Sukses

Lifestyle

Ulasan Novel Mencari Simetri Karya Annisa Ihsani

Fimela.com, Jakarta Judul: Mencari Simetri

Penulis: Annisa Ihsani

Penyunting: Merry Riansyah

Penyelaras aksara: Yuliono

Desain sampul: Sukutangan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Menjelang usia kepala tiga, April merasa gamang dan kehilangan arah. Ia memiliki karier yang nyaman, tapi tidak bisa dibanggakan. Punya banyak teman, tapi mereka sibuk dengan keluarga masing-masing. Dekat dengan Armin, tapi tak pernah ada kejelasan. Belum lagi menghadapi keanehan Papa yang terus menerus melupakan hal sepele.

Enam tahun April terjebak dalam hubungan yang rumit dengan Armin. Entah salah satu dari mereka punya pacar, atau memang sudah terlalu nyaman berteman. April tetap tak mampu melepaskan Armin sebagai sosok pria ideal.

Saat menemani Papa melalui serangkaian tes medis, Lukman hadir. Pria itu menawarkan kehidupan yang mapan dan hubungan serius.

April berusaha mencari cara untuk menyeimbangkan hidupnya kembali. Dan cara untuk menemukan simetri hatinya. Memilih hidup bersama Lukman, atau menunggu Armin entah sampai kapan.

***

Pada titik tertentu dalam hidup kita bisa mengalami yang namanya kehilangan arah. Bahkan mungkin seperti tak tahu lagi harus melangkah ke mana. Seperti yang dialami oleh April. Di usianya yang akan menginjak kepala tiga, dia merasa hidupnya makin hampa. Karier yang biasa saja, belum menemukan belahan jiwa, teman-teman yang sudah sibuk dengan keluarga masing-masing, ditambah lagi dengan kondisi papanya yang menunjukkan sejumlah gejala yang mengkhawatirkan pada kesehatannya.

Sebenarnya ada pria yang ditaksir April. Armin namanya. Sudah enam tahun lamanya ia memendam rasa suka pada teman sekantornya tersebut. Hanya saja kondisi dan keadaan seolah tak pernah memberi mereka berdua kesempatan untuk bisa lebih dekat untuk menjalin hubungan yang romantis. Bagi April, Armin adalah sosok yang paling ideal untuknya.

Di tengah rasa galau dan kegamangannya, April dihadapkan pada situasi sulit mengenai kondisi papanya. Bisa dibilang ada yang tidak biasa dari papanya yang semakin pelupa bahkan makin sensitif mudah marah-marah. Sampai kemudian muncul seorang pria bernama Lukman. Lukman sebenarnya bukan orang yang benar-benar baru dalam kehidupan April. Hanya saja ketika Lukman muncul kembali, ada sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.

 

"Cinta bisa datang dan pergi," kata Mama praktis. "Komitmenlah yang membuatmu tetap bertahan saat kau bangun pada pagi hari dan tidak lagi kasmaran dengan orang yang tidur di sebelahmu."

 

Membaca Mencari Simetri kita akan merasa bisa memahami kegamangan yang dialami April. Urusan jodoh yang tak kunjung dapat, pekerjaan yang belum bisa cukup dibanggakan bahkan kepada orangtua, dan rasa kesepian karena makin sempitnya lingkaran pertemanan yang ada. Apa yang dialami April mewakili situasi yang sepertinya dihadapi oleh banyak perempuan lain di luar sana.

 

"Terakhir aku berkumpul bersama teman-temanku, ada lebih banyak anak kecil daripada orang dewasa. Aku merasa agak... tersisih. Entahlah, seperti mereka sudah mencapai sesuatu dan aku tertinggal di belakang."

 

Kadang kita merasa saat sudah mencapai akhir usia 20-an kita sudah menjadi orang yang benar-benar dewasa. Bisa membaut keputusan-keputusan terbaik dalam hidup kita. Namun, pada kenyataannya masih banyak hal yang perlu kita pelajari. Masih banyak hal baru yang membuat kita cemas dan was-was sendiri.

April begitu bingung dan dilematis dalam mencari cinta. Ia ingin memiliki Armin tapi situasi justru tak berjalan sesuai dengan keinginannya. Sedangkan dengan Lukman, ada getaran yang belum bisa ia dapatkan meski Lukman sudah begitu baik padanya. Sampai kemudian nasihat dari papanya sendiri yang membuat April mengambil keputusan yang tegas.

Dalam pertemanan, tak bisa dipungkiri bahwa April merasa kesepian. Sahabatnya yang baru melahirkan tampak begitu sibuk dan sudah memiliki dunia baru yang lebih baik. Kedekatan yang dulu ia miliki bersama sahabatnya kini terasa sangat berjarak. Walau sebenarnya dengan komunikasi yang baik dan berusaha tetap saling memahami satu sama lain, keadaan bisa dijalani dengan baik.

 

Di masa sekolah, kami bertemu setiap hari, jadi pertemanan kami berjalan begitu saja. Namun, pertemanan di usia dewasa itu beda lagi; seperti hubungan lain, kau harus terus membuat usaha ekstra untuk mempertahankannya.

 

April seperti kebanyakan perempuan lain juga ingin menikah. Namun, untuk bisa menemukan simetrinya sendiri masih terbilang sulit bagi dirinya. Melihat kenyataan dalam kehidupan pernikahan yang dijalani kakak perempuannya dan peran baru yang disandang sahabatnya sebagai ibu, April seakan tak mau terlalu gegabah dalam mencari pasangan. Walau dia sendiri juga tak bisa menyembunyikan rasa galau dan keluhan-keluhan yang dirasakan dalam hidupnya.

Walau rasanya tidak ada konflik yang begitu menonjol di novel ini, hal-hal yang disampaikan dan dirasakan April terasa begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan akhir ceritanya pun terbilang tak biasa. Untuk bisa tetap berpikiran waras dan bahagia sebagai perempuan lajang di usia menjelang 30an mungkin tak mudah. Namun, bukan berarti kita begitu saja menyerah pada kehidupan yang ada.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading