mencintai Tuhan, kamu juga harus tau Nak, sisakan cinta untuk diri kamu sendiri. Tidak jarang ibu temukan, mereka menyakiti diri sendiri karena merasa tersakiti oleh orang lain. Bukankah hal itu adalah hal yang sangat bodoh. Cinta terhadap diri sendiri adalah benteng pertahanan terakhirmu nak. Di kala kamu tak lagi punya benteng itu, maka kamu tak lagi rasional, yang kamu tahu diri kamu tak lagi berguna dan telah kehilangan segalanya.

Jika kamu merasa tersakiti oleh seseorang, ingat kembali prioritas cinta kamu dan benteng pertahanan kamu yang terakhir. Jangan pernah hancurkan benteng itu. Bayangkan, jika kamu sudah disakiti kemudian kamu tak lagi rasional dan malah menimpali diri kamu dengan hal serupa. Bukankah itu hal yang gila. Tolong Nak, ingat pesan dan nasihat ibu ini sampai kapan pun," jelas ibu.

Mendengar itu, sontak aku langsung memeluk ibu. Aku tak tahu apakah aku bisa atau tidak melakukan apa yang ibu pesan dan nasihatkan ini suatu saat nanti. Hal yang kutahu adalah aku harus berusaha sekuat tenaga menjaga dan menerapkan pesan yang sudah ibu sampaikan. I love you, Ibu.

Semua yang keluar dari mulut ibu selalu sakral untukku, berpengaruh dan memberiku semangat lebih. Terima kasih ibu, cintaku akan selalu menetap untukmu.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading