Sukses

Lifestyle

Ulasan Novel Kim Ji-yeong Lahir Tahun 1982

Fimela.com, Jakarta Judul: Kim Ji-yeong Lahir Tahun 1982

Penulis: Cho Nam-Joo

Alih bahasa: Iingliana

Editor: Juliana Tan

Penyelaras aksara: Mery Riansyah

Ilustrator: Bella Ansori

Cetakan ketiga: Januari 2020

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Kim Ji-yeong adalah anak perempuan yang terlahir dalam keluarga yang mengharapkan anak laki-laki, yang menjadi bulan-bulanan para guru pria di sekolah, dan yang disalahkan ayahnya ketika ia diganggu anak laki-laki dalam perjalanan pulang dari sekolah di malam hari.

Kim Ji-yeong adalah mahasiswi yang tidak pernah direkomendasikan dosen untuk pekerjaan magang di perusahaan ternama, karyawan teladan yang tidak pernah mendapat promosi, dan istri yang melepaskan karier serta kebebasannya demi mengasuh anak.

Kim Ji-yeong mulai bertingkah aneh.

Kim Ji-yeong mulai mengalami depresi.

Kim Ji-yeong adalah sosok manusia yang memiliki jati dirinya sendiri.

Namun, Kim Ji-yeong adalah bagian dari semua perempuan di dunia.

Kim Ji-yeong, Lahir Tahun 1982 adalah novel sensasional dari Korea Selatan yang ramai dibicarakan di seluruh dunia. Kisah kehidupan seorang wanita muda yang terlahir di akhir abad ke-20 ini membangkitkan pertanyaan-pertanyaan tentang praktik misoginis dan penindasan institusional yang relevan bagi kita semua.

***

Apakah terlahir sebagai perempuan merupakan sebuah kutukan? Benarkah seorang perempuan hidupnya akan terasa lebih susah dan berat dibandingkan pria? Memang tak bisa dipungkiri bahwa setiap pilihan yang dibuat seorang perempuan tidak pernah mudah. Mulai dari pilihan dalam bersekolah, berkuliah, bekerja, hingga berumah tangga. Selalu saja ada lika-liku tersendiri yang harus dihadapi seorang perempuan dalam hidupnya.

Bagi yang sudah menonton film Kim Ji-young, Born 1982 pasti paham betapa beratnya terlahir sebagai seorang perempuan di akhir abad ke-20 di Korea. Melepas karier setelah menikah tidaklah mudah bagi seorang Ji-young. Walaupun suaminya selalu berusaha memberi dukungan dan semangat padanya, tetap saja tekanan dari berbagai pihak hingga cibiran dari orang asing membuat hidupnya kelabu.

Film yang dibintangi oleh Gong Yoo dan Jung Yu-mi tersebut dibuat berdasarkan novel berjudul Kim Ji-yeong Lahir Tahun 1982. Novel ini kabarnya menjadi novel yang sensasional karena mengangkat isu misoginis, patriarki, dan kesetaraan gender. Terbagi atas enam bagian: Musim Gugur 2015, 1982-1994, 1995-2000, 2001-2011, 2012-2015, dan 2016, novel ini menceritakan kehidupan Ji-yeong dari masa ke masa beserta berbagai isu dan permasalahan yang dihadapinya pada masa tersebut.

Di antara anggota-anggota OECD Organisation for Economic Cooperation and Development (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi), Korea Selatan adalah negara yang memiliki selisih penghasilan terbesar antara pria dan wanita. Menurut data statistk tahun 2014, apabila penghasilan pria adalah 1 juta won, maka penghasilan rata-rata perempuan dalam OECD adalah 844 ribu won. Menurut Index Langit-Langit Kaca yang diumumkan oleh majalah Inggris Economist, di antara negara-negara yang diikutkan dalam survei, Korea berada di posisi paling bawah. Hal itu menandakan bahwa Korea merupakan negara yang paling tidak ramah bagi pekerja perempuan. (halaman 123)

Melalui novel ini, wawasan dan mata kita akan terbuka lebih lebar tentang betapa besar perjuangan yang harus dilakukan seorang perempuan sejak kecil hingga dewasa untuk bisa mendapatkan hidup yang diimpikan. Stereotipe tentang kaum perempuan yang dianggap "tidak bisa lebih baik" daripada kaum pria masih jamak di masyarakat. Di negara Korea Selatan yang mungkin bagi kita tampak gemerlap memiliki permasalahan yang sepertinya masih terus ada hingga sekarang tentang kesetaraan gender.

Tapi alasan aku bekerja bukan karena kau memintaku bekerja. Aku bekerja karena aku suka bekerja. Aku menyukai pekerjaanku dan uang yang kudapatkan. (Kim Ji-yeong)

Di antara kita mungkin pernah atau sedang mengalami yang dirasakan oleh Ji-yeong. Mulai dari sulitnya mencari pekerjaan, harus "mengalah" dengan kandidat pria yang lebih diunggulkan, begitu sudah bekerja masih harus dihadapkan pada sulitnya mendapatkan promosi dan perlakuan yang layak. Serta dilema yang harus dihadapi ketika sudah menikah dan mempunyai anak. Ingin tetap bekerja tapi nanti dianggap tidak peduli pada anak. Ingin melepas karier tapi harus mengorbankan kesempatan untuk eksistensi diri dan menambah penghasilan. Belum lagi dengan harus menghadapi perlakuan dari keluarga yang meninggalkan luka tersendiri.

Apabila kita tetap bekerja dan meninggalkan anak-anak di bawah pengawasan pengasuh anak, tidak berarti kita tidak menyayangi anak kita. Sama seperti apabila kita berhenti bekerja demi membesarkan anak, tidak berarti kita tidak memiliki semangat untuk bekerja. (halaman 145)

Novel ini tidak terlalu tebal, tapi membacanya memang perlu pelan-pelan. Selain pemaparan soal kisah hidup Kim Ji-yeong, diselipkan juga beberapa data dan fakta tentang yang dialami perempuan pada tahun-tahun kehidupan Kim Ji-yeong. Apa yang dialami Kim Ji-yeong masih dialami juga oleh banyak perempuan di berbagai belahan dunia.

Sebaik apa pun orangnya, pekerja perempuan hanya akan menimbulkan banyak kesulitan apabila mereka tidak bisa mengurus masalah pengasuhan anak. (halaman 175)

Kim Ji-yeong Lahir Tahun 1982 merupakan novel yang penting. Banyak isu terkait perempuan dalam novel ini yang akan terus jadi bahan diskusi menarik. Novel ini tak hanya membuka mata kita mengenai masalah-masalah yang masih ada dan nyata dihadapi oleh kaum perempuan, melainkan juga menggugah kita untuk mengambil sikap serta berupaya mencari solusi terbaik agar bisa menjalani hidup yang lebih bermakna sebagai perempuan.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading